Selamat pagi, Caro💜💜💜💜
Makasih sebelumnya udah bantu jawab yaa. Aku memutuskan untuk tidak terlalu buru-buru ketemu NC di cerita ini. Biarlah ngalir dulu sesuai ceritanya. Agak aneh nanti kalo aku tiba-tiba ngasih NC, soalnya cerita ini masih panjang banget lika-likunya :')
Sesuai janjiku, ini dia buat kalian.
Selamat membaca💜
***
Hoseok baru saja menyelesaikan pekerjaannya ketika Seokjin masuk ke ruangannya. Kakaknya itu tak bicara apapun dan duduk begitu saja di sofa dengan segelas cangkir kopi ditangannya. Hoseok sendiri tak bertanya ada apa, dia hanya melirik sekilas dan melanjutkan pekerjaannya.
"Kau tak ada pekerjaan, hyung?" tegur Hoseok.
Lama-lama, dia muak juga dengan suasana canggung dan hanya diam saja. Apalagi Seokjin yang dengan tenangnya menyesap kopi miliknya.
Sebelum menjawab, Seokjin menyesap kopinya sebentar. "Tidak ada. Apa kau sibuk?"
Keduanya masih merasa canggung, mungkin karena insiden yang terjadi malam itu. Hoseok dengan egonya yang tinggi tidak mau menatap Seokjin, pun sama halnya dengan Seokjin. Dia tak mau menjadi orang pertama yang melihat lawan bicaranya.
"Aku tidak, mungkin setelah jam makan siang aku akan banyak pekerjaan. Aku hanya memeriksa e-mail yang masuk."
Seokjin berdengung. "Sore ini aku ada rapat dengan tim perencanaan dan produksi. Apa kau akan ikut?"
Hoseok berpikir sejenak, "Kurasa bisa."
Seokjin bergumam, "Bagus. Kalau begitu, aku pergi dulu."
Hoseok tersenyum miring, begini saja?
"Hyung!"
Keduanya bertemu pandang. Kedua bola mata Hoseok bergulir ke segala arah ketika keduanya bertatapan.
Hoseok menggaruk pelipisnya sambil berdeham, "Maafkan aku," Hoseok kembali melempar pandangannya ke arah lain. "Aku keterlaluan. Maafkan aku."
Seokjin terdiam. Dia bangkit berdiri dari duduknya, memutari sofa untuk kemudian menghampiri Hoseok yang ada di mejanya.
"Aku tidak seharusnya menerima maaf darimu." Seokji terkekeh, "Hoseok, aku mengerti ini, tapi jangan membawa perasaan pribadi untuk urusan keluarga kita."
Hoseok mendongak, alinya menukik bingung. "Perasaan pribadi?"
Seokjin mengangguk, "Ya. Kau sudah keterlaluan, kau tahu itu. Aku tidak tahu siapa yang harus disalahkan, hanya saja, tolong untuk tidak berteriak lagi padanya."
Hoseok menghela napas, "Aku mengerti. Ibu hanya berusaha keras untuk hidupnya."
Seokjin mengulum bibir, "Dan untuk luka itu," Seokjin menuding lebam di wajah Hoseok, "Maafkan aku."
Hoseok terkekeh, "Lupakan saja. Aku ini lelaki, luka seperti ini tidak berarti apa-apa untukku. Hanya saja, rasanya sedikit sakit karena kau yang memukul."
Lalu keduanya tertawa bersama.
"Benar juga," kata Seokjin.
"Apa?"
"Sudah lama kita tidak minum. Malam ini, kau mau minum bersamaku?"
Hoseok diam sejenak, dia jadi teringat Taehyung. Jika keadaan sedang baik, mungkin mereka akan minum bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tickin' [Jung Hoseok]
FanfictionWaktu terus berdetak. Waktu terus berlalu. Awan tersebar di langit. Menuju lampu lalu lintas yang rusak. Marriage Life. Jung Hoseok Fanfiction. 20/12/2019.