Bismillahirrahmanirrahim
Selamat membaca😊
Amora terbangun saat jam tepat menunjukan pukul setengah lima, matanya yang terpejam mulai terbuka secara perlahan, berusaha mengumpulkan kembali kesadaran yang masih tercecer di alam mimpi.
Bergerak pelan, Amora bisa merasakan tangan Axel melingkar di perutnya, entah dari kapan. Tapi yang pasti semenjak mereka menikah dua minggu yang lalu, belitan tangan itu selalu menjadi hal utama yang dirasakannya saat bangun dari tidur.
Amora memutar tubuhnya agar bisa menatap wajah Axel yang terlihat lebih manusiawi saat dia tidur begini, sangat berbeda jika mata itu sudah terbuka, semuanya tampak berada di atas rata-rata.
Tangan Amora terangkat, jarinya mulai nakal menyentuh lembut setiap inchi wajah yang tersaji di depannya. Hidung mancung, alis tebal, bibir penuh dan terkesan sexy, rahang kokoh dan yang paling penting sesuatu yang ada di balik kelopak mata yang kini menutup itu, manik hitam legam yang begitu menghipnotis.
Berhubung Amora tidak pernah melihat Dewa yunani seperti yang orang katakan, jadi Amora akan menyebut Axel dengan lelaki di atas rata-rata saja.
Karna terlalu fokus mengamati bibir yang hampir mencuri ciumannya itu, Amora tidak sadar kalau mata yang tadi menutup itu perlahan terbuka,
"Sudah puas mengamati,?"
Amora kaget mendengar suara serak terkesan sexy khas bagun tidur yang keluar dari mulut Axel. Tangannya yang tadi bergerak nakal lansung berhenti, saat Amora hendak menariknya, Axel malah menahan dan mengenggam tangannya yang terlihat mungil dibanding tangan Axel, meletakannya di bawah pipi sebagai bantalan lalu menutup matanya kembali.
"Ayo bangun, bentar lagi shubuh,"
"Hmm, lima menit lagi. Siapa suruh mengganggu tidurku,"
Amora diam, membiarkan tangannya menjadi bantalan Axel, matanya fokus kembali mengamati wajah lelaki yang berstatus sebagai suaminya. Sangat tampan, batin Amora.
*****
Pagi ini setelah membuat sarapan untuk mereka berdua, Amora melangkah menuju kamar untuk melihat apakah Axel sudah bangun apa belum. Tadi setelah shalat subuh Axel memang memutuskan untuk tidur kembali.
Ceklek
Bunyi pintu terbuka membuat Axel yang tengah mengancingkan buah baju mengalihkan pandangannya.
Amora terpaku melihat penampilan Axel sekarang, pria itu tampak rapi dan begitu menawan dalam balutan seragam tentaranya,
Mata Amora terus menilai Axel dari ujung rambut sampai kaki. Gila, kenapa bisa begini? Apa seragam tentara juga bisa merubah kambing jadi domba, batin Amora."Air liurmu menetes,"
Reflek Amora menyentuh ujung bibirnya dengan gerakan seolah-olah menghapus sesuatu, melihat tingkah polos itu Axel tertawa kecil. Amora mendelik ke arahnya, mata yang menatapnya penuh puja tadi perlahan berubah menjadi kesal.
"Segitu terpesonanya, ah"
"Ck," Amora berdecak pelan, melangkah mendekat lalu mengambil handuk yang di lempar Axel di ranjang mereka, berusaha menyembunyikan wajah merahnya karna tertangkap basah menatap Axel penuh puja.
Selama tinggal bersama salah satu kebiasaan buruk Axel adalah selalu lupa mengantung handuk kembali setelah menggunakannya.
"Percaya diri sekali Pak. Ngomong-ngomong kamu udah selesai liburnya?" Tanya Amora, matanya tiada henti melirik Axel yang tengah memasang satu persatu buah baju itu, saat Axel terlihat kesusahan memasang kancing atas terakhir, Amora mendekat dan menawarkan bantuan, "Sini aku pasangkan,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
RomansaKesedihan, kesusahan dan penghianatan yang datang pada hidupmu jangan pernah disesali. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa yang akan datang, semuanya bisa saja berbalik menjadi kebahagian dengan cara yang berbeda dan tidak terduga. Saat...