15. Bertemu

675 26 0
                                    

HAPPY READING
.
_____________________

Tangis Selin berderai semakin kencang melihat suaminya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan alat bantu napas yang menutupi hidung dan mulutnya. Separah itu?

Dengan bergetar ia duduk di kursi samping bangkar Angga yang memejamkan matanya dengan damai. Mata kiri pria itu kebiruan membengkak dan beberapa bagian wajahnya terlihat membiru hasil tangan Alex dan Nathan.

Selin menangis membungkam mulutnya dengan telapak tangan lalu menaruh keningnya di samping tangan suaminya yang di infus.

Ia sendirian diruangan Angga sedangkan yang lainnya ada di luar ruangan. Saat baru datang tadi mereka memperdebatkan sesuatu dan Selin tak ingin tau karena difikirannya hanya suaminya.

Katanya Risky, Angga dibawa ke rumah sakit sejak Enam jam yang lalu. Dan ia baru tau.

Selin mengenggam tangan Angga dengan pelan takut mengenai selang infus yang tertancap di sana.

"Mas." Lirihnya.

Ia terisak mencium punggung tangan suaminya. "Mas, Bangun Hiks. Bangun Mas, Tunjukkan pada mereka kalau kamu nggak salah."

Selin menangis. Sebagai seorang istri yang bisa saja menaruh rasa cemburu ia berkali kali meyakinkan dirinya sendiri kalau suaminya tidak salah. Meski telinganya dengan sangat baik mendengarkan obrolan yang membuat luka Dihatinya datang kembali.

"Mas. Hiks."

Mata Selin terpejam erat menaruh keningnya di samping tangan Angga yang perlahan ia lepaskan genggamannya.

"Aku percaya kalau kamu nggak ngelakuin hal itu. Hiks. Bangun Mas."

Ada Senyum lemah terpatri saat Selin kembali menangis berkali kali menyuruh suaminya lekas bangun.

Ada pandangan sayu menatap kepala Selin yang bergetar di tundukannya.

Tangan yang semula lemah tak bertenaga perlahan dengan bergetar menyentuh rambut halus Selin seringan Kapas. Lalu tertaruh diatas kepala wanita itu.

Selin merasakannya dan langsung mengangkat tangannya membuat sang pemilik meringis karena gerakan refleks Selin membuat tangannya sedikit terjauh.

Selin kaget dam segera meraih tangan suaminya lalu mengelusnya lembut membuat ringisan itu hilang. Digantikan keheningan.

Kedua mata saling menatap dalam diam. Sampai lelehan bening kembali jatuh di pipi Selin. Dan juga sebutir air mata mengalir dari sudut mata Angga.

"Sayang."

Selin menangis hebat dan beranjak memeluk suaminya dengan erat. Berkali kali memanggil suaminya. Hatinya tersayat melihat dan mendengar suaminya yang menangis dalam pelukannya.

Dengan tergugu Selin mengurai pelukannya dan mencium kening Angga lalu menghapus air mata suaminya.

"A-aku nggak ngelakuin hal itu Yang." Suara bass Angga bergetar.

Genggaman tangannya pada Selin mengerat takut kehilangan dan ditinggalkan.

"A-aku nggak pernah berpikir melakukan hal seperti itu. A-aku nggak ngelakuin itu." Racau Angga.

"Kamu percaya sama aku kan? Hmm? Kamu percaya kan kalau tidak ada yang lain selain kamu? Kamu nggak akan ninggalin aku kan?"

Selin menangis. Melihat suaminya yang benar benar tidak ingin mereka berpisah.

"Kamu percaya aku kan?" Angga kembali menangis melihat Selin hanya bungkam dan menangis.

Selin mengangguk cepat menciumi tangan Angga yang menggengam tangannya. "Se-selin percaya Mas."

ANTIMEANSTREAM WEDDING (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang