[Edisi Revisi 23.06.19]
Tak terasa satu tahun sudah Sandra dan teman-temannya menginjakkan kakinya di kelas sepuluh. Dan hari ini adalah hari penerimaan rapor setelah satu tahun mereka duduk di bangku kelas sepuluh di sekolah ini.
Sandra datang bersama mamanya hari ini. Koridor sekolah dipenuhi oleh para siswa yang berjalan bersama orangtua mereka masing-masing. Dari kejauhan Sandra bisa melihat Ayu dan Anggi yang sedang duduk di bangku depan kelas. Mereka hanya berdua, mungkin yang lain belum datang, atau malah tidak datang? Memang, pada hari penerimaan rapor seperti sekarang ini para siswa tidak diwajibkan untuk berangkat.
"Mama masuk aja, nanti kalau udah selesai chat San aja ya. San mau ketemu sama temen-temen." ucap Sandra sebelum berpisah dengan Lita. Ia kemudian berjalan menghampiri kedua temannya, sementara mamanya masuk kelas.
"Kalian cuma berdua aja. Yang lain pada ke mana?" tanya Sandra setelah ikut duduk bersama Anggi dan Ayu.
"Gak tau. Tapi tadi kayaknya di lapangan basket rame deh." ucap Anggi.
"Oh iya, final basket kan emang sekarang. Makanya lapangan basket rame." ucap Ayu setelah sebelumnya sempat berpikir.
"Ke sana yuk. Di sini juga sepi, cuma kita bertiga." mereka kemudian berjalan menuju lapangan basket yang memang ramai oleh siswa semua tingkat kelas.
"Wah, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan." ucap Sandra setelah sampai di lapangan basket dan ternyata pertandingan yang sedang berlangsung adalah final untuk kelas sebelas.
"Pada di sini ternyata." ujar Ayu yang melihat keberadaan beberapa teman sekelasnya.
"Ke sana yuk, ada yang kosong tuh." Anggi menarik tangan Ayu dan Sandra menuju bangku penonton yang masih kosong.
"Wuih. Seger mata gue, yang main cakep semua." celetuk Sandra. Kapan lagi ia bisa cuci mata seperti ini, besok saja sudah mulai libur semester. Jadi ia tidak akan bisa melihat kaum adam yang masuk kategori ganteng menurutnya. Paling ia hanya akan bertemu dengan keempat sahabat gesreknya itu.
Di bangku penonton seberang lapangan dengan Sandra berada saat ini, ia bisa melihat seorang laki-laki yang ia cari keberadaannya kemarin. Laki-laki yang seharusnya ikut bermain dalam pertandingan final mewakili kelasnya namun tidak menampakkan batang hidungnya. Dan kini, di hari terakhir sekolah sebelum libur semester dimulai, ia bisa melihat siluet dan senyum yang terbit di bibir laki-laki itu.
Gue kok kangen ya? Padahal gue bukan siapa-siapanya dia. Ucap batin Sandra.
Sandra menyipitkan matanya ketika ia melihat sesuatu pada punggung tangan kiri Bima ketika laki-laki itu tengah membenarkan tatanan rambutnya.
Itu kok kaya bekas infus ya. Dia sakit apa sih, gak berangkat sehari aja harus pake infus segala. Gumamnya dalam hati.
Ia memang masih penasaran dengan laki-laki itu. Banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya mengenai laki-laki yang disukainya itu. Seperti, dia sakit apa? Kenapa saat itu yang terasa sakit di bagian perut sampingnya? Kenapa setiap ia melihat laki-laki itu minum obat, obat yang diminum langsung beberapa macam sekaligus? Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Dan itu semua hanya bisa ia simpan dalam benaknya hingga ia bisa menemukan orang yang bisa ia tanyai seputar laki-laki itu.
Namun tiba-tiba Sandra teringat kejadian kemarin. Saat dirinya bertemu dengan mantan laki-laki itu, atau bahkan bukan mantan lagi? Entahlah. Yang pasti kini Sandra menjadi sering berpikir mengenai ucapan Siska kemarin.
Apa maksud Siska berkata agar dirinya berhenti menyukai Bima?
♨️♨️♨️
![](https://img.wattpad.com/cover/183054012-288-k521163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU✔️
Teen FictionSebuah kisah antara gadis tomboy yang jatuh cinta pada seorang laki-laki tetangga kelasnya. Cerewet, tidak bisa diam, galak, menyebalkan, pelit. Itulah beberapa sifat yang melekat pada diri Sandra. Namun ia justru merasakan apa itu cinta pada seora...