Bagian 15.

697 112 25
                                    

Perihal kembalinya teman kencan di masa lalu, Hoseok tak perlu khawatir untuk itu. Namun yang menjadi masalah besar adalah keluarganya, lebih tepatnya ibunya. Hal itu adalah ancaman besar untuknya, dan juga untuk rumah tangganya. Ibunya cenderung agresif dalam segala hal yang menyangkut anak-anaknya, bahkan ia tak akan segan bermain kotor hanya untuk bisa mencapai apa yang diinginkannya.

Hoseok tak pernah menyukai sisi gelap ibunya. Dahulu, semasa kecil dan remajanya, Hoseok cenderung menjadi anak yang penurut, patuh terhadap apa yang ibunya inginkan, akan tetapi untuk saat ini, Hoseok tak mau lagi ada dalam kendali ibunya, Hoseok adalah pria dewasa yang sudah menikah sekarang. Hoseok memiliki visi dan misinya sendiri untuk hidup bersama seseorang yang ia kasihi dan ia cintai.

Bertemu dengan Haru adalah anugerah, kebahagian dan sumber kehidupannya yang nyata. Jika pada akhirnya direnggut, Hoseok yakin dia akan menjadi gila. Hoseok akan mati jiwa dan raganya. Maka, saat Seokjin, kakaknya itu bicara padanya perihal kesempatan untuk Haru lebih dekat lagi dengan keluarganya, Hoseok mau tak mau harus setuju.

Sebab itu adalah jalan satu-satunya.

"Kau harus memulai semuanya dari awal lagi. Harus."

Hoseok meremas jemarinya dengan gusar, membasahi bibirnya yang terasa kering sebelum menjawab dengan pelan, "Lau, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau hal ini berakhir dengan menyakiti Haru."

"Lalu jangan sakiti dia." Ucap Seokjin dengan tegas. "Ambil jalan terbaik, dekati ibu. Biarkan Haru melakukannya kali ini, maksudku benar-benar melakukannya."

"Aku, tidak yakin."

"Perlahan. Jangan terburu-buru, Haru perempuan yang baik, dia pasti akan mampu mengambil hati ibu."

"Hyung," Hoseok menggigit bibirnya ragu, "Kau tahu sendiri seperti apa ibu kepada istriku. Ibu selalu ada cara untuk menjatuhkan harga diri Haru."

Seokjin memberikan senyumnya untuk meyakinkan Hoseok, "Percaya. Kau harus percaya pada Haru. Kau ingat saat pernikahanmu waktu itu?"

Pernikahan yang ... Menyakitkan sekaligus membahagiakan.

"Sudah saatnya melepas semua rasa sakit itu, dan mulailah dengan membahagiakan Haru. Haru sangat ingin dekat dengan ibu, tidak peduli seberapa sakit yang dia terima. Bukankah dia sangat tulus untuk hal itu?"

Hoseok termenung. Sesaat dia merasa dirinya sangat jahat.

"Kebahagiannya adalah selalu bersamamu dan juga keluarga kita."

"Kau benar, Hyung. Kau akan mebantuku? Aku membutuhkanmu."

"Tentu saja. Aku merasa kasihan padamu, karena kau selalu merasa putus asa, kau tertekan. Kau yang membuatnya sendiri, jadi aku akan membantumu keluar. Tapi, bukankah Taehyung dan Jungkook sangat dekat dengan Haru?"

Hoseok mengangguk.

"Apa kau memikirkan hal yang sama denganku?" Seokjin menatap Hoseok penuh harap.

Hoseok mengernyit, "Itu sangat buruk. Haru adalah benalu. Ibuㅡ"

"Yak!" Seokjin berdecak marah, "Hilangkan pikiran itu!"

Hoseok menghembuskan napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke badan sofa yang ada di belakangnya. "Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu kepada istrimu sendiri?"

Hoseok terdiam.

"Jangan jadi pengecut. Jangan biarkan rasa takutmu menguasaimu. Kau mencintai Haru, jadi lakukanlah yang terbaik untuknya. Jangan pernah ragu padanya." Kali ini giliran Seokjin yang menghela napas, "Kenapa kau menjadi sepayah ini? Apa perasaanmu itu sudah membutakan semuanya?"

Tickin' [Jung Hoseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang