-ayusaras-
"Tepati janjimu Hun."
"Apa perbincangan kalian sudah selesai?"seorang pria mengenakan kemeja hitam dengan lengan kemeja yang dilipat menghampiri Irene dan Sehun.
"Ck, kurasa belum"pria tersebut memutar bola matanya kesal.
"Oh ya, dimana putraku?" Tanya pria itu lagi.
"Kau mengapa bisa disini?Apa kau mengikutiku?" Tanya Lisa dengan nada pelan.
"Astaga Lisa kau membawa putraku kesini dan itu tanpa persetujuanku. Aku ini suamimu atau bukan? Benar-benar sangat menyebalkan. Aku jadi menyesal menikahimu."ujarnya pria tersebut asal dengan wajah marah yang dibuat-buat.
"TEN! KAU DIMANA NAK? DADDY DATANG MENJEMPUTMU!"teriak pria tersebut sambil menyusuri setiap penjuru rumah milik Sehun.
"Bambam!"teriak Lisa yang tak dihiraukan pria tersebut.
"Mengapa kau tak minta izin pada suamimu dulu jika kau mengajak Ten kesini? Dia akan berpikir macam-macam tentangku."keluh Sehun.
"Jika aku meminta izin padanya dia tidak akan mengizinkannya jadi itu percuma Hun dan jika aku melawan akan ada pertengkaran hebat. Dan hari-hari sebelumnya juga kami pernah bertengkar walau aku sudah minta maaf padanya. Pria itu begitu keras, aku kesal dengannya."ujar Lisa sambil memijat pelipisnya.
"Ck"
Ten kini tengah berada di gendongan pria tersebut lebih tepatnya berada di dalam gendongan ayah kandungnya.
"Aku pamit pulang Tuan Oh Sehun. Mohon maaf telah menganggu waktumu dengan 'ISTRIKU'."ujar pria tersebut sambil menekankan kata 'istri' pada ucapannya.
"Papa, Ten pulang sama Daddy dulu ya, Mami masih mau disini?"tanya anak laki-laki tersebut pada Ibunya.
"Ten sama Daddy aja dulu pulang bisa kan? Mami mau bicara sebentar sama Papa Sehun dulu."ucap Lisa sambil menghampiri putranya di gendongan suaminya, ia mengecup kening putranya lalu tersenyum. Meski mendapat tatapan tajam dari sang suami Lisa tetap saja bersikukuh untuk tak pulang.
"Aku tunggu kau di rumah. Jangan sampai kau terlambat pulang!" Lisa mengangguk.
========
Di tengah keramaian taman kota, sosok wanita dengan raut kebingungan mencari keberadaan putrinya.
Cuaca begitu panas hingga membuat wanita tersebut sedikit berkeringat, beberapa kali wanita tersebut menghembuskan nafas kasar. Entah mengapa yang membuat putrinya tersebut menghilang?
Wanita tersebut adalah Irene, ia begitu kebingungan mencari keberadaan putrinya—Sherina. Irene menekan nomor seseorang di ponselnya.
"Halo" ucap Irene.
"Halo, ada apa Ren?"sahut seseorang di seberang sana.
"Hikss...Shei...dia menghilang"jawab Irene dengan air mata yang sedari ia tahan. Ia benar-benar sangat khawatir dengan putrinya.
"APA?!Mengapa Shei bisa menghilang? Apa kau sudah mencarinya di sekolah? Apa mungkin dia bermain ke rumah temannya?Kau sekarang dimana Ren?"terlihat jelas orang yang berada di seberang terlihat sangat panik. Dari suara miliknya saja sudah menjelaskan bahwa orang itu sangat panik.
"Aku di Taman Kota."
"Jangan kemana-mana. Tunggu aku disana Ren!"
"Baiklah."
Sambungan telepon pun terputus.
======
TBC
Hay hay!
Apa kabar dengan kalian?Maaf telat update, aku sibuk banget. Ini aku ngebut banget buatnya, bahkan kemarin aku sakit loh😭😭///curhat/
See you next chapter..👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Istri Pertama✔️
Fanfiction"Jika kau memang sangat mencintainya. Lalu untuk apa kau masih mempertahankanku?"-Irene. *** Irene gadis yang menjadi pihak yang paling dirugikan di Pernikahannya dengan Sehun-suaminya. Pernikahan yang terjadi tanpa cinta. Pernikahan yang terjadi ka...