"Syir, lo yakin bakal terus deketin kak Hyunjin?" Tanya Aisha, Syira yang duduk di depannya hanya diam sembari menatap kosong ke arah kaca besar di sampingnya.
Hujan turun sangat deras hari ini, membuat kedua oknum yang baru saja setengah perjalanan pulang dari tempat les tersebut mau tak mau harus berteduh di salah satu cafe terdekat sementara waktu sampai hujan terlihat sedikit mereda.
"Gue gak tau," balas Syira beberapa saat kemudian sambil memainkan jemari kecilnya. Wajahnya terlihat gelisah, dan terus menunduk. Namun hal itu sukses membuat sahabatnya yang bernama Aisha, menghela napas panjang.
"Lo tuh kenapa sih dari tadi muka lo murung terus? Setiap gue tanya lo ada masalah apa nggak, lo jawabnya enggak mulu, tapi muka lo tetep aja nekuk gitu. Padahal tadi lo dianter kak Hyunjin ke tempat les, mana gue ditinggal." Ujar Aisha sambil memajukan bibir bawah. Mendengar perkataan sahabatnya, Syira kemudian menghela napas kasar.
"Sha, lo mau tau sesuatu nggak?" Ucap Syira sambil mendongak lalu menatap Aisha dengan sendu.
"Ap— eh bentar deh, itu pipi lo kok merah gitu?! Sumpah gue baru nyadar anjir! Lo abis ditampar?!" Cerocos Aisha saat menyadari ada memar merah di sisi kanan pipi Syira.
Syira langsung menutup mulut Aisha dengan tangannya lalu beralih melirik pengunjung cafe yang beberapa dari mereka kini tengah memperhatikan dirinya dan juga Aisha dengan tatapan bingung.
"Jangan kenceng-kenceng apa! Tuman banget sih," kesalnya, Aisha cemberut.
"Ya kan gue kaget, eh tapi sumpah lo abis ditampar apa kenapa? Kapan?" Syira bingung harus menjawab apa.
Pertanyaan Aisha sama seperti pertanyaan yang dilontarkan oleh Hyunjin waktu di parkiran sebelum ia diantar ke tempat lesnya, namun ia berusaha menutupinya dengan berbagai macam alasan. Dan juga sampai sekarang Syira masih bingung kenapa Hyunjin mendadak mau mengantarkannya ke tempat les dengan agak memaksa.
Sungguh, ia tak enak dengan Nayla.
"Nanti gue ceritain, sekarang gue mau ngasih tau lo sesuatu," Syira menatap Aisha dengan serius namun pandangannya terlihat sendu.
"Iya, apa?"
"Sebenernya gue gak suka sama kak Hyunjin."
•••
"Min," panggil Hyunjin pada Seungmin yang sedang duduk di sofa ruang tamu sembari menonton tv dan makan biskuat.
"Apa?" Balas Seungmin, Hyunjin langsung duduk di sebelahnya lalu merebut bantal sofa yang tadinya dipeluk Seungmin, membuat biskuit yang dipegangnya kini terjatuh.
"Santai Jin," gumam Seungmin seraya mengambil biskuitnya kembali lalu memakan semuanya sebelum diminta Hyunjin.
"Eh gue mau nanya deh," Hyunjin memutar tubuhnya menghadap Seungmin yang masih terfokus pada tv.
"Nanya apa— eh kamu gak part time?" Ucap Seungmin. Hyunjin hanya mandangnya dengan datar.
"Ini hari Senen mabok, gue part time kan cuma hari Selasa, Jumat sama Sabtu. Prasaan gue udah bilang ke elo,"
"Oh iya, aku lupa Jin ahahaha. Yaudah kamu mau tanya apa tadi?" Seungmin tertawa renyah.
"Gak jadi." Hyunjin memutar tubuhnya lagi jadi menghadap ke tv.
"Eh Min," panggilnya lagi setelah beberapa saat.
"Apaaa"
"Lo sebenernya suka beneran gak sih sama Ryujin? Kok deketnya sama Nayla mulu?" Sontak Seungmin menoleh mendengar pertanyaan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | Hyunjin ✓
Fiksi Penggemar[Fin] Hanya karena sebungkus cilok, masa putih abu-abu Nayla menjadi seperti sambel kacang. Pedes manis tapi bikin nagih. ﹂©nissaynut, 2019