Beberapa orang berpakaian polisi sudah datang ke rumah sakit. Iqbal, Zahra dan umi masih disana dan belum boleh masuk. Sementara mbak Nisa sudah pulang melihat naufal.
"Selamat siang pak, saya ingin mencari pak Alif. Apa beliau"
"Alif tak disini. Dia tadi pergi. Kalian ingin menangkapnya? Ayo, aku akan bantu untuk mencari nya."
"Mas.." ucap Zahra menghentikan ucapan Iqbal dan membuat polisi tersebut menatap mereka heran
"Mau cari Alif kan ayo, setelah itu tangkap dia dan jebloskan ke penjara seumur hidup "
"Hmm maaf pak, kami ingin mencari pak Alif bukan untuk menangkapnya. Kami hanya ingin memberitahukan, bahwa pagi tadi, pak Handoko sudah meninggal. Sementara pak Wira memohon untuk di berikan keringanan mengikuti prosesi pemakaman."
"Maksudnya?"
"Pak Wira belum resmi di tetapkan sebagai tersangka dalam beberapa kasus. Yakni salah satunya adalah melakukan percobaan pembunuhan terhadap pak Nabil."
Iqbal lemas, ia menopang tubuhnya di tembok dan Poolisi yang datang itu menceritakan semuanya. Meringkus tersangka tunggal kasus kecelakaan yang menimpa Abi. Dari keterangan saksi, termasuk Alif yang menjadi saksi, yang juga jatuh ke dalam bawah kolong mobil truk depan nya membuat banyak hati orang merasa ngilu.
Wira! Lagi lagi pria itu membuat masalah. Berhasil membuat kekacauan di kantor Abi dan juga hidup Zahra. Dia berencana membuat perusahaan Abi bangkrut dan hendak mencelakai Zahra. Abi dengan orang kepercayaan nya meringkus lebih cepat segala rencana nya dan belum ter realisasikan.
Waktu itu Abi mengejar Wira dengan motor milik teman nya dan di temani sepuluh orang kepercayaan nya. Namun dengan rencana yang sudah di susun matang, salah seorang anak buah Wira berhasil menabrak Abi dari belakang dan disini lah Abi sekarang.
Sementara Alif berada disana karena menerima kabar Zahra sedang di sekap. Ia dan Raka segera meluncur ke alamat yang di tuju. Namun di tengah jalan ada mobil truk depan Alif yang nge rem mendadak. Sehingga Alif yang pikirannya tak fokus harus menerima resiko. Ia jatuh bersama motornya ke dalam kolong truk itu.
Ternyata semua ini hanya siasat Wira. Siasat Wira membuat semua menjadi kacau dan berantakan agar ayah nya bisa kabur dari penjara dan mereka bisa bebas berkeliaran.
"Selamat siang semua nya"
dokter Tama datang memeriksa kondisi abi yang masih dalam pengaruh bius. Alif juga sepertinya Barus sampai disana. Rambutnya basah seperti habis melaksanakan wudhu. Tak lupa juga dokter Tama mengacak acak rambut Alif seperti biasa dulu mereka bertemu. Lalu masuk kedalam.
"Gue mau minta maaf udah nuduh lo yang celakai Abi, padahal Lo yang nolongi abi Bahkan Lo juga terluka karena bajingan nya Wira" ucap Iqbal dengan nada sedih dan menunduk
Alif menggeleng kecil "santai lah mas gue juga gak kenapa Napa. Yang penting Abi udah dapat penanganan yang terbaik disini."
"Al," panggilan itu membuat Alif tersenyum
"Udah tau semuanya rupanya. Gue memang orang yang paling sering gagal jdi ucapan Lo bener banget." Ucap Alif sembari tersenyum kecut
Lima belas menit berselang di isi oleh obrolan yang sedikit membuka kejelasan tentamg Alif dan juga pemahaman zahra tentang alif. Kemudian keluarlah dokter tama dengan senyuman.
"Gimana keadaan Abi" tanya alif
"Semuanya sudah membaik dan stabil. Kita tinggal menunggu pak Nabil sadar saja" ucap dokter tama
Semua mengangguk mengerti begitu juga dengan alasan Alif.
"waktu selalu jadi obat penyembuh kan? Begitu katamu setiap orang baru saja selesai operasi" ucap dokter Tama dan membuat Alif tersenyum kecil dan mengangguk ringan kemudian pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejak Luka [EDISI REVISI]
Ficción GeneralSetiap porosnya, kehidupan selalu menempatkan pada dua sisi. Bahagia dan terluka. Tentang Alif seorang dokter yang menyamar menjadi arsitek dan memilih pergi ke negeri sakura untuk menyembuhkan luka. Melebur dalam romansa yang tercipta untuk menikma...