"Huh capek banget sumpah," keluh Sandra saat sudah kembali ke kelas setelah mengikuti upacara penyambutan dari kepala sekolah yang memakan waktu hampir dua jam.
Tangannya dengan cekatan mengambil botol minum yang dibawanya dari rumah dan segera meminumnya hingga menyisakan setengah bagian.
Tak lama dua orang anggota Osis yang tadi sudah masuk kini kembali lagi. Mereka membawa papan yang bertuliskan angka 4.
"Perhatian semua! Seperti yang Kakak bilang tadi, sekarang waktunya kita keliling sekolah. Jangan lupa membawa alat tulis, karena nanti kalian pasti butuh itu," ucap Bintang kemudian memimpin rombongan kelompok empat tersebut keluar dari ruang kelas dan mulai mengelilingi sekolah.
Saat baru keluar dari ruang kelas mereka sudah bertemu dengan kelompok lain di koridor. Bintang dan Deni terus memandu adik kelas mereka mengelilingi sekolah dan juga menjelaskan tentang nama-nama ruangan yang mereka lewati.
Saat melewati koridor depan ruang olahraga, mereka bertemu dengan kelompok yang bernomor 6 yang berjalan lawan arah dengan kelompok 4. Mata Sandra langsung menangkap siluet seseorang yang tadi pagi bertemu dengannya. Dan saat mereka sudah dekat, Sandra tak melepaskan pandangan barang sedetik pun.
Karena Sandra terus melihat ke arahnya, membuat laki-laki itu menolehkan kepalanya menghadap Sandra yang terus berjalan sambil tersenyum tidak jelas.
Setelah kelompok Sandra hilang di belokan koridor, laki-laki yang tadi terus dilihat oleh Sandra menampilkan senyum tipisnya.
"Woy! Napa lo? Gila ya, senyum-senyum sendiri." Laki-laki itu tersentak kaget saat seseorang tiba-tiba menepuk bahunya sambil berkata seperti itu.
"Kepo lo." Laki-laki itu kemudian melanjutkan langkahnya menyusul kelompoknya yang sudah berjalan di depan.
°°°
"Eh San." Nadin menarik tali papan nama yang melingkar di leher Sandra.
"Kenapa?" tanya Sandra karena Nadin malah melihat ke arah koridor depan ruang Osis.
Sandra mengikuti arah pandang Nadin dan melihat beberapa orang yang menggunakan jas almamater khas pengurus Osis.
"Itu," Nadin menunjuk laki-laki yang sedang berbicara bersama tiga orang di depan pintu ruangan tersebut.
"Kak Gio?" tanya Sandra yang langsung dibalas anggukan kepala Nadin.
"Kenapa, lo naksir sama dia?" tanya Sandra.
"Ya enggak, cuma dia itu ganteng banget ya."
"Gimana ya kalo dia jadi pacar gue, pasti pada iri semua nanti," ucap Nadin sambil membayangkan hal tersebut.
"Ngayal lo ketinggian! Gue bilangin ya, jatuh itu sakit. Kak Gio itu tipe orang yang anti sama kata pacaran kalo setahu gue." Sandra berkata kemudian melangkah pergi tanpa Nadin sadari.
"Ih, kok gue ditinggal sih," ucap Nadin kesal namun ia kembali melihat ke tempat Gio berdiri. Dan tepat ketika itu juga, ketua Osis tersebut tak sengaja menolehkan kepalanya ke arah Nadin berdiri yang langsung membuat Nadin berlari kencang karena malu.
°°°
"Sudah masuk semua?" tanya Deni pada semua anggota kelompok 4.
"Oke, Kakak akan membagikan kalian kertas yang berisi pertanyaan seputar sekolah ini. Kalian hanya diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan semuanya. Mengerti?" lanjut Bintang kemudian bertanya keras.
"Mengerti Kak!" seru para siswa.
Kedua orang kakak kelas tersebut kemudian membagikan satu lembar kertas yang berisi pertanyaan yang dimaksud tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU✔️
Novela JuvenilSebuah kisah antara gadis tomboy yang jatuh cinta pada seorang laki-laki tetangga kelasnya. Cerewet, tidak bisa diam, galak, menyebalkan, pelit. Itulah beberapa sifat yang melekat pada diri Sandra. Namun ia justru merasakan apa itu cinta pada seora...