8. Sakit

764 26 0
                                    

HAPPY READING
.
_______________

Uhuk uhuk

Suara batuk yang agak keras tersebut membuat langkah Selin semakin mempercepat agar segera sampai di kamarnya dengan membawa minuman hangat dan beberapa obat.

Ini sudah tiga hari Angga mengalami demam dan batuk batuk. Tapi untunglah semakin hari agak membaik meski batuknya masih saja bersarang.

Selin segera masuk kamar dan menaruh apa yang ia bawa diatas nakas lali duduk disamping Angga yang tengah bersender di kepala Ranjang.

Angga menerima gelas yang berisi minuman Hangat dari istrinya. Rasa hangat jahe membuat tenggorokannya lega. Ia menghela napas dan menerima obat dari Selin.

Sementara istrinya itu menatapnya sendu. Angga meliriknya selagi meminum obat. Lalu menyerahkan kembali gelas berisi air minum kepada istrinya.

"Mas, istirahat yah." Pinta Selin.

Angga tersenyum menarik Selin agar duduk di sampingnya dengan perlahan. Lalu ia menyenderkan kepalanya dibahu istrinya.

"Padahal aku baru bangun Yang!."

"Yah kan biar cepet sembuh. Lagian disuruh ke rumah sakit nggak mau, manja banget segala pake panggil dokter ke rumah."

Angga tertawa.

"Lagian kenapa sih susah banget disuruh kerumah sakit?" Tanya Selin agak menunduk dan mengelus rambut suaminya.

Angga memejamkan mata. "Nggak suka aja. Bau obatnya itu loh yang terlalu menusuk."

"Yah kan namanya rumah sakit."

"Makanya aku nggak suka. Lagian selama ini nggak usah ke rumah sakit juga bakal sembuh kan."

Selin mencibir.

"Oh iyah." Angga bersuara membuat Selin menoleh agak menunduk.

"Apa?"

Angga membenarkan posisinya lalu menatap istrinya. "Gimana kalo lusa kita ke bandung?" Ajaknya.

Selin terdiam. "Apa boleh aku berpergian?"

Angga ikut terdiam lalu mengangguk. "Mungkin boleh. Kita tanya saja ke dokter kandungan kamu." Jedanya. "Lagipula tiga hari lagi kamu periksa ke dokter kan?"

Selin mengangguk. "Yaudah. Lima hari kedepan aja kita ke bandungnya. Sekalian kerumah kakek dan nenek kamu."

Angga mengangguk tersenyum dan mencium kening istrinya.

Hening.

Keduanya sama sama terdiam. Dan menutup mata dengan tenang dan damai. Membiarkan suara detik jam dinding yang menemani kesepian mereka.

Angga membuka matanya lalu mendongak.

Ah ternyata Selin tertidur. Dilihat dari deru napas yang teratur membuat Angga tersenyum tipis dan perlahan memisahkan dirinya.

Lalu ia dengan perlahan membaringkan Selin dan menyelimutinya lalu ia berbaring di samping istrinya dengan posisi miring menghadap Selin.

Tangan Angga memeluk perut Selin dan mentap wajahnya dengan lama lalu mencium kening dan bibir istrinya.

Angga tau kalau Selin beberapa hari ini banyak beraktifitas dan sangat aktif melakukan segala hal. Dari mengurus rumah yang sudah ia tegur tidak perbolehkan melakukanya tapi namanya ibu hamil. Tetap pada pendiriannya dan jika ditegur sedikit akan dibawah ke hati.

Angga tersenyum gemas mencium kembali wajah istrinya. Lalu tiba tiba ponselnya berbunyi membuat Angga mengambilnya di atas nakas samping istrinya.

"Iyah?"

ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang