"SANDRA BANGUN!" Lita berteriak dari luar pintu kamar Sandra yang tentu saja langsung membuat gadis yang masih bermesraan dengan kasur dan gulingnya itu membuka mata.
Yang dilakukan selanjutnya adalah duduk dan melirik jam yang berada di nakas samping tempat tidurnya. Pukul 05.20.
Pantas saja mamanya tadi berteriak kencang untuk membangunkannya. Dengan segera gadis itu melangkah menuju kamar mandi dan setelah keluar, ia langsung menggelar sajadah dan juga mengambil mukena dari dalam lemarinya.
°°°
"Pagi Ma, Pa," ucap Sandra saat dirinya baru saja bergabung dengan kedua orang tuanya di meja makan.
"Pagi juga sayang," jawab Wijaya yang tengah menyantap nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya.
"Gimana, udah dapet teman baru di sekolah?" tanya Wijaya tiba-tiba.
"Waktu itu sih ada, tapi beda kelas," jawab Sandra kemudian memakan sarapannya.
"Sekarang, belum ada?" kini Lita yang bertanya.
Sandra menggeleng. "Mereka kayaknya masih pada jaim gitu, nanti lama-lama juga bakal ada yang deket. Emang kenal, tapi cuma sebatas nama aja. Dan sekarang yang deket cuma sama Adit aja."
"Adit temen kamu SMP dulu itu?" tanya Lita.
Sandra mengangguk."Wah, pasti kelas kalian jadi rame banget."
"Betul sekali. Mama tahu aja." Sandra kemudian meminum air putih setelah menghabiskan sarapannya.
"Mau bareng Papa nggak?" tawar Wijaya.
"Enggak deh Pa, San ada janji sama Doni sama Adi buat berangkat bareng," jawab Sandra.
Mereka bertiga memang berbeda sekolah, namun jalan menuju sekolah kedua laki-laki itu melalui jalan raya depan sekolah Sandra yang sudah bisa dipastikan jika mereka tidak akan berbeda arah jika berangkat bersama.
"Naik motor?"
"Naik sepeda." Sandra kemudian mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Sandra!" Terdengar suara dari luar rumah yang memanggil nama Sandra.
"San berangkat dulu. Assalamualaikum." Gadis itu lantas berlari kencang keluar rumah menghampiri dua laki-laki yang sudah menunggunya di depan rumah menggunakan sepeda mereka.
"Lo mau pake sepeda lo sendiri apa bonceng gue?" tanya Doni.
"Bonceng lo aja deh, gue gak yakin kalo ntar gue balik bakal kuat naik sepeda." Mereka bertiga kemudian melaju meninggalkan rumah Sandra.
°°°
Hari kamis, setelah jam istirahat pertama adalah jadwal olahraga untuk kelas Sandra. Kini semua anggota kelas telah berkumpul di lapangan basket karena materinya adalah basket.
"Kalian lari tiga kali putaran untuk pemanasan. Setelah selesai, nanti berkumpul lagi!" perintah Pak Tohir yang langsung meniup peluit yang menggantung di lehernya. Sesaat kemudian semua siswa tersebut mulai berlari dengan jumlah putaran yang telah ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU✔️
أدب المراهقينSebuah kisah antara gadis tomboy yang jatuh cinta pada seorang laki-laki tetangga kelasnya. Cerewet, tidak bisa diam, galak, menyebalkan, pelit. Itulah beberapa sifat yang melekat pada diri Sandra. Namun ia justru merasakan apa itu cinta pada seora...