"Selamat pagi semua!" ucap seorang guru perempuan yang berdiri di depan kelas Sandra.
"Pagi Bu!" jawab seisi kelas secara serentak.
"Oke, perkenalkan nama ibu adalah Nuri. Ibu akan menjadi wali kelas kalian selama kelas sepuluh ini. Ibu mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia," jelas Bu Nuri yang membuat para siswa menganggukkan kepalanya.
"Karena hari ini pelajaran belum dimulai, dan ibu juga belum mengenal kalian, maka nanti akan ibu panggil satu per satu untuk maju ke depan dan memperkenalkan diri kalian pada semua orang yang berada di sini." Bu Nuri terlihat membuka sebuah map dan kemudian membacakan nama yang harus maju ke depan.
"Adelia Fara," ucap Bu Nuri kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat siapa siswa yang namanya ia sebut.
Seorang gadis berdiri dari bangkunya yang berada nomor dua dari depan. Gadis itu kemudian maju ke depan kelas dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Halo. Perkenalkan, nama saya Adelia Fara, biasa dipanggil Adel atau Fara. Terimakasih." Adel kemudian kembali duduk di tempatnya.
"Berikutnya, Aditya Bagas." Adit dengan langkah percaya dirinya maju ke depan sambil sesekali mengedipkan sebelah matanya pada para siswa perempuan.
"Halo semua. Perenalkan, nama saya Aditya Bagas, biasa dipanggil Bagas," ucap Adit sambil kembali mengedipkan sebelah matanya.
"Idih, apaan lo. Nama panggilan lo itu Adit. Sok gaya-gayaan pake Bagas segala. Itu juga, mata lo kenapa? Kelilipan?" ucap Sandra cukup keras dari bangkunya. Adit melotot tak terima dengan ucapan Sandra, apalagi pada kata terakhir.
Ucapan Sandra sontak membuat seisi kelas tertawa. Tak terkecuali Bu Nuri yang sedang duduk di kursi guru.
"Ganggu aja lo San. Oke, lanjutkan. Umur saya lima belas tahun, hobi main AOV, Mobile Legend, Free Fire, PUBG, dan yang sejenisnya. Cita-cita ingin menjadi atlet e-sport profesional," ucap Adit sambil membusungkan badannya dan kemudian menepuk dadanya.
Setelah Adit selesai, acara perkenalan terus berlanjut dengan berbagai macam perkanalan yang unik. Ada yang saat berjalan maju tiba-tiba terjatuh hingga mengundang tawa, ada yang masih malu karena belum mengenal sama sekali dengan penghuni kelas, bahkan ada juga yang hanya berdiri diam di depan kelas karena lupa dengan apa yang akan dia lakukan di depan saking malu dan gugupnya.
"Selanjutnya, Sandra Wijaya," panggil Bu Nuri. Setelahnya, Sandra berdiri dari bangkunya dan berjalan dengan santai ke depan kelas.
"Hai semua. Kenalin, nama gue yang tadi udah disebutin sama Ibu Nuri. Sandra Wijaya, biasa dipanggil, nyahut," ucapan Sandra tersebut lantas mengundang tawa dari beberapa orang yang memahami maksud ucapan Sandra.
Sementara yang lain hanya diam karena tidak tahu maksud ucapan Sandra.
"Umur masih empat belas tahun, tapi otw lima belas. Hobi makan, tidur, nonton film, dengerin musik, main game, dan berkhayal." Lagi, ucapan gadis tersebut mengundang gelak tawa dari seluruh penghuni kelas.
"Kasian amat lo. Hobinya cuma ngayal aja," ledek Adit dari tempatnya duduk.
"Ye, sirik aja lo," balas Sandra yang masih berdiri di depan kelas.
"Oke lanjut. Cita-cita mau jadi ..." Sandra tampak berpikir saat akan melanjutkan ucapannya mengenai cita-cita.
"Preman pasar," celetuk Adit lagi.
"Wah, boleh juga tuh. Makasih Dit sarannya," ucap Sandra membalas ucapan Adit.
"Sekian dari saya, Wassalamualaikum." Sandra kemudian berjalan kembali ke bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU✔️
Fiksi RemajaSebuah kisah antara gadis tomboy yang jatuh cinta pada seorang laki-laki tetangga kelasnya. Cerewet, tidak bisa diam, galak, menyebalkan, pelit. Itulah beberapa sifat yang melekat pada diri Sandra. Namun ia justru merasakan apa itu cinta pada seora...