Lima puluh

116 6 0
                                    

Alif tetap tersenyum sembari mengingat lagi hal tadi. Zahra memang sedikit terbuka dan menghangat. Sifat nya sangat luar biasa menghangat sekarang. Rasa nyaman semakin diterimanya.

"Assalamualaikum"

Baru saja bahagia membayangkan banyak hal Alif harus di ganggu dengan suara Aldo bersama naufal yang sudah di gendongan nya. Teriakan Naufal membuat nya pura pura menutup telinga

"Daly jahaaattt"

Aldo Hanya tertawa riang karena Alif bisa membuat semua orang kesal dan bahagia bersamaan.

"Ehh Dady punya hadiah nih buat Naufal. Sana sama Dady kalau gak nanti gak di kasih"

Alif menatap aldo, tatapannya seolah meminta penjelasan atas apa yang baru ia dengar. Hadiah! Ia tak punya hadiah apapun. Tak punya coklat atau mainan. Hadiah apa maksud dari yang Aldo katakan ini. Naufal beranjak turun dari gendongan Aldo dan merangkak naik ke pangkuan Alif di kursi Zahra. Dan tangan nya mengisyaratkan meminta hadiah

"Taraaa"

Aldo mengeluarkan dua buah topi hitam, lalu memberikan nya pada Alif dan Naufal.

"Dipakek jangan gak dipakek yah!"

Alif hanya mengangguk dan memakai topi nya, begitu juga Naufal yang kali ini nurut saja. Mereka makan cemilan dan main game dari smartphone. Bersama naufal yang diberikan mainan mobil mobilan. Kacang dan makanan ringan serta kaleng berserakan.

"Ehh Al, gue lupa bilang sama Lo"

"Apaan"

"Tadi gue nemuin Naufal di kantin sendirian. Makanya gue bawa kesini"

Alif spontan melempar ponselnya. Menatap Aldo dengan tatapan mengerikan. Alif takut mbak Nisa dan mas Iqbal mencari Naufal dan juga Zahra. Ia mengangkat Naufal dan segera keluar dari ruangan nya.

"Gak beres Lo ahh" ucapnya sembari menutup pintu ruangan

Dengan langkah pelan dan nyanyian kecil Alif berjalan melewati lorong demi lorong, ruangan demi ruangan dan tangga demi tangga untuk sampai di gedung barat.

"Tadi naufal ngapai ke kantin"

"Ufal lapel daly"

"Trus tadi kok diruangan Dady gak makan?"

"Udah makan loti sama susu. Dibeliin om Aldo"

Alif mengangguk dan tersenyum kecil "sekarang kita liat eyang yah. Tapi janji dulu sama dady kalau nanti jangan kekgituu lagi."

Alif melihat Naufal yang mengerut kan dahinya bingung. Dia melihat Alif seolah meminta penjelasan. Anak jaman sekarang sudah maju dan pintar. Umur 2 tahun saja sudah begini tingkahnya

"Jangan lagi main main jauh dari mama, papa atau bunda. Gak boleh kekgitu yah. Bahaya Naufal. Disini banyak orang jahat"

Naufal menangis kencang. Alif makin bingung sekarang. Apa ia tadi menakut nakuti naufal salah yah? Atau terlalu berlebihan di zaman sekarang ini. Ia mencoba mendiamkan naufal

Sementara Zahra sudah berada 100 meter di belakang Alif. Melihat Alif dan Naufal yang sungguh membuat nya tenang. Tadi ia dan mas Iqbal di kantin untuk duduk bersama naufal namun karena kelalaian naufal berjalan jalan gak tau kemana tanpa pengawasan.

 Tadi ia dan mas Iqbal di kantin untuk duduk bersama naufal namun karena kelalaian naufal berjalan jalan gak tau kemana tanpa pengawasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menghapus Jejak Luka [EDISI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang