"Jika kau memang sangat mencintainya. Lalu untuk apa kau masih mempertahankanku?"-Irene.
***
Irene gadis yang menjadi pihak yang paling dirugikan di Pernikahannya dengan Sehun-suaminya.
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta. Pernikahan yang terjadi ka...
Ranjang berukuran King Size itu terbaring sepasang suami istri yang tengah memadu kasih sampai tak mengingat tempat dan waktu sama sekali.
Akhirnya, tautan itu terlepas. Sosok wanita yang tak mengenakan satu helai benang pun tersebut terengah-engah selepas bercumbu. Si pria hendak menarik tengkuk sang wanita tapi buru-buru wanita tersebut memalingkan wajahnya.
"Aku sangat merindukanmu."kata Sehun sambil mengeratkan pelukannya pada Irene.
"Aku juga"
"Bagaimana dengan ronde kelima?"
Irene menghela nafasnya, menangkup kedua pipi Sehun dengan kedua tangannya. "Tidak bisa."
Mata mereka saling beradu, sama-sama ada keinginan untuk melakukan 'hal itu' lagi berdua. "Mengapa?"tanya Sehun dengan semakin merapatkan tubuhnya lebih dekat dengan Irene.
"Putri kita, aku harus menjemputnya sekarang." Sehun membelai wajah Irene lalu meraih ponselnya didekat nakas tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh Irene.
Sehun mengirim sebuah pesan kepada seseorang. Tersenyum kearah Irene mengecupi seluruh wajah Irene. Mulai dari dahi, pipi dan terakhir bibir Irene cukup lama.
"Sherina akan dijemput tenang saja."bisik Sehun ditelinga Irene.
"Tap—akh."Perkataan Irene terpotong. Sehun tersenyum miring, mendorong sesuatu yang memang sudah mengeras sedari tadi. Melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda.
***
Seorang pria menghela nafasnya kasar, memijat pelipisnya sebentar lalu melajukan mobil hitamnya ke suatu tempat. Masih dengan balutan kemeja yang dilapisi jas berwarna hitam pria itu masih setia menunggu seseorang, sesekali ia melihat jam pada pergelangan tangannya.
Cuaca yang begitu terik membuat pria itu berkali-kali mengucapkan sumpah serapah. "Ck, menyebalkan sekali."batin Pria itu.
Setelah beberapa jam pria itu tersiksa dengan panas terik matahari karena menunggu seseorang. Akhirnya, senyum pria itu muncul juga karena melihat seseorang yang ia tunggu terlihat batang hidungnya.
Tanpa babibu pria itu langsung menghampiri dan menarik pergelangan tangan kecil itu dengan cepat ke mobil miliknya.
"Lepasin!"Pemilik tangan kecil itu memberontak.
"TOLONG ADA PENCULIK!!!"teriakan itu berasal dari gadis kecil yang mengenakan tas berwarna pink bermotif kupu-kupu.
Tiba-tiba saja kerumunan orang mengelilingi gadis kecil itu. Menatap tajam kearah pria yang mencengkram kuat tangan gadis kecil yang berteriak tadi. "Tolong.."lirih gadis kecil tersebut dengan wajah hendak menangis yang dibuat-buat. Sehingga, membuat salah satu seorang bapak-bapak merasa iba.
Seorang bapak-bapak mendekat hendak menarik kerah kemeja pria bertubuh tegap itu yang berniat melepaskan cengkeram erat tersebut . Tetapi, tentu saja pria itu dengan cepat menahan dengan tangannya. "Apa wajah saya terlihat seperti sosok penculik atau seorang Pedofil?"kata pria itu sambil menghempas tangan bapak-bapak tersebut dengan kasar.
"Anak ini adalah anak dari kakak sepupu saya. Apa saya harus memperlihatkan kartu nama agar kalian semua percaya?!" Pria itu melepas cengkeram dari tangan mungil itu, melangkah menuju mobil meraih dompetnya dengan cepat.
"Ini kartu tanda pengenal saya!"
Bapak-bapak tesebut terdiam sebentar, lalu mengembalikan kartu tersebut pada si pemilik "Maaf kalo begitu, semua ayo bubar."Kata Bapak tersebut sambil membubarkan kerumanan tersebut.
"Adek lain kali nurut dong sama Om, nya." Ucap salah satu bapak-bapak tersebut yang hendak menolong. Hingga akhirnya bapak-bapak tersebut pergi.
"Sana teriak lagi?! Gue males anterin lo!" Pria bermarga 'Kim' itu melepas kacamatanya, lalu memasang wajah kesal didepan anak kecil yang berkuncir kuda.
"Maaf, Shei gak tau kalo itu Om. Om ada perlu apa?"tanya gadis kecil itu.
"Nggak usah banyak omong. Buruan sana naik!"
***
Irene memandang putrinya yang tengah melamun, memainkan boneka barbienya dengan raut masam.
"Hei, putri Mama yang cantik ini kenapa?" Tangan milik Irene mengelus surai putrinya, mengangkat dagu putrinya hingga Irene dapat melihat wajah putrinya yang hendak mengeluarkan air mata.
"Shei marah sama Mama? Maafin Mama ya. Mama bener-bener minta maaf tadi siang Mama ada urusan sedikit." Kali ini Irene berbohong pada putrinya sendiri.
"Ini gara-gara Papa kamu. Maafin Mama bohong sama kamu."batin Irene.
"Mama 'kan udah janji sama Shei bakal anterin ke taman bermain. Tapi, malah Om jelek yang jemput." Protes gadis kecil itu terlihat nada kesal dan raut wajah muram.
"Hiks...i-ngkar..hikss..j-anji."Irene memeluk putrinya, menghapus air mata yang membasahi pipi Sherina lembut. "Jangan nangis sayang. Besok Mama janji bakal anterin kamu."Irene mengecupi pipi Sherina sampai akhirnya gadis kecil itu sudah berhenti menangis.
***
Bae Sherina aka Putri Kesayangan Irene
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Jongin aka Kai sepupu Sehun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pendek? Ya maaf.
Ini nulis disela-sela kesibukan biasa aku sibuknya buat laporan apalagi dosennya cerewet:")