part 7

239 9 0
                                    

"Merasa resah saat Ramai merasa Damai saat sepi"

Author POV

Saat ini nadia tengah menungu di halte sekolah untuk pulang tapi nadia sudah menunggu sekit 5 menit dan bis atau taksi tidak ada yang lewat

Kevin hari ini tidak bisa mengantar Nadia karena hari ini hari selasa waktunya kevin basket dito juga sama untuk Vira hari ini dia  izin karena omanya sakita

Nadia membuang nafas kasar dan akhirnya dia pasrah aja dia lebih baik jalan dari pada menunggu percaya(sebenarnya tidak ada yang percuma di dunia hanya saja diri kitanya saja yang kurang sabar) Author lagi ceramah nihh:D hehhh ok lanjut

"Gue ke taman aja kali yaa gak tau kenapa mood gue hari ini pengen ngeluh terus" Monolog Nadia sambil melangkah ke taman yang berada dekat dengan sekolah tidak dekat tidak jauh juga

Nadia duduk di kursi taman banyak sekali anak-anak yang sedang Bermani dengan kedua orang tuanya, nadia memikirkan gimana dengan orang tuanya yang tidak ketemu samapi saat ini Nadia benar benar merindukan kedua orang tuanya

Tida terasa air matanya meluncur bebas dengan cepat dia menghapus air matanya  dia akan kuat dia wanita kuat dia tidak akan menangis apapun hari ini dan kelak

"Kenapa gak dilanjutkan"

Nadia kaget dengan reflek Nadia menengok ke sumber suara dia mendapatkan sosok yang sering berdebat dengannya siapa lagi Kalou bukan devano

Ya devano mengikuti Nadia tadinya dia kan mengantarkan pulng tapi karen Nadia terlebih dahulu berjalan ahirnya devano meninggal mobilnya di  cafe dekat sekolah dan mengikuti Nadia dari belakangan

"Kenapa lo ada di sini" Tanya Nadia

"Tadi gue mau ngajakin lo pulang tapi malah belok ke sini yaudah gue ikutin aja" Jelasnya

Nadia hanya mengganggukan kepalanya mengerti

"Kenapa gak di lanjutin nangis yaa" Tanya devano

"Sepertinya percuma Kalou gue bohong dia pasti bakalan terus bertanya" Batin Nadia

Nadia tersenyum bukan tersenyum melainkan shanya seyum miring yang devano dapatkan

"Gue bukan anak kecil lagi Kalou harus nangis di depan orang"jawabnya

" Sepertinya lo butuh teman curhat "tawaran devano dengan sedikit basa basi

" Sepertinya gue punya buku jadi gue gk butuh teman curhat "

"Apa salahnya kalau lo coba"

"Gue balik"

Baru berberapa langkah Nadia pergi tapi tangannya sudah ada yang menggengam

"Balik bareng gue"bukan pertanyaan mau pun penawaran seperti menegaskan bahwa dia memang harus balik bersamanya

"Gue jalan aja"

"Gk ada penolakan di Kamus gue"

Devano langsung saja menarik tangan Nadia dengan lembut agar tangannya tidak memerah

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang