16

3.8K 277 65
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca😉

"Iya-iya paham Gue, makanya main jangan kasar-kasar, sakit anak orang. Tenaga tentara Lo gunain buat kerja aja jangan buat gempur anak orang."

"...."

"Hehehe, becanda Gue, yodah nanti Gue cari yang baru deh. Amor ..."

Clara menatap horor ponselnya, saat sambungan tadi diputus begitu saja oleh orang di seberang sana, "Untung teman Gue, kalau ngak, Gue santet onlen Lo," maki Clara.

"Siapa?" Tanya Lusy penasaran, Clara lupa kalau di depannya Lusy tengah mendengar dan memperhatikannya sedari tadi.

"Axel."

Clara bisa melihat perubahan di raut wajah Lusy sahabatnya, "Hm, Btw lo ngapain ke sini pagi-pagi?" Clara mencoba mengalihkan topik pembicaraan dari manusia kutub yang berhasil membuatnya kesal pagi ini,

"Ngak ada cuma mau main aja, bosan di Apart sendirian. Lo sibuk ngak?"

Clara memandang sendu sahabatnya, tujuh tahun menjalin persahabatan -walaupun sempat berjauhan- membuatnya paham apa yang sekarang tengah Lusy rasakan.

"Lus, Lo jangan gini. Dia udah ada yang punya. Lo harus ikhlasin, Lo bisa dapat yang lebih baik." Clara yang tadi duduk dihadapan Lusy,  berpindah posisi menjadi di samping gadis itu, memeluknya berusaha memberi kekuatan.

Air mata Lusy jatuh, bagaimana dia bisa mengiklaskan Axel begitu saja saat di hatinya nama itu masih bertahta.

Dulu dia harus melepaskan Axel karna Viona mantan sahabatnya yang juga menyukai lelaki itu, dia merelakan semuanya asal pertemanan mereka tetap utuh, walaupun akhirnya tetap hancur. Dan sekarang saat Viona sudah tak lagi dia hiraukan gadis bernama Amora itu datang dengan tiba-tiba, harapannya untuk memiliki Axel harus hancur lagi saat tahu kalau Amora itu mempunya ikatan nyata dengan Pria-nya.

"Ngak bisa Ra, ngak semudah itu. Lo taukan Gue suka sama dia bukan sebulan dua bulan. Tujuh tahun Ra, tujuh tahun dan nama dia masih selalu jadi yang pertama."

Clara terdiam mendengar jawaban Lusy, diurainya pelukan mereka agar terlepas, "Gue tahu, tapi sekarang Axel udah nikah dan itu artinya kesempatan buat Lo udah ngak ada."

Lusy menggeleng pelan, digenggamnya tangan Clara dan membawanya ke depan dada, matanya menatap sendu penuh permohonan,

"Biarin Gue perjuangi dia, sekali ini aja. Gue pengen berjuang buat perasaan gue ...."

"Lus ...."

"Plis kali ini aja Ra, bantu Gue. Gue ... Gue benar-benar bakalan gila kalau nyerah gitu aja sekarang."

"Lusy! Lo ngak boleh gini, jangan ngerendahin harga--"

"Clara, plis. Kali ini aja."

Clara menatap Lusy dengan pandangan tak percaya. Apa benar karna cinta orang-orang bisa mengeluarkan sisi lain dari dirinya? Kalau iya, mungkin itu sekarang yang tengah terjadi pada Lusy, sahabatnya.

****

Amora memperhatikan tampilan Axel pagi ini, kaos kerah biru dan celana hitam sebagai lawanya membuat tampilan santai pria terlihat menawan, jangan lupakan wajah tampannya yang berada di atas rata-rata. Membuat perhatian Amora terfokus padanya.

Amora lupa atau bahkan tidak pernah melihat kapan pria itu terlihat jelek, pakai apapaun pasti tetap bagus dan keren. Apalagi kalau seragam tentara. Auto tumpeh-tumpeh-lah tu saliva kaum hawa.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang