HAPPY READING
.
___________________Selin mengelus rambut putranya yang tidur memeluk dan bersandar di dadanya. Rambut hitam legam yang menurun darinya itu sangat lembut dan harum membuatnya nyaman.
Tak terasa putranya sudah bertumbuh memasuki bulan ke tujuh bulan tersebut. Dulunya bayi yang sangat mungil dan menggemaskan dengan suara tangisan melengking kini menjadi balita berbadan gumpal dengan mata biru terang dan bergigi empat.
"Akhirnya tidur juga." Ucap Selin mengecup kepala putranya.
Angga yang menyetir mobil menoleh ke samping dan tersenyum geli kala mengigat apa yang di perbuat putranya.
Tadi sebelum pulang. Baby Reva bisa akur dengan damai dengan si kembar meski sepertinya Baby Reva masih bingung melihat dua wajah yang sama tersebut.
Angga rasa Putranya besok kalau besar akan seperti istrinya. Suka memukul kalau kesal, bahkan tadi saat bermain dengan si kembar yang lebih tua dua tahun darinya. Baby Rev tertawa sambil memukuli kedua putra Arkan itu meski hanya pelan tak sekeras yang pertama kali. Tapi sama saja tangannya tidak bisa diam.
Usai sampai dirumah mereka. Angga membukakan pintu untuk istrinya yang menepuk nepuk pantat Baby Rev sambil berjalan. Ia mengambil tas istrinya dan perlengkapan putranya di mobil lalu menyusul mereka yang sudah masuk ke dalam.
Angga segera menuju kamar mereka. Dimana terlihat Selin menaruh Baby Rev di tengah tengah ranjang. Sedangkan tempat Baby Rev biasanya di pinggir. Dan Selin di tengah.
Awalnya Angga sudah membuatkan kamar untuk jagoannya tapi kata istrinya. Lebih baik Baby Reva tidur sendiri saat sudah menginjak satu tahun lebih. Mereka juga tidak akan khawatir karena kamar mereka berhubung dengan sang jagoan yang kini terlelap dengan tenangnya tanpa terusik kala Mamanya menggantikan baju.
Angga masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi berhubung sudah sore. Setelah itu ia akan menjaga putranya selagi istrinya melakukan kegiatan rumah yang dibantu Bi Wulan.
Hari ini ia libur. Karena Selin mengatakan membutuhkan banyak hal untuk putra mereka yang semakin gempal badannya itu.
Di sisi Lain Selin membereskan perlengkapan putranya. Menaruh baju yang tadi di pakai putranya di tempat baju kotor sebelum berganti baju sembari menunggu suaminya yang mandi.
Selin membaringkan badannya di samping sang putra. Ia menghela napas, sedikit lelah memang menjadi ibu tapi dia menikmati saat putranya menangis dan berteriak kala tak menemukannya.
Bunyi pintu terbuka membuat Selin menoleh ke kamar mandi. Suaminya sudah selesai dan mendekatinya. Selin segera duduk dan hendak ke kamar mandi. Tapi saat ia berdiri Angga malah memeluknya dan mencium bibirnya. Selin hanya diam menerima yang di lakukan Suaminya sampai Angga mengecup keningnya dan menjauh.
"Mandi gih. Kamu bau."
Selin menatap sengit punggung lebar suaminya. "Dih. Bau bau gini juga doyan nyosor."
Angga cekikikan membuka pintu menuju walk in closet. Sementara Selin segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan badan.
Tak lama Angga keluar dan berjalan menuju putranya. Bersandar di samping putranya lalu mencium pipi dan keningnya setelah itu meraih laptop dan memeriksa email dari sekertaris kantornya.
♡♡♡
Aroma sedap berasal dari dapur dimana seorang wanita yang sedang bertarung dengan panci dan wajan. Tadinya ia tak sendiri, bersama asisten rumah tangga. Tapi berhubung Bi Wulan pergi ke supermarket membeli sesuatu. Ia melanjutkan memasak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)
Roman d'amourWARNING! Baca dulu Help Me a Change Sebuah kisah yang menceritakan perjalanan pernikahan Selin dan Angga. setelah membaca cerita remaja mereka, mungkin kalian berpikir kalau kekonyolan dan ke-barbar an mereka masih berlanjut sampai pernikahan berjal...