•DUA PULUH TIGA•

1.3K 70 0
                                    

[Edisi Revisi 22.06.19]

"Sandra, lo ikut tarik tambang." Sandra yang baru saja melangkah memasuki kelasnya tentu terkejut.

Di depan kelas, Mila, selaku sekretaris kelas tengah menyebutkan nama-nama yang telah ditunjuk untuk mengikuti beberapa lomba dalam acara class meeting kali ini. Di papan tulis juga telah ditulis siapa saja orang yang ditunjuk untuk mewakili kelas dalam beberapa lomba untuk kegiatan hari ini dan dua hari ke depan.

"Kok gue sih?" ucap Sandra yang berjalan menuju bangkunya.

"Yang lain udah pada kepilih buat lomba yang lain Sandra." ucap Mila agar Sandra tak menolak.

"Sama siapa aja?" tanya Sandra.

"Ini udah ada tulisannya. Lo baca sendiri." Mila menunjuk tulisan pada papan tulis putih itu menggunakan pulpen yang sedari tadi bearada di tangan kanannya.

Mata Sandra mengarah pada tulisan pada papan tulis di belakang sekretaris kelas itu.
Untuk lomba tarik tambang putri memang tertulis namanya.

"Gimana San?" tanya Mila.

Sandra mendengus. "Gue nolak pun lo juga bakal maksa gue biar ikut." ucapnya pasrah.

"Nah itu lo tau. Buruan ganti baju lo, biar nanti udah siap." ucapan itu hanya dibalas deheman oleh Sandra.

°°°

"Sandra! Buruan ke lapangan!" suara tersebut membuat Sandra yang sedang tidur langsung terbangun.

Di depan pintu kelas, seseorang pemilik suara tadi berdiri. Eva, gadis yang mempunyai tubuh besar dan tinggi memanggil Sandra agar menuju ke lapangan.

"Gue ngantuk Va. Cari yang lain aja." ucap Sandra tanpa mengangkat kepalanya.

"Gak ada orang lain. Buruan deh, gue seret juga lo." Eva melangkah mendekati meja Sandra dan langsung membangunkan gadis yang sedang mencoba menjemput kembali mimpinya itu.

"Jahat lo." ucap Sandra kesal, namun ia tetap bangkit dari duduknya dan melangkah keluar bersama Eva sambil sesekali mengucek matanya yang masih berat.

Sampai lapangan, mereka langsung menghampiri teman-teman yang juga ditunjuk untuk lomba yang sama. Tarik tambang.

Lima orang yang ditunjuk menjadi perwakilan kelas mereka adalah Sandra, Eva, Kinan, Fara, dan Anggi. Alasan utama ditunjuknya kelima orang ini adalah karena mereka semua memiliki postur tubuh yang berisi-sebut saja begitu-kecuali Eva yang memang tubuhnya bisa dikategorikan besar.

Di lapangan ini, suara sorakan terdengar di mana-mana. Entah itu mendukung tim putri maupun tim putra yang sedang bertanding. Hari ini hanya ada dua jenis cabang yang dilombakan untuk putra dan putri, yaitu tarik tambang dan voli.

"Untuk tarik tambang berikutnya tim putri kelas X IPA 3 melawan kelas X IPS 3." suara dari komentator membuat Sandra dan keempat rekan timnya bangkit dari posisi duduk.

"Lo tadi tidur San?" Kinan yang baru saja bangkit langsung bertanya pada Sandra karena melihat wajah Sandra yang sangat terlihat jika ia baru bangun tidur.

"Iya, kalo gak gue paksa juga gak bangun dia." sahut Eva.

"Cuci muka dulu sono. Ntar pas disuruh narik malah tidur lagi." tawa keempat orang itu pecah mendengar ucapan Kinan.

Sandra melangkah meninggalkan lapangan setelah sebelumnya izin pada wasit untuk mencuci wajah ngantuknya terlebih dahulu.

"Mau cuci muka sampe abis air di sumur juga ngantuknya gak ilang." gerutu gadis itu ketika keluar dari kamar mandi.

ABIMANYU✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang