9

3.7K 155 25
                                    

Happy reading...

Wilo duduk di pinggir ranjang dengan kepala yang terus menunduk, ia sudah melakukan tespeck beberapa saat lalu dan hasil nya adalah negatif. Harapan tinggal harapan jika saat ini tidak ada mertua nya sudah di pastikan ia akan menangis tersedu, namun sebisa mungkin ia menguat kan diri.

"Sayang gak usah di pikirin ya, kalian kan sudah berusaha mencoba, kalo belum juga ya berarti belum saat nya kalian di kasih kepercayaan." Mama Nia mencoba menenangkan Wilo, ia tau pasti menantu nya itu merasa sedih dah kecewa.

"Bener kata mama, gak usah di pikirin kalo udah waktu nya pasti di kasih." Ucap papa Sugi.

Wilo mencoba tersenyum walau mata nya menyiratkan kesedihan.

"Mama sama papa tinggal ya, Vin kasih Wilo semangat." Pesan mama Nia mengusap pelan rambut Wilo sebelum meninggalkan kamar.

Kini hanya ada Kevin dan Wilo yang di selimuti keheningan, Kevin sangat mengerti apa yang di rasakan istri nya saat ini, selama ini mereka tak hanya diam mereka sudah berusaha menjalani program kehamilan dan berbagai konsultasi, kedua nya terbilang sehat namun mungkin tuhan belum memberikan kepercayaan seorang malaikat kecil di antara mereka.

Bahu Wilo bergetar hebat, isakannya pun mulai terdengar membuat Kevin merengkuh istrinya dalam dekapan nya.

"Sabar ya sayang kita masih bisa berusaha lebih giat lagi." Ucap Kevin menenangkan istrinya.

"Ini bukan pertama kali nya mas aku pake tespek tapi hasilnya selalu sama." Wilo semakin terisak di pelukan Kevin.

"Cuma belum waktu nya, nanti kalo udah saat nya pasti tuhan kasih kepercayaan ke kita, sabar ya sayang." Kevin mengelus lembut rambut wilo sesekali mengecup kening istri nya. Perasaan Wilo berangsur-angsur membaik walau jelas rasa sedih dan kecewa pada diri nya sendiri masih terasa.

***

"Papa sama mama pulang dulu." Ujar papa sugi. Kevin dan Wilo mengangguk dan tersenyum, mereka berada di Bandara untuk mengantarkan orang tua Kevin yang akan kembali ke Banyuwangi.

"Kamu harus ingat pesan mama ya sayang, jangan kamu pikirin apa yabg terjadi saat ini karena belum tentu selama nya akan sama, bersabar lah suatu saat kalian akan mendapatkan nya." Ucap mama Nia membuat Wilo memeluk mama Nia.

"Makasih ma." Mama Nia mengangguk dan melepaskan pelukan mereka.

"Ya sudah mama sama papa pergi dulu." Ucap mama Nia.

Setelah mengucapkan hati-hati dan mulai berpisah, Kevin dan Wilo memutuskan untuk pulang ke rumah nya, sepanjang perjalanan Wilo hanya diam menatap ke luar jendela.

"Baru di pesenin mama dah di lupain." Ucap Kevin membuat Wilo menoleh.

"Aku gak suka kamu sakit lagi, jangan di pikirin kalo kamu pikirin terus ntar kamu sakit. Inget, kamu masih ada aku jangan sibuk sama dunia mu dan menyalahkan dirimu sendiri, kecewa,sedih hal yang wajar tapi jangan berlarut-larut kita hanya butuh waktu mendapatkan nya." Jelas Kevin. Wilo berusaha tersenyum bersyukur mendapatkan suami seperti Kevin yang tak banyak menuntut diri nya serta selalu mengerti diri nya.

"Makasih mas, aku gak tau kalo tanpa kamu gimana." Kevin tersenyum sebelah tangannya ia gunakan untuk mengelus lembut rambut Wilo.

"Duh pipi nya." Kevin menarik sebelah pipi Wilo membuat Wilo mencebik gemas.

"Mas ih sakit tau pipi aku bukan mainan." Gerutu Wilo mengusap bekas tarikan Kevin, namun Kevin menggantikan tangan Wilo dengan mengusap lembut pipi yang ia tarik.

"Habis nya tu pipi gemesin banget, kan jadi laper." Celetuk Kevin.

"Laper ya makan mas apa hubungannya sama pipi ku." Bibir Wilo mengerucut membuat Kevin terkekeh.

"Kalo kamu manyun-manyun gitu makin laper aku." Wilo yang menyadari laper yang di maksud suami nya itu pun langsung mendelik.

"Ih mas nih lagi di dalam mobil dah mesum aja." Kevin tergelak melihat wajah merah istri nya.

"Astaga sayang kan gak di mobil juga kali makan nya." Kevin terkikik geli ketika Wilo justru terlihat salah tingkah, usia pernikahan yang sudah 9 bulanan pun tak membuat istri nya menghilangkan sifat malu-malu nya.

"Udah ih mas mending kamu fokus nyetir aku gak mau jadi janda." Ucapan Wilo membuat Kevin melotot.

"Ih sayang masa aku aja yang mati sih, kalo aku yang jadi duda gimana."

"Jadi kamu mau aku mati?"

"Salah lagi deh." Gerutu Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

TBC


Sudah siap konflik?
*koreksi

After (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang