[Edisi Revisi 22.06.19]
Suasana kelas X IPA 4 saat ini sangat ramai. Banyak yang berkumpul untuk bergosip ria, ada yang sudah meluncur ke kantin, ada pula yang tidur dengan buku yang digunakan untuk menutupi wajah. Jam pelajaran Bahasa Indonesia yang sangat jarang kosong kini guru yang mengampu sedang tidak hadir karena sakit.
Di sebuah bangku yang berada di samping tembok kelas, ada tiga orang laki-laki yang sedang membicarakan sesuatu.
"Gue rasa anak kelas sebelah itu naksir deh sama lo deh Bim," ucap Aldi sambil memasukkan kacang yang telah ia buka kulitnya ke dalam mulut.
"Anak kelas sebelah, siapa?" tanya Dimas yang tak tahu orang yang dimaksud Aldi.
"Itu yang kelakuannya kaya cowok." jelas Aldi sambil kembali memasukkan kacang ke dalam mulutnya.
"Emang iya Bim?" Dimas menoleh menatap Bima dengan tatapan bertanya.
"Gue gak tau." balas Bima cuek, padahal dalam hatinya ia bertanya darimana Aldi bisa mendapatkan pernyataan tersebut. Namun jika benar pun, ia tentu merasa bahagia, entah karena apa.
"Oh iya, gue kemarin ada ketemu sama dia." ucap Dimas yang membuat kedua sahabatnya lantas menoleh ke arahnya.
"Kapan?" tanya Aldi yang memang orangnya gampang kepo.
"Malem minggu kemarin. Gue liat dia di cafe sama tiga atau empat cowok gitu." jelas laki-laki yang duduk di sebelah Bima itu.
"Mereka juga kelihatannya akrab banget, orang cuma makan aja ketawanya gak bisa pelan sampe pengunjung lain pada nengok ke mereka."
"Wih, beneran lo Dim? Jarang banget ada cewek yang main malem-malem sama cowok. Banyak lagi." sahut Aldi asal.
Apa cowok yang dimaksud Dimas itu cowok yang waktu itu sama dia? Tanya Bima dalam hati.
"Mikirin apa lo." Aldi melemparkan sebiji kacang tepat di wajah Bima.
"Sialan lo Di." maki Bima kemudian melempar Aldi dengan pulpen yang berada di atas mejanya dan tepat mengenai dahi laki-laki yang duduk di atas meja itu.
"Sialan juga lo Bim." ucap Aldi sambil mengusap dahinya yang terkena lemparan pulpen dari Bima.
"Kalo lo sendiri gimana Bim?" tanya Dimas yang Bima ketahui itu bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan sebuah kalimat untuk menggodanya.
"Gimana apanya?" tanya Bima tak paham.
"Ya gimana reaksi lo kalo tu cewek beneran naksir sama lo." ujar Dimas sambil tangannya ikut mencomot kacang dari tangan Aldi.
"Heh. Mau ngapain tangan lo." Aldi langsung menepis tangan Dimas yang hendak mengambil kacangnya.
"Minta kali Di," ucap Dimas.
"Minta-minta, beli dong. Gak modal banget sih jadi laki." cibir Aldi.
"Jadi gimana Bim?" tanya Aldi mengulangi pertanyaan Dimas yang belum dijawab Bima.
"Gak tau gue," jawab Bima acuh. Namun tak lama, sebuah lengkung senyum terbit di bibirnya.
"Kalo kata gue sih, Bima juga naksir sama tuh cewek." Dimas berbisik pada Aldi sambil menunjuk Sandra yang kebetulan lewat di depan kelasnya menggunakan dagu.
"Bisa jadi, bisa jadi." Aldi menjawab sambil menganggukkan kepalanya.
"DIMAS! KACANG GUE LO AMBIL TAI!" teriak Aldi setelah menyadari jika kacang yang berada di tangannya telah berkurang dan juga Dimas sudah tidak ada di dalam kelas lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/183054012-288-k521163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANYU✔️
Fiksi RemajaSebuah kisah antara gadis tomboy yang jatuh cinta pada seorang laki-laki tetangga kelasnya. Cerewet, tidak bisa diam, galak, menyebalkan, pelit. Itulah beberapa sifat yang melekat pada diri Sandra. Namun ia justru merasakan apa itu cinta pada seora...