26. Bulan madu lagi

723 22 2
                                    

HAPPY READING
.
_______________________

Tiga orang dewasa berdiri di depan pintu rumah yang megah. Mereka nampak berbincang bincang dengan beberapa koper berdiri di antara mereka berdiri.

Angga menatap lelah istrinya yang tak ingin jauh dari Putra mereka.

Usai hari memetik mangga. Satu bulan kemudian Angga dan Selin memutuskan berangkat Bulan madu untuk kedua kalinya. Angga yang menginginkan liburan ini sedangkan Selin tak bisa jauh dari putranya.

"Mah, beneran Nggak papa?" Tanya Selin ke mertuanya untuk yang ke sekian kalinya.

Lea menghela napas. "Iyah nggak papa. Sesekali kamu sama Abang liburan. Lagian Mama juga bakal senang, kalo Jagain Baby Rev selama kalian liburan. Kalo bisa sih pulangnya bawa kabar dedek baru gitu."

Angga tertawa melihat wajah istrinya yang memerah. Lalu ia merangkul istrinya yang masih menggengam tangan mungil putra mereka yang tertidur di gendongan Lea.

Lea tersenyum mengelus kepala menantunya yang sangat berat meninggalkan cucunya ini. "Mama ngerti perasaan kamu sebagai seorang ibu. Dulu mama juga gitu waktu Abang masih satu bulan. Mama diajak papamu itu ke luar kota menghadiri acara sahabat kami. Mama sangat berat meninggalkan Abang kepada mertua Mama. Tapi kamu nggak usah khawatir, Baby Rev akan aman bersama Mama." Ucap Lea panjang lebar.

Selin menunduk lalu mengangguk lesu. "Huuuh iyah Ma." Ucapnya lalu pamit ke mertuanya dan mencium Putranya.

"Sudah?" Tanya Angga tak sabaran.

Dengan lesu Selin berbalik badan dan mengangguk. "Iyah."

Kini giliran Angga yang pamit ke mamanya dan putranya. Selin berdiri di belakang Angga menatap putranya yang tertidur di gendongan Mertuanya.

Setelah berpamitan mereka masuk ke dalam mobil yang di kemudikan supir Mamanya yang mengantar mereka ke bandara dan berlalu meninggalkan pekarangan rumah.

Selama perjalanan Selin menatap kaca mobil dan bertompang dagu disana. Angga melihatnya lalu mengelus tangan istrinya yang berada tergeletak diatas paha.

"Apa kita urungkan saja?" Tanya Angga sedih.

Selin langsung menoleh dan mengenggam tangan suaminya yang hendak melepaskan tangannya.

"Kok gitu sih Mas. Bukannya tadi kamu semangat banget."

"Tapi mana bisa aku semangat kalo kamu aja murung." Ucap Angga.

Selin terdiam ia merasa bersalah. Lalu kemudian ia tersenyum menepuk tangan suaminya membuat Angga menoleh.

"Yaudah. Aku nggak akan murung lagi kok." Ucap Selin semangat.

Angga menoleh dan tersenyum. "Makasih yah Yang udah mau nurutin permintaanku."

"Perintah Mas adalah laksanaku." Ucap Selin lembut.

Angga tersenyum lebar menyuruh Selin mendekat dam mencium kening istrinya. Lalu ia menyandarkan Selin ke dadanya.

"Perjalanan ke malang bakal lama. Kamu tidur aja gih."

Selin menggeleng. "Nggak ah. Nanti naik pesaeatnya gimana?"

"Nanti aku gendong."

♡♡♡

Setibanya di kota dingin itu. Angga dan Selin langsung menuju hotel bintang lima yang sudah di persiapkan Angga.

"HAH! Capeknya."

Selin yang sedang menata Koper menoleh menatap Suaminya yang tidur tergeletak di atas ranjang. Selin melangkah menuju kaca kamar hotel dan keluar ke balkon yang luas dengan segala fasilitas itu. Ia mendekati pagar pembatas se-Dada.

Mereka tiba di kota batu ini pada malam hari. Udara yang dingin begitu menusuk kulit Selin. Selin menatap sekeliling dan berdecak kagum.

"Cantik banget pemandangannya. Malam aja begini apalagi kalo pagi." Gumam Selin.

Dibelakang hotel terdapat bukit yang sangat asri tapi sayangnya kamar mereka menghadap ke arah depan Hotel yang bertingkat sepuluh tersebut.

Tiba tiba ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Hangat. Dan satu kecupan di pelipisnya.

"Kamu kok di luar. Dingin loh."

"Ada kamu jadi hangat." Ucap Selin merapatkan dirinya di dekapan Angga.

Angga tersenyum membalik badan istrinya. "Masuk ke dalam yuk. Nanti kamu masuk angin gimana? Padahal baru nyampe. Emang kamu nggak capek apa?"

Selin tersenyum merangkulkan tangannya ke leher Angga sehingga ia mendongak menatap wajah tampan suaminya.

"Capek sih sedikit."

Angga menunduk mengecup bibir Selin sekilas. "Yaudah. Ayo tidur."

Mereka bergiring memasuki kamar dan menutup kaca balkon. Selin memutuskan membersihkan diri dengan air hangat sedangkan Angga yang sudah membersihkan diri memilih berbaring di atas ranjang.

Setelah beberapa lama Selin keluar dari kamar mandi memakai piama dan langsung ikut tiduran di samping suaminya.

Angga memeluk Istrinya erat. Padahal Selin sedang membenarkan Selimut membuatnya kesusahan bergerak. Setelah membenarkan Selimut mereka berdua terdiam.

Angga yang sudah memejamkan mata dan Selin yang masih terjaga. Ia menatap jam dinding menunjukkan pukul sembilan Malam.

Ia menghela napas membuat Angga yang belum sepenuhnya tertidur pun membuka mata mengelus kepala istrinya.

"Kenapa belum tidur hmm?"

Selin menghela napas. "Reva udah tidur atau belum yah Mas."

Angga menunduk mencium kepala istrinya. "Kan biasanya jam segini udah tidur."

"Aku takut dia rewel nanti ngerepotin Mama."

Angga tersenyum. "Mama kan tadi bilang. Nggak akan merasa terrepotkan oleh Baby Rev."

Selin menghela napas dan mengangguk lalu balik memeluk suaminya yang tumben kali ini memakai baju saat tidur.

"Tumben pake baju Mas?"

Angga mengedip. "Loh iyah baru nyadar. Pantas aja gerah rasanya."

Selin mendengus menggelengkan kepala saat Angga duduk dan melepas baju lalu kembali berbaring. Memeluk istrinya sehingga Selin bisa memeluk dada bidang suaminya.

"Yaudah. Tidur tidur tidur." Gumam Angga menutup mata.

Selin terkekeh renyah kala Angga menepuk nepuk pantatnya seperti sedang menidurkan Reva. Selin mendongak mengecup bibir Suaminya.

"Malam Mas."

"Malam juga sayang."

______________________
-𝓼𝓲𝓽𝓪𝓬𝓱𝓮𝓵𝓸𝓼-

ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang