31. Papa And Son

599 28 5
                                    

Mainan berhamburan dimana mana, membuat ruangan besar itu hampir di penuhi benda benda milik pangeran kecil di rumah besar tersebut.

Bukan hanya itu, suara nyaring balita yang merupakan pangeran kecil di keluarga itu menggema di ruangan besar itu. Namun tak membuat sang Papa yang sedang sibuk dengan laptopnya terganggu.

Angga mengintip apa yang di lakukan putranya di sela kegiatannya menyelesaikan pekerjaannya yang sengaja ia kerjakan di rumah.

Hanya mengintip sekilas sebelum melanjutkan pekerjaan yang hampir selesai itu. Ia harus menyelesaikan sekarang supaya nanti bisa menikmati waktu dengan keluarga kecilnya.

Baby Rev mengesot mendekati Papanya lalu berpegangan dengan tepi sofa dan berdiri  menatap Papanya.

"Ppa.. Bwa bla." Oceh balita itu menepuki paha Papanya.

Angga menoleh langsung menaruh laptopnya dan mengangkat putranya ke pangkuannya.

"Baby Rev, nggak boleh gitu. Nanti jatoh." kata Angga lalu menaruh Putranya di sampingnya.

"Toh." tiru Baby Rev menatap Papanya dengan mata lebar beningnya.

Angga mengangguk mencium gemas kepala Putranya. "Hmmm wangi. Iyah nak, nanti bisa jatoh."

Baby Rev bertepuk tangan lalu mengulurkan tangan ke Papanya. "Mmmi chu."

"Apa?" Angga menatap putranya bingung.

"Mmi Chuuu aaa." ulang Baby Rev.

Angga menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Apasih nak? Papa nggak ngerti."

Baby Rev mengemut jempolnya sendiri. "Mmii Ppaaaa ih Ggo."

"Mimi?, Baby Rev mau mimi?" Tanya Angga baru ngeh.

Baby Rev mengangguk cepat.

Angga terkekeh sendiri. "Bilang dari tadi dong!."

Baby Rev be like; bunuh Papa sendiri boleh nggak sih?

Angga menyerahkan dot diatas meja kepada putranya. "Ini tuan."

Baby Rev mengangguk acuh dan meminum susunya lalu kembali menatap televisi dengan tenang.

Angga terkekeh mencubit gemas pipi Putranya yang masa bodo. Lalu ia kembali ke pekerjaanya.

Hari ini ia ditugaskan istrinya menjaga putra mereka. Karena Selin sejak dua jam yang lalu izin ke tetangga entah ada keperluan apa.

Tak lama ponsel Angga yang tergeletak diatas meja berbunyi membuat pria itu melirik dan meraihnya.

Baby Rev menoleh sekilas sebelum kembali menatap kartun di televisi yang menyala.

Angga mengeryit karena heran dengan yang meneleponnya ini Arkan, tumben sekali.

"Iyah kenapa?" tanya Angga langsung kala Baru mengangkat telepon dari sahabatnya itu.

"Lo lagi di rumah nggak?"

"Iyah,emang kenapa?"

Terdengar grusak grusuk dari sana. "Syukurlah, gue mau ngajak si kembar maen kesana, soalnya ibu negara lagi arisan rt."

Angga terdiam menatap Baby Rev yang anteng. "Sama, Gue juga di suruh jaga Baby Rev karena Mamanya lagi ke tetangga entah ngapain."

"Sip, gue Otw kesana. Mau di bawain apa?"

"nggak perlu deh."

"Okey, lagian gue kangen sama lo."

"Jijik Anjing!!!" sembur Angga tanpa sadar.

ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang