12. Percaya

609 23 0
                                    

HAPPY READING
.
__________________

Dingin malam menusuk kulit sampai ketulang.

Langit membentang tiada batas. Luas, gelap, hitam, dan pekat. Namun semua indah terlihat, tampak tersusun rapi dari buyaran bintang yang bersinar.

Dipandang bercahaya dengan setiap kerlipan dari bentuk berbeda. Seperti sebuah harapan dan mimpi2 manusia laksana terkemuka.

Semua tersenyum, bangga, bahagia bila melihatnya. Dari bawah ku pandang, begitu terasa kuasa sang pencipta. Tampak bias sinar bulan, menembus dedaunan hingga rumput yang ikut merasakan khidmatnya malam.

Desiran angin, suara burung, dan binatang2 kecil bagai okrestra merdu penyejuk jiwa, penawar dari setiap penat yang ada. Sedikit segar pikir dan rasa, menari bebas dengan lampu yang menerangi sudut. Terbuai biusan awan yang masih menampakan wujudnya.

Tapi diatas balkon kamar sebuah hotel diperkotaan Bandung. Seorang pria terdiam gusar menatap gelapnya malam yang ditemani sang rembulan.

Kejadian tadi siang membuat dirinya tak tenang. Ia bingung tak tau apa yang sebenarnya terjadi, Saat itu pikirannya tiba tiba kosong sibuk menebak apa yang terjadi kala itu.

Kini pukul satu dini hari, satu jam yang lalu ia usai mengerjakan semua pekerjaan dan besok waktunya kembali pulang.

Entah ada apa dengan dirinya. Sejak siang tadi ia dirasa gelisah. Tentang suara Ancaman Mamanya lalu suara tangis istrinya. Ia tak tau apa yang terjadi. Ancaman Mamanya yang mengatas namakan perselingkuhan.

Perselingkuhan apa?

Disini ia bekerja. Meraup rupiah untuk keluarga tapi kenapa tadi Mamanya berbicara seperti itu?

Dan padahal tadi Nomor istrinya masih tetap dengan emot cinta. Tapi katanya tidak tersimpan? Padahal ia melihat kala itu yang terhubung memang nomor asing.

Dan sialnya Ponselnya kini hilang. Tak tau dimana padahal disana banyak kenangan dengan istrinya dan keluarga lalu berbagai pesan terdapat.

Tapi ia tak mengerti bagaimana bisa hilang?

Hatinya menjerit menyurut untuk pulang.

Ia ingin. Tapi malam seperti ini tidak akan bisa apalagi malam ini terjadi hujan lebat mengguyur kota sejuk ini.

Besok.

Iyah besok. Dirinya akan pulang.

♡♡♡

Dua dini hari.

Waktu orang tertidur. Tapi disuatu ruangan dalam rumah sakit bersalin terdapat seorang Wanita telah berjuang antara hidup dan mati demi buah hati.

Menunduk menatap perutnya yang kini sudah mengempis tiada isi lagi. Senyum kecil terpatri bersamaan helaan napas.

Lalu ia merenung lagi. Tak merasakan air mata jatuh membasahi Pipi yang mulus dan pucatnya. Membekap mulutnya agar dua orang yang terlelap dikamarnya tak mengetahui suara tangisnya.

Tangis pilu.

Yang disebabkan suaminya.

Kilasan ingatan beberapa jam yang lalu. Diruangan lain yang tegang dengan suaranya yang menggema. Ia berjuang sendirian, meski sebenarnya suaminya yang harus menemani. Tapi realita tak seindah ekspetasi.

Ia berjuang dengan kedua wanita yang menyemangati dirinya di lain sisi. Sampai ia dapat melahirkan seorang mahluk hidup bertubuh mungil. Berjenis kelamin laki laki dengan suara yang nyaring mampu meruntuhkan tangisnya kembali sampai serak suaranya.

ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang