8

4.1K 167 21
                                    

Boleh aku berharap? Kehadiran malaikat kecil di antara kita
~

Happy reading...

Pernikahan mereka sudah memasuki bulan ke sembilang, rumah tangga mereka bahkan terbilang harmonis tak pernah ada pertengkaran hebat yang terjadi, hanya ada cemburu-cemburu kecil mengisi setiap hari mereka yang lebih dominan Kevin lah yang sering cemburu.

Ini sudah beberapa hari kepulangan Kevin setelah tournament wtf nya membuat Kevin terus menempel pada istri nya, kadang Wilo sedikit jengah dengan tingkah suami nya yang seperti anak kecil tapi ia cukup merasa nyaman.

Wilo sedikit terkejut begitu tangan seseorang melingkar pada perutnya dengan dagu yang berada di bahu Wilo, siapa lagi pelaku nya kalau bukan suami nya itu. Wilo tersenyum lembut mengelus singkat punggung tangan Kevin yang berada di perutnya.

"Mandi dulu coba mas baru turun."  Ucap Wilo

"Aku udah gosok gigi sama cuci muka kok yang." Kevin sedikit mengecup leher Wilo yang tak di tutupi rambut.

"Yaudah awas dulu, ini aku mau pindahin nasi goreng nya."

"Kan yang kerja tangan kamu yang, aku nya gini aja." Jawaban Kevin membuat Wilo mendengus malas namun membiarkan saja tingkah Kevin yang sesekali mencuri cium pada pipi Wilo.

"Mama sama papa belum pulang?" Tanya Kevin yang sedang menikmati sarapan pagi nya.

Orang tua Kevin memang di Jakarta sudah beberapa hari sebelum kepulangan Kevin, dan kemarin mereka memutuskan untuk menginap di rumah Nico.

"Belum mas mungkin nanti." Kevin mengangguk lalu memandang istri nya lama.

"Kamu kenapa mas liatin aku kaya gitu?" Tanya Wilo

"Kamu lagi gak ada nyembunyiin apapun dari aku kan?" Tanya balik Kevin membuat Wilo mengernyit bingung.

"Kamu ngomong apa sih mas, aku gak ngerti."

"Ya semenjak aku pulang kok keliatannya kamu tambah gendut." Tawa Kevin membuat Wilo mendelik.

"Kamu ngatain aku gendut, terus kamu gak suka gitu sama aku lagi." Wilo memalingkan wajahnya, Kevin meringis ternyata benar wanita terlalu sensitif di bilang gendut.

"Gak lah sayang, aku malah makin cinta dong biar nanti enak nguyel-nguyel pipi nya." Jawaban Kevin membuat Wiko mendengus sebal.

***

Hoeekk....

Sudah dua hari Wilo merasa tak enak badan, kepala nya pusing dan muntah-muntah. Jelas Kevin merasa khawatir namun istrinya tak ingin di bawa kedokter.

"Kita ke dokter aja ya sayang udah dua hari loh kamu kaya gini." Ucap Kevin sambil memijit tengkuk Wilo.

"Aku gak papa mas ini masuk angin aja, beberapa hari ini AC kita dingin banget kan, tapi kalo di kecilin malah aku yang gak bisa tidur ya gini deh efek nya." Jelas Wilo

Kevin memapah tubuh Wilo keluar dari kamar mandi menuju tempat tidur, Kevin dengan hati-hati membantu membaringkan istri nya itu.

"Aku takut kamu kenapa-kenapa kalo di periksa kan enak."

"Aku rajin minum obat kan mas, ini juga udah mendingan paling besok aku dah sehat, jangan lebay deh mas." Kevin hanya mengusap wajahnya nya gusar, istri nya memang tidak terlalu suka rumah sakit membuat nya susah membujuk istrinya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Kevin beranjak untuk membuka nya, mama Nia datang membawa nampan berisi bubur dan juga air putih. Mereka bergerak mendekati Wilo membuat Wilo mendudukan diri dan bersandar pada kepala ranjang.

"Makan dulu ya sayang biar cepet sehat." Wilo mengangguk walau rasanya tak berselera namun ia tak enak menolak mertua nya itu.

"Biar Kevin aja ma yang suapin." Kevin mengambil nampan yang di bawa mama Nia.

"Maafin Wilo ma, gara-gara Wilo sakit mama sama papa jadi batalin pulang ke Banyuwangi, padahal mama sama papa pasti juga ada kerjaan." Ucap Wilo bersalah karena seharusnya kemarin mereka kembali ke Banyuwangi.

"Astaga sayang ya gak papa dong, mama malah berat mau ninggalin kamu besok, malah pengen di sini aja." Kekeh mama Nia lalu mengusap rambut Wilo dengan sayang, "cempet sembuh, kasian Kevin tuh uring-uringan terus liat kamu sakit." Wilo tersenyum memandang suami nya yang cemberut.

"Hmmm apa mama boleh kasih saran?" Tanya mama Nia hati-hati membuat mereka mengernyit bingung.

"Saran apa ma?" Tanya Wilo

"Kamu kan muntah-muntah, apa sebaik nya kamu cek aja siapa tau kamu emang lagi hamil." Ucapan mama Nia membuat mereka kaget bahkan Kevin pun baru kepikiran saat ini.

"Ma tapi Wilo kaya nya cuma masuk angin deh." Entah mengapa perasaan nya menjadi tak nyaman, jelas Wilo sangat berharap kehadiran janin di dalam perut nya namun ia tak ingin kecewa melihat hasilnya nanti.

"Di coba aja dulu sayang." Ucap mama Nia tersenyum lembut. Wilo meremas kedua tangannya gusar membuat Kevin menaruh bubur yang ia pegang ke atas nakas lalu beralih menggenggam tangan Wilo, tersenyum lembut pada istri nya.

"Kamu coba dulu ya, apapun hasilnya kita terima." Kevin berusaha meyakin kan Wilo, membuat Wilo mengangguk dan tersenyum, tak ada salah nya mencoba bukan? karena sepertinya tamu bulanan nya juga tak biasa nya telat hingga sekarang.

"Yaudah di habisin bubur nya, terus istirahat. besok pagi kamu coba tespek nya." Wilo kembali mengangguk, "mama tinggal dulu, smoga besok kita dapat kabar bahagia sebelum mama sama papa pulang ya." Kevin dan Wilo hanya meng-amin kan setelah itu mama Nia keluar dari kamar mereka.

TBC


*koreksi

After (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang