23

4.4K 317 56
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca🤗

Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak

***

Setelah memastikan kondisi Bapak Amora baik-baik saja, Axel dengan segera lansung membawa Amora kembali ke kota. Selain karna masa cutinya yang telah habis, kedatangan salah satu orang yang paling dicarinya membuatnya benar-benar harus kembali secepatnya.

Ada banyak hal yang menjadi pertimbangannya, selain karna misi baru yang sudah turun, keselamatan Amora juga menjadi prioritas utamanya.

"Kamu kenapa?"

Axel mengalihkan pandangannya dari arah jalan ke Amora yang sekarang tengah duduk di sampingnya. Mereka dalam perjalanan, butuh sekitar satu jam lagi untuk sampai tujuan.

Menggeleng pelan, tangan Axel beralih meraih tangan Amora yang sedari tadi nganggur di atas paha.

Amora menghembuskan napasnya pelan, dia yakin ada yang tengah Axel senbunyikan sekarang, terlebih sejak kedatangan pria tempo lalu, raut wajah suaminya berbeda, terlihat cemas, khawatir, marah semuanya bercampur menjadi satu.

Amora membiarkan tangannya dalam genggaman Axel, walau sesekali akan dilepaskan saat mobil yang mereka tumpangi melewati beberapa tikungan.

***

Menjelang magrib mereka sampai. Axel tidak membawa Amora ke Apartment melainkan ke rumah keluarganya.

Mama, papa dan Caca sudah menunggu mereka di ruang keluarga.

"Kamu baik-baik aja kan, Nak?" tanya Shita setelah melepaskan pelukannya.

Amora mengangguk dan tersenyum kecil, hatinya menghangat mendapat perhatian seperti ini dari keluarga suaminya.

"Alhamdulillah baik kok, Ma. Mama apa kabar?"

Shita membalas senyuman Amora lalu mengecup singkat pipi menantunya itu.

"Baik juga."

Kemudian Amora melakukan hal yang sama Papa mertuanya dan terakhir pada Caca. Adik iparnya itu memeluknya begitu erat.

"Miss you."

Setelahnya Amora membiarkan tangannya di tarik oleh Axel ke lantai atas, tanpa banyak kata lelaki itu membawanya untuk menuruti langkah. Amora hanya bisa tersenyum ke arah keluarga itu terlebih pada papa mertuanya. Tapi, seolah paham mama mertuanya malah tersenyum seakan mengatakan, 'tidak apa-apa.'

"Kok main pergi gitu aja, aku ngak enak sama mereka," kata Amora saat sudah berada di dalam kamar, matanya mencoba menatap Axel tajam sepertinya yang biasa lelaki itu lakukan saat dia melakukan sesuatu yang tidak Axel suka.

Bukanya merasa takut, Axel malah tersenyum kecil, mengejeknya. Diraihnya wajah Amora dan dikecupnya bibir mungil itu sebentar, sebelum disembunyikannya ke dalam pelukan.

"Mandi dulu, kamu bau keringat, Mo."

Amora mencubit pinggang Axel membuat pelukannya terlepas.

"Bilang bau, tapi masih peluk-peluk," dumel Amora mengerucutkan bibirnya.

Axel tertawa kecil, lalu mengacak rambut Amora. "Kalau Aku ngak masalah, lebih kalau keringatannya karna hal lain, lebih suka Aku."

Tanpa menunggu respon Amora yang sepertinya tengah memikirkan maksud ucapannya barusan, Axel melangkah menuju pintu kamar mandi.

"Mau mandi bareng?" katanya berbalik sambil mengedipkan mata.

Amora terdiam berusaha mencenrna, lalu tak lama matanya membola. "Mesumm!" kata Amora setelah memahami maknanya.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang