8

3.7K 277 73
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca😉

Amora hanya bisa melihat Axel yang tengah berbicara bersama teman-temanya di bangku yang berada tepat dibelakang ke empat lelaki tadi. Mereka menggabungkan dua meja menjadi satu, sehingga barisan terakhir kafe yang berada di dekat jendela besar itu dipenuhi oleh lelaki berseragam tentara dan... satu orang wanita yang Amora ingat bernama Viona.

Tadi setelah memanggil nama Amora tiba-tiba saja Viona-Viona itu datang lalu lansung mendekap lengan Axel, Amora dapat melihat Axel mengangkat ujung bibirnya sedikit lalu membiarkan kakinya mengikuti langkah perempuan itu.

Amora menghela nafasnya, Amora tahu Axel marah padanya, terlihat jelas dari manik hitam legam itu yang kini menatapnya dingin.

"Mbak!"

Amora berjalan mendekati meja Axel karna salah satu dari mereka memanggilnya, tersenyum ramah sambil menganggukan kepalanya sedikit,

"Eh, ada Ibuk Negara," canda Arial, yaps Amora ingat teman Axel ini bernama Arial, sejak awal mereka bertemu Arial memang memanggilnya dengan panggilan itu.

Amora mengangguk pelan lagi, lalu tidak sengaja matanya dengan Axel bersibobok, kali ini Axel duluan yang memutuskan dengan membuang muka,

"Mau pesan apa Mas?"

Arial menggeleng, memperhatikan penampilan Amora dari atas sampai bawah, seolah menilai.

"Lo biarin istri lo kerja Xel? Tega lo."

Bukannya menjawab pertanyaan Amora, Arial malah berbicara pada Axel yang duduk tepat di depannya,
Amora kembali menatap Axel yang tengah sibuk bermain ponsel itu lalu pandangannya beralih menatap tangan Viona yang masih setia mengurung lengan lelaki itu.

"Pesan aja cepetan. Ingat, kerjaan di kantor masih banyak,"

Amora tersenyum pahit, Axel mungkin marah, tapi haruskah dengan cara begini? Amora lebih memilih Axel memarahi kesalahannya karna menjadi pelayan lagi daripada mendiami dan mengacuhkannya seperti ini.

Setelah mencatat semua pesanan meja itu Amora kembali melangkah ke dapur, sebelum itu Amora bisa mendengar suara manja dari Viona yang tengah berbicara dengan Axel, walaupun Axel menanggapi singkat tapi setidaknya Axel mau berbicara dengan gadis itu.

Amora dibantu sindy membawakan pesanan yang dipesan teman-teman Axel, saat akan kembali ke dapur untuk mengambil satu piring nasi goreng lagi, suara Radi membuat langkahnya terhenti,

"Amora!"

"Iya, Prof." Amora berjalan mendekat,

"Saya pesan kayak biasa ya, minumannya air putih aja,"

Amora mengangguk lalu tersenyum kecil yang Amora harap Radi tidak melihat senyum terpaksanya itu karna sekarang fikiran Amora hanya tertuju pada Axel.

Interaksi mereka itu tidak pernah lepas dari pandangan Axel. Axel menatap pria yang dipangggil Amora Profesor itu, dari awal dia memang sudah punya felling lain dengan lelaki itu, sepertinya dia dapat Rival sekarang.

"Kok gerah ya, lo ngerasain gerah ngak Dan? Kok di sini aura-auranya panas gitu," celetuk Riko, yang mengundang tawa kecil yang lain.

Danial memberikan kode agar diam, dia tahu Axel sekarang dalam mode garangnya. Jadi jangan cari gara-gara.

Axel lebih memilih memainkan ponselnya, membuka tutup aplikasi yang entah untuk apa, yang jelas dia butuh mengalihkan fikirannya dari apa yang baru lihat dan dengar tadi, semuanya.

"Lepas!" Sentak Axel, dia merasa geram karna sedari tadi Viona masih mengapit lengannya, di tambah melihat reaksi Amora yang terlihat biasa saja membuatnya kesal.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang