Di depan kelas, Sandra tengah duduk dan tatapan matanya pun terfokus pada layar ponselnya. Hari ini ujian kenaikan kelas mulai dilaksanakan. Dan seperti biasa, para siswa tidak diperbolehkan memasuki ruangan ujian sebelum dipersilahkan oleh pengawas. Itu sebabnya para siswa menjadi terdampar di lorong depan kelas yang semua pintunya masih tertutup.
Disaat teman-temannya sibuk menghapal materi ujian, gadis itu malah sibuk menabur benih jagung di lahan dalam game Hay Day miliknya. Anggi yang sejak tadi duduk bersamanya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Sandra.
"Yah anjir, kok babi gue pada tepar sih? Perasaan udah gue kasih makan deh." Sandra menggerutu saat melihat babi-babinya yang terkapar akibat kelaparan.
Sebuah gulungan buku tiba-tiba saja mendarat di kepalanya begitu ia kembali fokus pada game miliknya. Tanpa mendongak pun Sandra mengetahui pelakunya. Karena suaranya terdengar sangat familiar di telinganya.
"Mulutnya ya, minta dilakban?" Aldi dan Dimas yang baru saja datang bersama Bima langsung tergelak melihat kelakuan sepasang kekasih itu.
"Sakit elah Bim, kasar banget deh sama pacar." Sandra mendengus sambil mengusap kepalanya.
"Lagian lo juga, bukannya belajar buat ujian malah main game." Bima merebut ponsel Sandra tanpa aba-aba sebelumnya.
"Eh, eh kok diambil sih Bim? Itu babinya belum jadi gue kasih makan. Kalo mati kan rugi gue." Sandra berdecak saat Bima malah mematikan daya ponselnya kemudian memasukkan benda tersebut ke dalam saku celananya.
"Bentar lagi kelas dua belas Sandra, tobat dong sayang." Bima berkata dengan menekan kata sayang sambil menarik kedua pipi Sandra. Sementara gadis itu malah mendelik tajam akibat kelakuan tangan Bima dan juga kata terakhirnya.
"Jijik Bim, anjir. Gak usah pake sayang kenapa sih? Lo kata gue anak lo? Itu juga, tangan lo gatel banget kalo liat pipi gue nganggur." Aldi dan Dimas kembali tergelak mendengar kalimat Sandra. Pun dengan beberapa teman Sandra yang juga berada di sana.
"Nih ya Tom, gue kasih tau. Kalo cewek lain mah seneng dipanggil sayang sama cowoknya, lah elo? Baru juga sekali dipanggil sayang, udah bilang jijik aja lo." Dimas menyampaikan pendapatnya diiringi dengan tawa.
"Ya sorry ya Dim, gue kan gak kaya mantan-mantan lo yang suka kalo dipanggil sayang itu. Kelas gue jelas beda sama mereka." kini giliran Dimas yang mendengus karena Sandra justru malah menimpali ucapannya dengan mengikut sertakan deretan mantannya.
"Lo lupa Dim, si Tom kan limited edition. Dan cuma Bima yang bisa bikin dia jadi jinak." mereka semua tertawa, kecuali Sandra. Sementara Bima hanya menggelengkan kepalanya.
"Sekarang belajar, atau game lo gue hapus." Sandra mendelik. Apa tadi kata Bima? Game nya akan dihapus? Tidak, ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana nasib babi-babinya nanti?
"Kok ngancemnya gitu sih Bim? Gak tau apa kalo gue bisa sampe level lima puluh aja udah setahun lebih." Bima tak menjawab. Namun tatapannya tak beralih dari wajah kekasihnya itu.
"Iya-iya gue belajar. Gue aduin papa lo, awas aja." Sandra membuka bukunya dan mulai membaca materi di sana.
"Mau ngaduin gimana? Gue ngerebut HP lo? Paling nanti malah lo yang dimarahin, orang mau ujian malah main ternak babi." orang-orang di sana kembali tertawa melihat interaksi kedua orang tersebut. Apakah mereka benar-benar sepasang kekasih?
Sandra berdecak. Malas menanggapi ucapan Bima, dan juga ia tak ingin jika Bima memberitahu ayahnya tentang ia yang malah bermain game saat akan ujian. Bisa habis nanti dirinya karena khotbah bapak kepala rumah tangga itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/183054012-288-k521163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU✔️
Teen FictionSebuah kisah antara gadis tomboy yang jatuh cinta pada seorang laki-laki tetangga kelasnya. Cerewet, tidak bisa diam, galak, menyebalkan, pelit. Itulah beberapa sifat yang melekat pada diri Sandra. Namun ia justru merasakan apa itu cinta pada seora...