Bismillahirrahmanirrahim
Selamat membaca😉
Pagi datang setelah sang malam memberi izin padanya untuk kembali ke bumi, suara azan yang saling bersahutan dari berbagai penjuru membuat gadis itu perlahan membuka matanya, Amora kaget saat melihat jam di hpnya, dia ketiduran karna terlalu lelah, bahkan dia tidak melakukan shalat malam karna tidak terbangun.
Dengan sigap Amora lansung bangun untuk mengambil wudu', setelah melaksanakan kewajibannya pada sang pencipta, Amora langsung turun menuju lantai bawah gedung ini guna menemui Pak Sofian, tetangga yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri. Amora sudah berjanji kalau hari ini akan menggantikan pak Sofian mengantarkan koran karna Pak Sofian dalam keadaan sakit.
"Pagi bapak," sapa Amora dengan begitu ceria, rasa lelahnya kemarin malam sudah hilang hanya karna tidur beberapa jam saja.
Pak Sofian yang tengah menyusun koran yang akan diantar Amora terseyum saat melihat Amora yang tampak sudah segar berdiri di depannya lengakap dengan sepatu dan topi olahraganya.
"Pagi nak, udah siap ngantar korannya? Maaf ya bapak jadi ngerepotin kamu begini."
"Apanya yang ngerepotin sih pak, malahan Amora senang loh bisa bantuin bapak, sekalian olahraga." Katanya sambil tersenyum hangat dan itu membuat lubang kecil di pipinya terbentuk.
"Yaudah kalau gitu kamu hati-hati ya, jangan ngebut bawa sepedanya, rem nya agak macet," Pesan pak Sofian sebelum Amora mengayuh sepedanya.
"Sippp, doain ya Pak, Buk." Pamit Amora pada Pak Sofian dan juga Buk Saripah yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Seandainya anak kita Anton seperti Amora ya pak, mau bantu-bantu kita mungkin kehidupan kita jauh lebih baik sekarang." Kata Buk Saripah sambil menatap punggung Amora yang perlahan menghilang di belokan jalan.
****
Udara pagi yang cukup segar membuat Amora tambah bersemangat melakukan pekerjaannya, Amora mengayuh sepedanya dengan lamban karna harus sesekali melihat alamat rumah yang akan diantarnya koran, ini pertama kalinya Amora mengantar koran ke komplek ini jadi dia tidak terlalu hafal.
Amora berhenti di depan rumah besar yang kebetualan pemiliknya sedang melakukan olahraga kecil, Amora memberikan koran tersebut lansung pada bapak itu,
"Kalau saya tahu Pak Sofian punya anak secantik ini, udah saya jodohkan dengan anak saya." Perkataan bapak itu berhasil membuat Amora tertawa kecil, Amora memang mengatakan kalau dia anak Bapak Sofian pada orang yang menanyainya tadi.
Setelah berbasa-basi sedikit dengan pemilik rumah itu, Amora kembali mengayuh sepedanya menuju alamat terakhir yang tertera di kertas itu, karna terlalu bersemangat pekerjaannya pagi ini hampir selesai, Amora tidak sadar kalau ia mengayuh sepedanya lebih cepat, dan tanpa ia tahu kalau di depan sana setelah belokan, jalannya cukup menurun dan itu membuatnya kehilangan keseimbangan, jangan lupakan pula rem sepedanya yang macet.
"Awassss!!!." Teriak Amora pada seseorang yang tengah melakukan peregangan di pinggir jalan itu, dan
Brukkk
Bunyi dentuman badan yang jatuh ke aspal membuat pria itu memandang Amora dengan penuh tanda tanya.
*****
Axel bangun cukup pagi hari ini, sepulang dari masjid Axel memutuskan untuk berolahraga, mungkin joging di jalanan kompek sudah cukup untuk membuat keringatnya keluar pagi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
Любовные романыKesedihan, kesusahan dan penghianatan yang datang pada hidupmu jangan pernah disesali. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa yang akan datang, semuanya bisa saja berbalik menjadi kebahagian dengan cara yang berbeda dan tidak terduga. Saat...