6. Pasar Malam

879 26 1
                                    

HAPPY READING
.
________________

Waktu cepat berlalu tanpa disadari banyak orang.

Sekarang perut Selin yang mulanya rata kini telah terisi dan berbentuk membulat. Sangat imut kala Hal tersebut terjadi pada Selin.

Usia kandungan yang menginjak lima bulan itu membuat perbedaan yang kentara dari diri Selin. Banyak hal yang berubah sama halnya ibu hamil yang lain. Salah satunya kulit Selin yang putih semakin memutih bahkan terlihat memucat.

Di usia kandungan yang memasuki pertengahan itu sangat membuat Selin senang. Seperti saat ia berkaca ia bisa melihat perutnya yang membuncit dan sangat lucu baginya. Ia pun sedikit gemuk.

Sesekali juga kakinya membengkak. Dan itu membuat keover proktektifan Angga semakin besar. Bahkan untuk masak pun Selin tidak di perbolehkan. Apalagi menjalankan aktifitas kesehariannya.

Jangan lupakan Selin yang sejak sebulan yang lalu selalu memanggil Angga dengan sebutan barunya. Angga sangat bahagia kala mendengar panggilan itu dari istrinya.

Pagi ini seperti pagi pagi sebelumnya. Ia jalan jalan pagi mengelilingi kompleks dengan Angga disebelahnya. Itu salah satu rutinitas mereka sejak kehamilan Selin di ketahui.

"Berhenti dulu yang!." Ucap Angga berhenti di depan Selin.

Selin mengangguk dan menyeka keringat di keningnya. Lalu mereka duduk di bangku samping jalan. Setiap hari mereka lari pagi sejak bada subuh sampai jam lima.

Selin menerima air minum yang diberikan Angga dan meminumnya. Angga juga tak bisa diam. Ia menyeka Keringat Di kening istrinya dengan tangan. Lalu memijit kaki Istrinya dengan dinaikkan dipahanya.

Selin menurut saja. Ia bersandar dengan nyaman. Sampai ada seorang anak perempuan berteriak menyapa mereka dan berjalan mendekat.

Selin tersenyum menurunkan kakinya dari paha Angga. "Hai Ryn! Lari pagi juga?"

Bocah perempuan bernama Ryn itu mengangguk dengan senyum lebarnya menunjukkan gigi ompongnya. "Iyah. Tapi kali ini Ryn sendiri. Ryn kan anak pintar."

Angga terkekeh mengacak rambut anak itu sehingga membuat Ryn menatapnya garang dan mencak mencak kesal.

"Iiihh Bang Angga kebiasaan. Ryn kan tadi udah cantik sekarang jadi jelek."

"Tiap hari kamu emang udah jelek."

"Akh!! Kak Selin lihat itu suami buluk Kakak."

Angga melototi Ryn. "Dasar bocah."

Selin menyikutnya menatap peringatan lalu menatap kembali Ryn. "Maafin Bang Angga yah. Dia emang nakal."

Ryn menatap cemberut Selin. "Tapi Ryn cantik kan?"

"Iyah Ryn cantik."

Ryn menatap tak suka Angga. "Tuh dengerin. Kata Kak Selin Ryn cantik."

Angga tersenyum geli. Entah dia senang saja menggoda bocah di depannya ini. Anak tetangga Mereka yang sangat akrab dengan mereka. Setiap mereka lari pagi pasti bocah itu muncul. Angga sampai merinding melihatnya.

Tak lama datanglah seorang wanita yang adalah Ibu Ryn mendekat. "Eh Dek Selin Dek Angga."

Selin menyapa wanita itu. "Pagi Mbak."

"Iyah Pagi juga." Ucapnya lalu menatap gadisnya. "Ryn ayo pulang kamu harus sekolah."

Ryn cemberut lalu mengangguk dan berpamitan dengan kedua tetangga yang tadi ia datangi. Lalu ia dibawa Mamanya pulang dan ia yakin tadi Mamanya mencarinya karena ia tidak izin.

ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang