HAPPY READING
.
__________________Dirumah keluarga besar Davidson.
Pagi itu ramai akan semua orang tamu undangan yang memakai baju berwarna putih. Baik para tamu maupun keluarga memakai baju berwarna putih.
Kecuali Selin yang memakai kemben kain berwarna coklat bercorak putih dengan rancangan bunga melati dan bunga sedap malam, yang tersampir di punggungnya untuk menutupi bahu telanjangnnya. Dan juga sebagai bando dikepalanya.
Sebelumnya mereka melakukan pengajian untuk mendoakan lancarnya kelahiran dan kebaikan kandungan Selin.
Wajahnya berseri seri di acara empat bulanannya ini. Ia begitu antusias kala melihat banyak orang yang duduk di depannya yang kini duduk diatas kursi kayu dengan rapi.
Setahu Selin, Diadakan Acara empat bulanan ini atau yang bisa disebut tradisi ngapati. Katanya akan dititipkan ruh dari Allah kepada janinnya. Entahlah Selin tidak terlalu mengerti, Yang penting Kandungannya sehat sampai waktu lahirnya nanti.
Disampingnya Ada Mama mertuanya dan seorang wanita pembandu Acara. Dan ada juga seguci tanah yang isinya air dicampur bunga.
Tangan Selin mengelus buah kelapa muda yang bersanding dengan sebuah telur dipangkuannya. buah kelapa yang dipilih untuk ritual ini kelapa yang berwarna kuning yang masih muda dan berbentuk lonjong. Sementara telurnya menggunakan telur ayam kampung.
Setelah beberapa proses sebelum siraman dilakukan. Akhirnya dimana Selin duduk nyaman siap untuk menerima tiap guyuran Air penuh berbagai macam bunga itu.
Orang pertama yang akan menyiramkan satu gayung kepadanya adalah suaminya. Angga, pria itu sepertinya lebih antusias dari pada Selin. Bahkan orang orang terkekeh melihat Binar Mata pria itu dengan kedua tangannya yang saling meremas dan juga senyum lebarnya.
Angga membacakan do'a. Lalu perlahan mengguyur badan Selin dengan air di gayung kayu yang ia pegang. Selin memejamkan mata ia berdoa semoga kandungannya sehat selalu dan lancar dalam proses lahirnya.
Sorak sorai mengiring Angga yang mengelus perut buncit Selin dan mengecup kening istrinya itu. Kalau saja tidak di hentikan Lea, Angga pasti menciumi wajah istrinya itu tanpa perduli orang sekitar.
Lalu selanjutnya giliran Lea. Wanita itu membisikkan sesuatu kepada menantunya membuat Selin tersenyum dan memejamkan mata menerima guyuran air.
Setelah Lea, Bi Bina yang sudah seperti ibu Selin sendiri mewakili almarhum Mama Selin pun melanjutkan. Melihat Bi Bina yang berdiri di sampingnya dengan senyum teduhnya membuat Selin menitihkan Air mata.
Ia teringat Sarah, Mamanya. Andai saja Mamanya masih ada bersamanya beliau akan bahagia melihat dia mengandung calon cucunya dan mengikuti proses siraman ini. Selin terisak membuat Bi Bina menanyakan dirinya.
"Mama." Bisik Selin membuat Bi Bina ikut sedih dan memeluk Majikan yang sudah seperti putrinya itu.
Angga dari jauh melihat pun menunduk dan berdo'a kepada Sarah. Jelas ia mengerti perasaan Istrinya tersebut.
Setelah Bi Bina berhasil menenangkan Selin dan memberi siraman. Digantikan oleh Dias, Papa Selin yang tadi sempat ikut menitihkan Air mata. Penyesalan tidak akan terlepas dari dirinya.
Pria itu mendekat dan memberi Siraman. Setelah itu ia berbisik membuat Selin tersenyum tipis. Hatinya menghangat kala Papanya itu mengelus perutnya. Hubungannya bersama Papanya masih datar, Hanya dirinya yang masih kaku menerima sosok pria itu lagi.
Lalu selanjutnya Alex, Papa mertua Selin. Alex mengatakan Sesuatu membuat Selin mengangguk dan kembali tersenyum.
Selin menghela napas. Seharusnya ia tidak menangis sedih di acara yang bahagia ini. Ia mengelus perutnya meminta maaf kepada Calon anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)
RomanceWARNING! Baca dulu Help Me a Change Sebuah kisah yang menceritakan perjalanan pernikahan Selin dan Angga. setelah membaca cerita remaja mereka, mungkin kalian berpikir kalau kekonyolan dan ke-barbar an mereka masih berlanjut sampai pernikahan berjal...