Alif kesal, pasalnya ia tak bisa berbuat apa apa karena Sarah dan Zahra sudah menentukan kemana mereka akan pergi. Mall! Alif tak suka mall, terlalu ramai dan jika kesana, mungkin akan banyak memakan waktu yang lama.
"Ra, kamu serius banget bacanya, aku
di cuekin""Ihhh apaan sih, aku lagi seru nih bacanya" protes Zahra
"Kamu baca apa sih?" Tanya alif sembari memperhatikan Zahra
"Naruto" ucap Alif dan Zahra mengangguk ringan
"Aku udah selesai bacanya, nonton juga udah"
Zahra mengangkat pandangan nya menatap Alif yang masih sibuk merapikan lengan kemeja nya
"Serius" tanya Zahra dan Alif tersenyum sembari mengangguk
"Terus seruan mana? Baca atau nonton?" Tanya Zahra antusias
"Sebenarnya jalan cerita nya sama aja sih mau nonton atau baca. Cuma beda feel aja. Aku sih lebih suka baca, karena bisa berimajinasi sendiri dan feel-nya lebih dapet. Tapi kalau nonton kan pure imajinasi orang lain."
"Sama dong kayak aku"
"Kamu nyontek, gak kreatif ihhh"
Zahra sepertinya cemberut di balik cadarnya dan Alif tertawa ringan sembari menggeleng
"Mau tau gak akhirnya gimana?" Tanya Alif dengan senyuman jail
"Gak mau, nanti kalau dikasih tau gak seru, gak surprise!" Ucap Zahra
"Diakhir nanti, Naruto ak-" ucapan Alif terpotong karena Zahra sudah mengambil ancang ancang akan melemparnya dengan buku, Alif tertawa ringan
"Kamu galak kayak sakura."
"Biarin, dari pada kamu resek kayak naruto"
Alif tertawa "harusnya kamu tuh manis, lucu dan imut kayak Hinata. Jadikan cocok sama Naruto yang resek dan nyebelin"
"Maunya kamu itu."
Alif tersenyum ringan, kemudian bergegas ke rak lain untuk melihat lihat buku mana yang cocok untuk di bacanya. Alif mengitari semua toko buku ini. Semua buku yang ada Disini pernah dilihatnya di perpustakaan KBRI jepang. Gak ada yang menarik. Ia juga melihat Sarah dan Zahra sudah berada di deretan novel. Ia hanya menggeleng kemudian mendudukan dirinya di kursi yang disediakan.
Kakinya pegal sekali, mengikuti Zahra dan Sarah muter muter tempat ini. Aldo juga belum terlihat dan Sebentar lagi Maghrib. Ia segera menghampiri Zahra dan Sarah pamit ke musholla mall untuk maghrib berjamaah. Alif menitipkan dompet dan ponselnya pada Zahra kemudian pergi.
Baru beberapa saat Alif pergi, Aldo datang. Ia beberapa kali menghubungi Alif, namun ponselnya ada bersama Zahra. Sarah mengatakan Alif tadi ke musholla untuk sholat berjamaah. Sedangkan Zahra dan Sarah lagi tidak sholat. Mereka mendapatkan hal yang istimewa sebagai wanita.
Tapi kata ilmuan, memang benar. Jika dua atau lebih perempuan bersahabat, mungkin masa menstruasi mereka akan berdekatan atau bahkan sama.
Setengah jam berselang, Alif dan Aldo sudah bersama sama menghampiri bidadari surga mereka yang ternyata sudah menunggu di depan toko buku dengan bodypack berwaran biru dan ungu. Sepanjang jalan ini Alif terus saja mengomel karena fasilitas mushola di mall sebesar ini sangat membuatnya kesal.
"Ihh udah Napa sih Lo ngomelnya, gue capek kali dengernya"
"Lo nih, kenapa pilih Nge mall. Gue gak suka mall" ucap Alif yang ngomel terus jalan nya sudah di depan mereka bertiga
"Alif"
Alif menghentikan gerakan nya dan melihat seseorang itu. Di ingatnya wajah nya pelan. Aldo sudah lebih dulu mengetahui nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejak Luka [EDISI REVISI]
Ficción GeneralSetiap porosnya, kehidupan selalu menempatkan pada dua sisi. Bahagia dan terluka. Tentang Alif seorang dokter yang menyamar menjadi arsitek dan memilih pergi ke negeri sakura untuk menyembuhkan luka. Melebur dalam romansa yang tercipta untuk menikma...