Hoseok tidak tahu kalau ibunya berkunjung ke apartemennya, dia juga tidak tahu kalau Haru terlibat percakapan dengan ibunya, tidak tahu Haru bangun terlambat dan diomeli ibunya. Hoseok tidak tahu itu karena Haru tak berniat memberitahu. Karena jika Hoseok tahu, suaminya itu mungkin akan merasa frustrasi. Hoseok pasti akan lebih posesif lagi padanya. Memang kenyataannya seperti itu, Hoseok tidak akan membiarkan Haru bertemu ibunya atau keluarganya yang lain.
Pernah suatu hari Haru tak sengaja bertemu dengan ayah dan ibu mertuanya di sebuah restoran. Haru dan Hoseok sedang makan malam di restoran itu, kebetulan saat itu Hoseok sedang pergi ke toilet. Haru ditinggal sendiri di mejanya. Lalu, entah datang dari mana, tahu-tahu ibu mertuanya itu menghampirinya.
"Haru? Benar kau Kim Haru?"
Haru tersentak kaget. Dia lantas berdiri seraya membungkuk sopan, dia menyapa ibunya itu dengan perasaan yang bingung sekaligus terkejut. "H-halo, ibu, ayah,"
"Sedang apa kau disini?" tanya wanita berumur itu.
"Aku bersama Hoseok oppa, tapi dia sedang pergi ke toilet. Ayah dan ibu, apa kalian ingin bergabung bersama kami?"
"Haruー"
"Tidak yeobbo," potongnya cepat. Ibu mertuanya memotong kalimat itu sebelum suaminya selesai bicara. "Haru, kenapa kau bisa ada di sini? Kau masih sempat makan di restoran mahal tapi kau tidak pernah sempat mengunjungi kami. Kau ini menantu macam apa?"
"Yeobbo, sudahlah, jangan seperti ini." suaminya pun tak didengar.
"Kau tidak memiliki sopan santun bahkan kepada suamimu sendiri. Seharusnya anakku tidak menikah denganmu."
Lalu keduanya pergi. Haru sempat memberi salam kepada ayah mertuanya, tapi beliau tidak mengatakan apapun.
Selepas kepergian keduanya, Haru duduk termenung. Dia merasa ini tak adil untuknya. Dia sudah berusaha keras untuk bisa dekat dengan mereka tapi Hoseok selalu menghalanginya. Dia bingung sekaligus heran dan juga terluka. Apa memang benar dia tidak berguna? Tidak punya sopan santun? Tidak beretika baik? Haru bahkan tak pernah berani menghela napas di depan Hoseok. Tak pernah memutar matanya meski jengah. Tak pernah menuntut apapun.
Hanya saja, tidak dengan yang satu ini, yaitu mengunjungi keluarga.
Apa ini salahnya? Apa ini memang tidak seharusnya terjadi? Pernikahan ini, seperti yang di katakan ibu mertuanya?
Karena Haru berani bersumpah pernikahannya bukanlah sebuah kesalahan. Haru mencintai Hoseok dan ingin menjadi istri yang baik untuknya.
Malam itu, Haru mendapat telepon dari Jiyeon, dia bertanya mengapa Haru tidak datang. Hoseok belum pulang bekerja saat Jiyeon menghubunginya. Itu mejadikannya lebih leluasa untuk bicara.
"Eonnie, maafkan aku, sesuatu telah terjadi."
Harusnya Jiyeon tak bertanya.
"Jinseok menanyakanmu, sepertinya dia merindukanmu."
"Benarkah? Dia sudah besar 'kan?"
"Iya, tahun ini dia masuk SMP."
Jinseok adalah anak pertamnya.
"Haru-ya, bisa kau datang ke rumahku besok pagi? Aku ingin sekali bertemu. Sudah lama sekali, aku takut Hoseok tahu kalau aku yang mengunjungimu. Naiklah taksi saat pergi nanti, kau mengerti?"
Haru setuju.
Saat sarapan pagi dia tak katakan hal itu kepada Hoseok. Mereka sarapan seperti biasa. Keduanya begitu hangat degan Hoseok yang sesekali menyuapi Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tickin' [Jung Hoseok]
FanfictionWaktu terus berdetak. Waktu terus berlalu. Awan tersebar di langit. Menuju lampu lalu lintas yang rusak. Marriage Life. Jung Hoseok Fanfiction. 20/12/2019.