"Ahmad Hyunjin Wibowo, tukang bolos, suka tawuran, ngerokok di mana-mana, gak punya sopan santun, sekarang mau menjabat jadi tukang cilok-"
"Pak! Kan udah saya bilang itu cilok punya temen temen saya, tadi saya beli di depan sekolah pak masyaalloh.."
Hyunjin mengusap wajahnya kasar.
"Ya tapi kenapa harus pas jam pelajaran sih kamu belinyaaaa??!"
"Ya namanya juga laper akut pak, salahin noh temen temen saya jangan saya mulu dih!"
"Heh kamu itu bener bener gak ada takutnya ya sama saya?! Saya ini guru bk kamu di sini, yang sopan dong!!!" Bentak Chanyeol menatap tajam ke arah pemuda yang duduk di hadapannya.
Hyunjin terkejut, tetapi dia langsung mengubah ekspresinya lagi menjadi datar.
"Ya santuy napa pak, lagian bapak tuh gak capek apa? Tiap hari tiap menit tiap detik kerjaannya nguomeeeeelll mulu sama saya, gak ada kerjaan lain pak?"
"Dih gak tau diri amat ya lo! Kerjaan gue yang laen keteter cuma gara gara ngurusin elo doang tau gak?!"
Chanyeol memijit pelipisnya, dia tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi anak ini. Ia heran, padahal Hyunjin itu anaknya berprestasi tapi kenapa kelakuannya seperti yang tidak punya prestasi sama sekali, astagfirullah.
Sedangkan Hyunjin hanya diam, memandangi setiap bungkus cilok cilok di hadapannya sekarang.
"Pak"
"Apaan? Mau ngomong lagi kalo cilok cilok ini punya temen temen kamu?"
"Suudzon mulu ih, kapan sih bapak husnuzon sama saya?"
"Selama kamu buat masalah terus saya selalu suudzon, bodoamat"
Ceklek
Pintu ruangan bk terbuka, menampilkan seorang gadis dengan seragam rapih dan rambut yang selalu dikuncir ke belakang, masuk dengan seulas senyuman yang merekah memperlihatkan gigi bergingsulnya serta lesung di kedua pipinya.
"Assalamualaikum..."
Chanyeol mendongak menatap gadis yang berdiri di belakang Hyunjin, kemudan tersenyum.
"Waalaikumsalam, kenapa Nayla?" Tanya Chanyeol.
Gadis itu berjalan mendekat lalu ia melirik pemuda yang duduk di hadapan Chanyeol. Hyunjin mendongak, tak sengaja mata mereka berdua pun bertemu.
Nayla yang menyadari itu pun langsung mengalihkan pandangan ke arah Chanyeol.
"I-tu pak, dipanggil bu Suzy suruh ke ruang guru" kata Nayla.
"Oh, iya nanti saya ke sana"
Nayla tersenyum simpul lalu dia membungkuk.
"Kalau gitu saya permisi pak, ass—
"Eh tunggu,"
"Ada apa pak?" Tanya Nayla bingung, "Saya kan mau ke ruang guru, kamu tunggu di sini sebentar gapapa kan? Ada yang mau bapak omongin" ujar pak Chanyeol sembari berdiri dari kursi jabatannya.
Nayla hanya planga plongo sendiri.
"Saya udah boleh pergi kan pak?" Pak Chanyeol yang hendak keluar ruangan pun berhenti lalu menolehkan kepalanya ke arah Hyunjin.
"Iya boleh" wajah Hyunjin langsung sumringah, cepat cepat ia bangkit dari kursi hendak pergi bersama beberapa bungkus cilok tapi sebuah kalimat menghentikan langkahnya.
"Tapi simpenan rokok kamu kasih ke saya, semuanya"
Dasar bodat -hyunjin.
Hyunjin kembali duduk di kursinya dengan muka masam dan menaruh beberapa bungkus ciloknya di meja Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | Hyunjin ✓
Fanfiction[Fin] Hanya karena sebungkus cilok, masa putih abu-abu Nayla menjadi seperti sambel kacang. Pedes manis tapi bikin nagih. ﹂©nissaynut, 2019