Tercyduk

3.7K 188 52
                                    

Happy reading...

Wilo berjalan memasuki rumah di tuntun oleh kedua orang yang Wilo amat sayangi, yaitu Mami There dan juga mama Nia. Suami nya di biarkan untuk membawa semua barang belanjaan yang mereka beli. Mereka baru memeriksakan kandungan Wilo yang sudah menginjak usia 5 bulan, Wilo memang sudah memiliki jadwal untuk melakukan USG guna mengetahui jenis kelamin serta perkembangan buah hati nya. Setelah itu mereka memutuskan untuk berbelanja.

Orang tua Kevin sudah seminggu berada di Jakarta tentu menemani menantu yang tengah mengandung cucu mereka, sedangkan mami There sudah menginap selama 3 hari. Semua tampak berkumpul di rumah Wilo hari ini, mulai dari Lala dan keluarga kecilnya sampai keluarga kecil Nico. Rumah tampak ramai dengan celotehan anak kecil membuat Wilo tersenyum senang kedatangan ponakan-ponakan lucu nya.

"Kamu duduk di sini aja biar dapur urusan kami aja, oke." Mama Nia membantu mendudukan Wilo di sofa ruang tamu, Wilo meringis tak nyaman atas perlakuan seluruh keluarga nya saat ini, sebab Wilo tak merasakan masalah pada kandungan nya, tubuhnya bahkan sangat sehat tapi keluarga nya memperlakukan nya sangat berlebihan. Wilo hanya menghela nafas pasrah over protektif ternyata tak hanya pada suami nya tapi juga keluarga yang lain.

"Bawa ke dapur Vin." Ucap mama Nia memandang Kevin yang tengah membawa barang belanjaan, suami nya terlihat kerepotan tapi Wilo tak bisa berbuat banyak, ingin membantu pun tak akan di boleh kan oleh mama Nia.

"Gimana hasilnya?" Tanya papa Sugi yang datang menggandeng Gama dan Afkel dari taman belakang. Wajahnya tampak bersemangat untuk mengetahui jenis kelamin cucu baru nya.

"Perempuan pa dan semua nya sehat." Mama Nia menjawab dengan binar bahagia nya.

"Akhirnya ada cucu perempuan yang bakal jadi princess, nanti pasti di jaga banget sama kedua jagoan." Kekeh papa Sugi bahagia.

"Wah bakal ada yang makin protektif nih." Celetuk Tiffany yang baru datang dari dapur dengan Kevin di sampingnya, Kevin mendudukan diri di samping Wilo menyandarkan kepala nya pada bahu istrinya.

"Kenapa?" Tanya Ko Nico yang juga baru bergabung.

"Wilo anak nya cewek yang." Jawab Tiffany.

"Serius?" Tanya Ko Nico.

"Ya masa ngibul koh." Jawab Kevin.

"Duh mantep nih nanti gak cuma di protektif in sama papa nya tapi juga kedua jagoan kita." Kekeh Ko Nico melihat ke arah Gama dan Afkel yang sedang bermain.

"Terus gimana sehat-sehat aja kan gak ada masalah?" Tanya Tiffany.

"Semua nya sehat ci." Jawab Wilo mendapat senyuman dari semuanya.

"Kak Lala sama mas Rafka kemana?" Tanya Wilo celingukan.

"Di kamar, Rafka katanya agak gak enak badan." Jawab papa Sugi di angguki Wilo.

"Yaudah yuk masak-masak." Ajak Mami There di angguki mama Nia.

"Wilo boleh ikut ya?" Wilo tampak memelas berharap semua nya akan mengijinkan.

"Enggak!!!" Jawaban kompak semuanya membuat Wilo pasrah.

"Udah kamu di sini aja." Ucap Kevin membaringkan tubuhnya dengan bantalan paha Wilo, para perempuan sudah pergi ke dapur sedangkan papa Sugi membawa dua cucu nya jalan-jalan keluar meninggalkan Nico yang tampak malas melihat pasangan suami istri di depan nya.

"Bosen aku mas." Ucap Wilo mengerucut gemas.

"Liatin aku aja gak akan bosen." Balas Kevin membuat Nico memutar bola mata nya.

"Mending gue nyusulin papa dari pada jadi obat nyamuk." Celetuk Nico membuat Kevin beralih menatap kakak nya yang sudah berdiri dari duduknya.

"Lah suruh siapa di situ ganggu orang pacaran aja, huss sana." Usir Kevin dengan ringisan begitu Wilo mencubit pinggang nya. Nico hanya mendengus sebal lalu beranjak meninggalkan mereka.

"Mas ih gak boleh gitu." Ucap Wilo malu.

"Biarin aja sayang." Ucapnya. lalu wajahnya ia hadapkan ke arah perut Wilo, "sehat terus ya princess nya papi, pasti kamu nanti cantiknya kaya mami kamu." Kekeh Kevin mengelus sayang perut Wilo yang sudah membuncit.

"Mami kamu dan kamu adalah anugerah untuk papi sayang, sampai saat ini dan detik ini bahkan papi gak nyangka kalo mami dan kamu benar-benar nyata yang Tuhan kasih untuk papi bukan sekedar bayangan atau mimpi. Kita sudah melewati banyak hal sampai kamu hadir di sini smoga kedepan nya tak ada lagi kesedihan, papi akan lakukan apapun untuk kebahagiaan kamu termasuk mami kamu sekalipun nyawa yang harus papi korban kan." Setitik air mata menetes, tangan nya tak berhenti mengelus lembut perut Wilo.

"Mas,-" Suara Wilo tercekat, ia tak mampu berkata karena nyata nya air mata ikut luruh begitu saja.

"Kamu harus kuat di sana, kamu harus berjuang apapun yang akan kita hadapi suatu saat nanti, kamu juga harus jaga mami ya sayang." Kevin mengecup perut Wilo berulang kali lalu kemudian mendongak menatap istrinya dan tersenyum lembut, "buat mami nya princess, kamu jaga dia ya, berjuang bersama sampai dia melihat dunia." Ucap nya lembut.

Kevin mendudukan diri begitu melihat istrinya menangis tanpa suara, "kita akan terus sama-sama kan mas? Aku, kamu, dan putri kita atau bahkan anak-anak kita nanti. Kita pasti jadi keluarga kecil yang bahagia." Kevin tersenyum lalu menghapus air mata istri nya.

"Selalu." Jawabnya kemudian merengkuh tubuh istrinya.

Kevin melepas pelukan nya, menatap lekat manik mata istri nya. Senyum di bibirnya tak luntur menandakan betapa bahagia nya diri nya, ia hanya berharap smoga apapun yang mereka hadapi di depan tidak akan mengubah kehidupannya seperti saat ini, ada istri nya bahkan calon anak nya yang butuh ia bahagia kan.

Kini mata Kevin beralih menatap bibir merah muda istri nya perlahan kepala nya semakin mendekat, sedangkan Wilo yang mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya hanya memejamkan mata nya, hembusan nafas kedua nya saling terasa hingga Kevin hampir berhasil meraihnya. Namun,--

"Ehmmm." Dehaman seseorang membuat mereka dengan cepat menjauhkan diri, Kevin yang berbalik badan melihat siapa yang menganggu kegiatannya mengurungkan diri untuk mengumpat karena mama Nia lah yang tengah berdiri dengan tangan bersedekap dan menatap Kevin tajam.

"Mama gak liat tapi kalo mau iya-iya tau tempat ya anak mama tersayang, mantu mama jangan di mesumin di sembarang tempat. Untung mama yang liat kalo cucu mama yang liat, mata mereka udah gak suci lagi." Ucapan Mama Nia membuat Wilo menunduk malu bagaimana bisa akan melakukannya di ruang tamu di saat anggota keluarga nya juga berada di rumah ini, Kevin yang berasa menjadi tersangka pun hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil menampilkan cengiran bodoh nya.

END
























.
tapi boong wkwkwk

After (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang