part 38

113 4 0
                                    

"Berjanjilah untuk tidak meninggalkan ku dan memory yang sudah kita buat"

2 bulan kemudian

Nadia pov

layaknya kehidupan dulu di mana gua selalu berangkat sekolah dan bermain hanya berbeda dalam bentukan saja

Semkin gue besar gue semakin tau gimana perjalanan kehidupan yang benar-benarnya dimana sangat sulit untuk mencari uang, bergaul dengan lingkungan baru, dan satu lagi mandiri

Setelah kejadian devano kecelakaan dan berambas Amnesia, nadia sering bolak-balik Indonesia-Australia devano pernah menegur buat gua tetep tinggal di Indonesia katanya merepotkan dan mengeluarkan biaya banyak, memang benar tapi mau gimana lagu gua sangat menghawatirkan keadaanya apalagi dia Amnesia sangat menghawatirkan

Dan yaa devano susah kembali beraktivitas, dan m lanjutkan study'nya lagi, dan gue sama halnya dia sekarang gue juga menjalani aktivitas gue

Dan kebetulan sekali hari ini gue berada di Rumah vira ohhh bukan lebih tepatnya kevin dan vira

"Mau makan apa nad" Tanya vira yang sedang berkutat di mesin dapurnya, sedangkan gue haha jangan tanya gue lagi selonjoran di ubin karena di luar panas banget guys

"Apa aja yang penting makanan" Teriak gue

Tidak ada satuan dari vira memang mama muda ini sudah terhanyut dalam mesin dapurnya

Gue mulai duduk sila dan mulai melihat yang sedang di lakukan vira yang pertama kali gue lihat vira sedang memasak air kaga dah maksud gue makasar telur balado

"Kevin mana ra" Tanya gue sambil cicilan semua masakan vira

Belum vira menjawab gue lebih dulu membuka suara"emm enak gue mau bawa balik ini ke rumah ya ra"

Gue lihat vira mendengus kesal dan gua hanya tertawa sebagai jawabannya

"Kevin di kantor, ngurus perusahaan lo" Ucap vira

Oh iya sebelumnya gue pernah bilang Kalou kevin lah yang memegang perusahaan serta aset aset milik keluarga gue

"Kapan pulangnya"

"Bentar lagi"

Gue hanya mengangguk paham, setelah itu gue bantuin nyonya muda menyiapkan semua yang di perintah nyonya mudanya itu

"Mandi sono nad" Titah vira

"Ok mommy" Gue sengaja mengejek vira sebab vira aga sedikit berbeda entah bawaanya itu vira kaya ketus dingin pendiem kek emak emak kontrak eh kaga deh

Ketika gue mau naik ke tangga gue dengan ada suara klakson udah gue tebak itu adalah kevin dan sebentar lagi bakalan ada adegan panas uhhh selama gue di suruh kevin buat temani vira kerena kevin yang keluar kota atau kuliah gue selalu melihat adegan-adegan yang apanya ah pokonya kek yang pernah di lihat nadia selama dia hidup

Nadia berdiri di perbatasan lantai dua, dan melihat ke bawah melihat adegan yang akan di lakukan kedua orang yang saling merindu pasalnya kevin baru saja pulang dari luar kota selama 4 hari

Vira membuka pintu dengan senyuman yang menggembang

"Buka pintu, peluk, dan....... " Gue balik untuk ke kamar yang sudah di siap kan khusus buat gua katanya sih iya khusus kata vira

"Nanti gue sama devano gimana yaa? "

Otak gue udah kaya kesetrum adegan tadi sial emang

"Ok Nadia demi otak lo yang udah banyak pasir mendingan lo mandi terus keramas"

***

Selama makan tidak ada yang di ucapkan sampai suara bas yang tidak lain tidak buka kevin membuka keheningan di meja makan ini

"Nad lo yakin gak mau megang aset boyok lo" Tanya kevin

"Lo cape ya vin" Ucap gue

"Bukan maksud gue itu lo anaknya semua harta warisan jauh ke tangan lo, dan satu lagi lo itu udah gede gak usah kerja di cafe lagi ada kewajiban lo di perusahaan itu, ingat bonyok lo yang udah bikin perusahaan itu naik pesat di bandingkan perusahaan yang lain"jelas kevin

Vira hanya menjadi pendengar yang baik ketika gue lihat vira dia tersenyum untuk meyakinkan gue

"Apa tidak bisa Kalou di undur setelah gue kuliah"

Gue belum siap untuk memegang kendali perusahaan milik bokap gue, gue terlalu larut gue takut perusahaan semkin hancur tapi di sisi lain gue gak boleh egois bukannya kevin juga anak tunggal dan dia di pastikan akan mewariskan semua aset milik keluarganya, huffff kalau sudah begini harus gimana?

"Nad mungkin yang di bilang kevin benar apa lo lupa kalau orang tua lo yang sudah mendirikan semua ini" Ucap vira meyakinkan

"Baiklah gue usahakan"keputusan gue susah bulat hari ini gue akan menyakinkan untuk melanjutkan perusahaan milik ayah dan bunda

Gue lihat kevin dan vira tersenyum seakan memeberikan semangat untuk gue

Ok gue bakal coba..

Setelah makan vira menyuruh Art untuk memrapihkan meja makan, dan yaa biasanya vira akan memberikan sendiri tapi tadi apa minta tolong

"Bi" Ucap gue ke art

"Iya neng kenapa, gak kekamar aja"

"Bibi punya anak" Tanya gue yang tadinya membantu bibi sekarang duduk di meja makan menatap art yang sedang merapihkan

"Punya anak bibi sekarang sedang menepuh study nya"

"Di mana bi"

"Di bandung, dia kerja sambil kuliah neng"

"Hebat ya bibi"

"Lah si eneng anak bibi yang kuliah kenapa jadi yang di puji bibi"

"Gini loh bi, mohon maaf bibi hanya bekerja sebagai art dan gajinya tidak seberapa di bandingkan yang lain, tapi bibi bisa memeberikan fasilitas pendidikan kepada anak bini, itu sangat membanggakan loh bi" Ujar gue memeng gue sangat bangga di saat faktor ekonomi art ini kecil bini ini masih bisa memeberikan yang terbaik kepada anaknya

"Makasih neng"

"Iya bi sama-sama, sini Nadia bantu lagi"

15:07
Sabtu, 7 maret 2020

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang