13

3.7K 162 72
                                    

Sekeras apapun aku mencoba tak peduli tapi nyata nya sesak ini semakin menjadi
~

Happy reading...

Wilo pikir setelah kejutan manis yang Kevin berikan di anniversary pernikahan mereka mampu membuat suasana hati nya semakin membaik tapi nyata nya kebahagiaan itu hanya sesaat ia rasakan, bukti nya ia kembali memikirkan permasalahan yang terus berputar di otak nya.

Berita wawancara saat itu sudah muncul di mana-mana, banyak dukungan dari penggemar nya namun tak sedikit yang mencibir dan menyudutkan Wilo dengan kata-kata yang tak enak di baca, sekuat apapun Wilo berusaha untuk tak peduli namun hati nya tak bisa berkerja sama dengan baik, hati nya sungguh terluka. Tak bisa kah mereka mengerti perasaannya wanita yang tak kunjung mendapat titipan buah hati, tak bisa kah mereka diam sejenak untuk tak mengeluarkan kata-kata yang menggoreskan hati nya terlalu dalam, bahkan kebanyakan yang berbicara adalah seorang wanita yang pasti paham apa yang di rasakan Wilo saat ini.

Kenapa Kevin yang harus mereka kasihani, sebegitu tak pantas kah diri nya yang belum bisa memberi suami nya keturunan untuk bisa terus bahagia bersama. Mengapa mereka seolah mengadili diri nya yang bahkan ini bukan keinginan nya.

"Mungkin lain kali kamu jauhi wartawan." Ucap Kevin yang melihat istri nya melamun di balkon kamar mereka. Kevin jelas sudah tau masalah wawancara Wilo yang sungguh mengganggu Kevin beberapa waktu terakhir melihat istri nya semakin larut dalam kesedihan, Kevin menggeram merasa emosi dengan media yang membuat panas keadaan gara-gara mereka istri nya terlihat murung, hal yang kevin benci.

"Sudah mandi mas?" Wilo berusaha mengalihkan topik pembicaraan padahal jelas Kevin memang baru selesai mandi.

"Berapa kali aku sudah bilang sama kamu, jangan di pikirin abaikan orang-orang yang bahas itu." Kevin tak mengindahkan pertanyaan Wilo.

"Gimana bisa mas aku seorang istri." Jawab Wilo lemah.

"Terus dengan kamu pikirin, bikin kamu murung kaya gini bagus?" Wilo diam tak menjawab membuat Kevin menghela nafas berat.

"Siap-siap kita butuh hiburan di luar." Ucap Kevin berlalu masuk kedalam kamarnya, Wilo pun mengekor untuk mengganti baju. Entah akan kemana mereka hari ini.

***

Kevin membawa Wilo menonton dan jalan-jalan di sekitar pusat perbelanjaan namun tetap saja Wilo tak menikmati nya, Wilo sadar suami nya berusaha keras menghibur nya sehingga Wilo memaksa kan tersenyum walau kenyataannya hati nya tak sejalan dengan ekspresi nya saat ini.

Kevin terus menggenggam tangan Wilo erat seolah jika melepasnya maka Wilo akan pergi, Kevin paham bagaimana suasana hati istri nya saat ini sudah berbagai macam cara untuk menghiburnya tapi kenyataan senyum palsu yang ia dapat, Kevin benci melihat Wilo sesedih ini namun ia tak bisa berbuat banyak karena kehamilan adalah hal sensitif untuk seorang istri.

"Apa perlu kita pergi kedokter lagi sekarang?" Mereka saat ini sedang duduk di sebuah taman.

"Gak usah mas, kita udah sering pergi kedokter kita udah rajin program kehamilan tapi gak ada hasilnya apa-apa." Wilo memandang lurus kedepan, melihat anak-anak kecil bermain dengan riang hal itu menambah sisi terluka nya seorang istri.

"Kita masih banyak waktu buat terus mencoba yang, kenapa kamu jadi pesimis kaya gini." Wilo tak menjawab pikirannya benar-benar kosong, apapun yang di katakan suami nya saat ini tak bisa berpengaruh apa-apa bagi nya.

"Kevin." Sapaan seseorang membuat mereka menatap pada seorang wanita yang berdiri anggun di dekat mereka, mereka sontak berdiri tersenyum ramah walau Wilo tak tau wanita di depannya ini siapa.

"Apa kabar? Lama gak ketemu." Ucap wanita itu.

"Baik." Jawab Kevin.

"Ah ini istrimu? Kenalin aku Naomi, teman kuliah Kevin di surabaya." Naomi mengangsurkan tangannya di sambut Wilo dengan baik, tentu baik yang tidak baik-baik saja.

"Di Jakarta ngapain?" Tanya Kevin, mungkin jika suasana hati Wilo cukup baik pertanyaan Kevin pada Wanita itu biasa saja, namun kali ini ia merasa Kevin menyambut dengan baik wanita itu seolah dulu mereka cukup dekat saat kuliah.

"Liburan aja." Kekeh Naomi lalu melirik Wilo, "kalian lagi apa? Lagi nunggu anak kalian main, dimana dia?" Wilo mendesis, apakah wanita di depannya ini buta media sehingga ia tak tau sama sekali, walau Wilo tak lagi aktif di dunia hiburan tapi berita tentang nya selalu di buru oleh media atau setidaknya wanita itu pasti melihat instagram suami nya yang jelas-jelas tak pernah mengunggah foto seorang anak.

"Kami belum punya anak." Jawab Kevin.

"Oh maaf aku gak tau, soalnya kalian dah menikah cukup lama aku pikir kalian udah punya anak." Wilo mengepalkan kedua telapak tangannya, rasa sesak semakin menjadi sedangkan suami nya hanya menjawab dengan senyuman.

"Kapan ke Surabaya lagi?" Tanya Naomi seolah tak peduli dengan Wilo yang sudah ingin menangis menahan gejolak hati yang begitu menyakitkan.

"Belum ada rencana."

"Mungkin kapan-kapan perlu di adakan reuni angakatan kali ya biar kamu mau nginjakin kaki di Surabaya lagi." Kekeh Naomi, jika di lihat Wilo jelas tau bahwa Naomi menaruh hati pada suami nya. Tak bisa kah wanita ini menghargai perasaan istri nya yang berada di sampingnya, begitu penting kah suami nya harus menginjakan kaki di Surabaya kenapa wanita ini terkesan memaksa.

"Mungkin lain kali kalo ada kepentingan yang bener-bener penting aja." Jawab Kevin.

"Ah iya kamu sudah beristri jadi gak bisa sebebas itu lagi ya." Naomi kembali terkekeh, entah seperti sindirian Naomi mengatakan itu, seolah Kevin terkekang dengan pernikahannya. Rasa nya ia ingin pergi saat ini juga menghindar dari setiap omongan wanita yang merasa terganggu dengan kehadirannya di dekat Kevin, Wilo tak bodoh perasaan apa yang wanita itu rasakan terhadap suami nya.

"Karena istri prioritas ku, lagian aku punya kesibukan." Naomi hanya tersenyum menanggapi nya, "kami duluan." Lanjut Kevin membawa Wilo pergi dari situ.

TBC

masih sabar kan? Wkwk

Author meliburkan diri dulu yak sampe banyak yang komen🤣
*koreksi

After (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang