17

4K 268 63
                                    

Selamat membaca😊

Jangan lupa pencet bintangnya oke😉

Dengan tatapan matamu saja sudah bisa membuatku jatuh, cinta.
Apalagi dengan sikap manismu yang berhasil membuatku luluh, rasa.

***


Bayangan kejadian beberapa saat yang lalu membuat detak jantung Amora makin menggila. Dirabanya bibir bawahnya secara perlahan seolah memastikan kalau apa yang baru saja dia alami bukan hanya khayalan semata. Apa yang sudah kami lakukan! Batin Amora berteriak kencang.

Amora merapikan kembali penampilannya di depan kaca, rambutnya yang masih sedikit basah membuat Amora memutuskan untuk tidak mengikatnya terlebih dahulu, selain itu ada beberapa titik di lehernya yang dirasa harus disembunyikan.

Dengan langkah pelan, terkesan ragu, Amora keluar dari kamar, menyusul Axel yang tadi sudah keluar dengan terburu-buru.

Debar jantungnya makin menggila saat melihat punggung kekar yang sekarang hanya dilapisi  kaos putih tipis itu berdiri menbelakanginya. Amora tidak tahu pasti apa yang Axel lakukan tapi dia terlihat seperti tengah mengaduk sesuatu.

"Apa ini sudah matang?" Pertanyaan Axel membuat Amora keget. Amora tidak sadar kalau Axel sudah berbalik dan sekarang mata mereka bertemu yang membuat wajah Amora seketika merona.

"Ini sudah bisa diangkat?" Axel bertanya kembali.

Amora mengangguk pelan, tidak ada kata yang keluar, masih terlalu malu untuk saling berhadapan, apalagi saat bertatapan dengan Axel otaknya langsung memutar kejadian 'serangan' barusan.

Amora memperhatikan gerak tangan Axel yang tengah menyalin Sup Ayam yang hampir dia lupakan itu ke dalam mangkok, tanpa ada rasa canggung sedikitpun lelaki itu membantunya menghidangkan makan siang mereka.

Mereka makan dalam diam, Amora benar-benar merasa awkward sekarang, duduk berdua dengan Axel setelah apa yang mereka lakukan benar-benar membuatnya kepanasan.

Sikap dinginku saja, sudah bisa membuatmu merona. Apalagi, kalau hangat, aku yakin kamu akan lepas baju tanpa kuminta. Tiba-tiba saja memori otaknya memutar kata-kata Axel tempo lalu, kalau memang pesona lelaki itu seberpengaruh itu, lebih baik Amora didinginin saja setiap hari, karna kalau tidak maka kejadiannya akan seperti tadi, handuknya hampir lepas menyentuh mata kaki.

"Makan dulu, setelah ini kita harus membicarakan sesuatu."

Amora mengangguk pelan pertanda mengerti, dalam hati dia merutuki kebodohannya, untuk apa mengingat kejadian yang akan membuatnya malu dan rona wajahnya semakin menyala. Axel saja tampak santai, lelaki itu bahkan makan dengan lahap seolah tadi itu tidak terjadi apa-apa.

***

Setelah membereskan peralatan makan mereka, Amora melangkah menuju ruang tengah dengan sepiring buah yang sudah dipotong-potongnya.

Diletakannya piring tersebut di atas meja di depan Axel yang sekarang tengah duduk menyamping dengan punggung bersandar ke lengan sofa.

"Aku kupasin buah," kata Amora dengan posisi berdiri, mau duduk, semua sisi sofa sudah dikuasi, tidak ada ruang baginya saking panjangnya kaki Axel.

Axel diam, tangannya sibuk menekan remote untuk mengganti chanel yang sesuai dengan keinginan.

Amora menghela nafasnya, Axel dengan sifat cueknya terkadang membuat Amora ingin menyumpahi. Merasa diabaikan Amora memilih melangkah pergi.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang