"Pagi Bu!" Sapa seseorang pegawai cafe Irene. Ya, Irene merupakan pemilik cafe tersebut.
"Pagi juga Joy" balas Irene sambil tersenyum kearah Joy yang notabenenya pegawai cafenya yang sudah 5 tahun bekerja dicafenya.
"Saya keatas dulu." Pamit Irene pada Joy yang membalas dengan anggukan kepala.
Irene melangkah keatas yang merupakan ruangannya. Meninggalkan pegawainya tersebut. Seperti biasa setelah membuat sarapan untuk suaminya, ia akan berangkat kerja. Ia tak pernah lalai akan tugasnya sebagai seorang istri. Walaupu kenyataannya kewajibannya selalu diabaikan oleh suaminya tersebut.
***
Drtt...Drrt...Drrt...
Ponsel milik Irene berdering menandakan satu panggilan masuk. Irene meraih ponselnya dan langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Kak"
"Iya?"
"Kakak lagi dimana sekarang? "
"Di cafe. Emang kenapa ?"
"Aku kesana ya. Sekalian aku juga mau makan siang bareng Kakak. Aku kangen banget sama Kakak."
"Iy—" balas Irene tapi belum juga ia mengucapkannya panggilan tersebut sudah diputuskan sepihak.
***
"Ewnak bwanget iwni Kwak. Kwakwak nggwak mwakan?"ucap gadis yang kini tengah berada dihadapan Irene.
"Habisin dulu! Baru ngomong." Tegur Irene pada Yeri—selaku adik iparnya. Ya, Yeri adalah adik iparnya yang merupakan adik kandung Sehun. Entah, mengapa sejak pertemuan pertamanya dengan Yeri mereka sudah langsung akrab. Adik iparnya adalah satu- satu orang yang mengerti dirinya sekarang.
"Hwabisnywa ewnak Kwak." Ucap Yeri sambil melahap sepotong Pizza yang ia pesan tadi. Dengan cepat ia meneguk es jeruknya lalu meneguknya hingga tandas.
"Yeay, Yeri udah kenyang. Kakak yang bayarin ya"ucap Yeri sambil menyengir tanpa dosa.
"Kakak bisa bangkrut kalo kamu minta traktiran terus."sindir Irene.
"Hehe. Kak Iren paling baik deh paling cantik . Kakak ipar yang terbaik didunia."ucap Yeri sambil beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk Irene erat.
"Le-pa-sin Ka-Kak se-sak Ye-r!"
"Maaf Kak spontan tadi. Kalo meluk Kakak rasanya nyaman banget deh."Sahut Yeri
"Apa hubungannya?"Tanya Irene bingung.
"Ada dong. Apalagi punya Kakak besar."ucap Yeri yang membuat Irene mengerutkan keningnya.
"Ah masa sih Kakak nggak ngerti. Ituloh punya Kakak, aku aja nggak sebesar Kakak." Ucap Yeri sambil melirik kearah bagian dada Irene. Irene yang sedari tadi tak mengerti ucapan sang adik iparnya pun langsung mengerti karena tatapan mesum sang adik pada bagian dadanya.
TAK!
"Aduh sakit Kak" ringis Yeri sambil memegang dahinya.
"Rasain! Siapa yang ngajarin kamu mesum gitu?" Ucap Irene dengan muka marahnya.
"Aku bener kan. Kak Sehun pasti udah megang setiap hari kan. Punya Kakak lebih besar daripada aku."Ceplos Yeri yang membuat Irene geram.
"Udah kamu pulang sana!Ntar kamu dicariin Mama lagi."
"Nggak mau. Anterin Yeri dulu ke Mall Kak, baru Yeri pulang."
"Untuk apa?"Tanya Irene
"Jalan-jalan lah Kakak. Yakali nyuci baju di Mall."
"Bentar Kakak bilang pegawai Kakak dulu." Ucap Irene yang bangkit dari tempat duduknya.
"Gak usah! Kelamaan Kak Ren!"ucap Yeri lalu menarik tangan Irene dengan cepat.
***
"Huftt, kamu mau beli apa apalagi Yer? Kakak capek kamu ajak keliling mulu daritadi." Ucap Irene sambil menghembuskan nafasnya. Sungguh ia benar- benar lelah, karena sedari tadi adiknya mengajaknya memutari Mall.
"Kak Iren nggak seru banget deh. Yaudah Kakak disini aja, Aku mau beli sesuatu sebentar."ucap Yeri pada Irene.
"Kamu mau beli apalagi. Pulang aja yuk?!"ajak Irene yang hendak memasuki mobil.
"NO! Bentar aja Kakak, ini barangnya penting banget soalnya.Pliss Kak"Ucap Yeri sambil memasang muka memelas
"Yaudah kalo gitu. Kakak tunggu dimobil aja ya."ucap Irene
"Makasih Kak."ucap Yeri dan berlalu meninggalkan Irene didalam mobil.
Sudah setengah jam Irene menunggu Yeri didalam mobil. Tetapi, tak ada satupun tanda-tanda adik iparnya kembali.
"Yeri kok lama ya? Mungkin sebentar lagi datang . Apa aku susulin aja ya?Irene membatin.
Setelah lama berunding dengan diri sendiri. Akhirnya, Irene membulatkan tekadnya untuk menyusul Adik Iparnya kedalam Mall.
Irene melangkah menuju Kios Baju yang dikatakan sang adik ipar. Ia mulai mencari tanda- tanda keberadaan Yeri. Setelah, beberapa menit mencari Yeri akhirnya Irene menemukkan Yeri yang tengah berdiri sambil menatap lekat kearah seseorang.
Irene mendekat kearah Yeri. Tangannya menepuk pundak Yeri yang membuat sang empunya kaget."Kamu kok berdiri disini? Barangnya udah dapet belum?"Tanya Irene.
"I-tu a-ku u-dah k-ok K-ak." Ucap Yeri terbata- bata yang membuat Irene mengerutkan keningnya.
"Nih Kak." Ucap Yeri sambil mengangkat dua buah paper bag ditangannya.
"Terus ngapai kamu berdiri disini?" Tanya Irene lagi.
"E...i-tu se-benernya i-tu."ucap Yeri terbata-bata lagi.
"Emangnya ada apa sih? Coba minggir Kakak mau lihat, apa yang kamu liatin tadi." Dengan tangannya Irene menggeser tubuh Yeri. "Bukan apa-apa kok Kak. Kak!"
Yeri mencoba menghalangi Irene tapi tenaga Kakak iparnya itu lebih kuat.Mata Irene menangkap pemandangan yang sungguh membuat hatinya berdenyut. Entahlah dadanya begitu sesak sekarang, dan air mata sudah meluncur bebas membasahi pipinya.
"Yer, Ka-mu udah dapet barangnya kan?Kita pulang yuk!" Ucap Irene dengan matanya yang berusaha menahan sesuatu yang hendak berjatuhan.
Sorry for typo
Votment juseyoo....
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Istri Pertama✔️
Fanfic"Jika kau memang sangat mencintainya. Lalu untuk apa kau masih mempertahankanku?"-Irene. *** Irene gadis yang menjadi pihak yang paling dirugikan di Pernikahannya dengan Sehun-suaminya. Pernikahan yang terjadi tanpa cinta. Pernikahan yang terjadi ka...