12.Sebuah Surat

1.9K 72 3
                                    

Dia masih hidup, dia hanya butuh waktu untuk kembali

1 tahun kemudian...

Semenjak Deeva pergi, Ken terlihat sangat murung. Hari ini pun dia tidak berangkat ke sekolah dikarenakan suhu badannya yang panas.

1 Minggu yang lalu dia masuk sekolah di awal semester kelas 11, rasanya aneh sangat sangat aneh jika tidak ada sosok dia. Sudah 1 tahun dia pergi, tapi Ken belum merelakannya sampai saat ini juga. Dia bertekad dalam hati, 'Dia masih hidup, dia hanya butuh waktu untuk kembali' itulah kata-kata yang ia lontarkan setiap waktu.

Tok tok tok...

Ken menggeliat diatas kasur dan menoleh melihat Venby mamahnya diambang pintu yang tersenyum manis kearahnya. Ken membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Ada apa mah?" Tanya Ken.

"Makan dulu ya?" Ucap Venby dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur ayam dan segelas susu putih.

"Ken masih kenyang mah" ucap Ken.

"Makan yaa? Badan kamu kurus Ken, dua suap doang, apa mau mamah suapin" tawar Venby.

"Sendiri aja" ucap Ken sambil menyambar mangkuk yang ada dinakas.

"Jangan lupa minum susunya, mama keluar dulu" ucap Venby lalu pergi keluar kamar Ken.

"Hmm"

Malam hari...

Tok tok tok...

"Ken" sahut Venby.

"Hmm" gumam Ken.

"Ini ada surat"

Ken membalikkan tubuhnya menghadap Venby dengan alis yang bertautan.

"Surat?" Bingung Ken.

"Iya, nih" ucap Venby sembari menyodorkan amplop berwarna biru muda.

"Dari siapa?" Tanya Ken.

"Gatau, tukang kurir gak sebutin namanya, buka aja" ucap Venby lalu pergi meninggalkan Ken yang sedang bergelut dengan pikirannya.

"Surat? Dari siapa ya?" gumam Ken.

"Buka jangan? Buka jangan? Buka jangan? Buka? Jangan? Jangan buka? Buka aja deh" pikir Ken.

Ken kembali melihat amplop berwarna biru muda itu.

"Biru muda? Deeva? Nggak mungkin. Kok Lo jadi tukang halu gini sih Ken? Tapi... Deeva suka warna biru muda, apa ini ada sangkut pautnya? Ken tolol, yang suka biru muda bukan Deeva doang" batin Ken.

Kenneth diselimuti dengan rasa penasarannya, kemudian ia membuka amplop warna biru muda tersebut.

Hai Ken...
Apa kabar? Semoga baik-baik aja dong yaa...
Maaf ya... Pas Ken baca surat ini Deeva udah pergi jauh dari kehidupan Ken.
Deeva mau curhat ya? Boleh ga? Bolehin aja deh ya...
Ken udah cinta belum ama Deeva? Udah sayang belum ama Deeva? Pasti belom kan ya?! Hehe... Maaf ya Ken, kalo selama ini... Deeva selalu ngusik kehidupan Ken, Ken pasti gak nyaman dengan kehadiran Deeva selama ini.
Tapi mau gimana lagi? Deeva udah cinta ama Ken, Deeva udah sayang... Ken jangan salahkan cinta Deeva ya? Ken salahkan Deeva aja, karena cinta tak bisa disalahkan.
Ken jangan merasa bersalah... Ini bukan salah Ken kok, ini bukan salah siapa-siapa. Sebagian dari diri Deeva meminta untuk berhenti dan pergi, namun bagian yang lain meminta untuk tetap tinggal walau tersakiti. Deeva gak berharap Ken suka Deeva kok, Deeva berharap Ken gak benci ama Deeva. Ken ingat gak? Waktu Ken bilang jangan pernah berharap lebih? Itu salah besar Ken, Deeva memang sudah berharap lebih dari awal kita bertemu, Deeva pikir... Cuma Deeva yang berharap lebih, ternyata memang iya mwehehe... Bohongin perasaan sendiri itu gak enak Ken... Widihh anjayy Deeva jago puitis juga ya wkwk... Tolong bilangin ama curut-curut Deeva "Jangan rindu, karena rindu itu berat", salamin juga buat keluarga Ken...
Ken pasti bingung kan dengan surat ini?
Gausah bingung, nanti akan terjawab dengan sendirinya.
Deeva pergi? Iya Deeva pergi, tapi gak jauh-jauh juga perginya, takut nyasar nanti:v.
Ken jangan sedih yaa.
Deeva hanya pergi ke sebuah tempat.
Nanti Deeva balik lagi kok, janji deh, asalkan sediain karpet merahnya hehe...
Tunggu kedatangan Deeva, Deeva pasti kembali, Deeva janji.

Adeeva Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang