Manusia memiliki kebahagiaan taraf tertingginya masing-masing. Namun permasalahannya, apakah setiap orang sempat memikirkan konsep kebahagiaan yang ia miliki secara lebih mendalam? Apakah konsep kebahagiaan yang ia pegang, sudah sungguh-sungguh membawanya pada kebahagiaan?
Mengapa manusia ingin bahagia?
Hoseok memilih pilihan yang tepat. Kim Haru adalah perempuan yang luar biasa untuknya. Mungkin, jika dahulu dia tetap pada apa yang sudah orang tuanya tetapkan, Hoseok mungkin tak akan bahagia. Dia mungkin tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan.
Hoseok meragukan kebahagiaannya sendiri.
Namun, apakah Haru bahagia bersamanya?
"Haru?"
Hoseok keluar dari kamar dengan masih mengenakan piyamanya. Rambutnya sedikit acak karena dia baru bangun tidur. Suaranya serak dan dia berjalan dengan mata setengah terpejam karena dia merasakan perih ketika membuka matanya.
Saat Hoseok bangun, dia tak temukan Haru di sampingnya. Ini masih terlalu pagi untuk bangun, lalu di mana istrinya itu?
"Ke mana perginya dia? Ini masih jam lima subuh. Tidak biasanya..." gumam Hoseok.
Dapur menjadi tujuannya untuk mencari. Namun di sana juga tidak ada. Akhirnya dia memutuskan untuk diam di sana sambil meraih gelas yang sebelumnya sudah ia isi dengan air. Hoseok meminumnya setengah lalu menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Haru-ya..." serunya memanggil.
Terkadang Hoseok tidak mengerti Haru, dia bisa saja seenaknya meskipun terkesan berhati-hati. Hoseok selalu khawatir. Jika itu menyangkut Haru, Hoseok tak pernah merasa tenang.
Begitu Hoseok hendak meninggalkan dapur, dia mendengar suara pintu terbuka. Lantas dengan cepat Hoseok berjalan ke arah sana dan saat itu juga dia langsung disuguhkan dengan pemandangan yang mengherankan.
"Haru, apa yangㅡ kau habis dari mana?"
Dahi Hoseok berkerut bingung, dia dekati Haru yang terlihat kerepotan.
"Oppa, tolong pegangi ini," Haru menyerahkan sebuah tas jinjing kepada Hoseok yang diterima dengan bingung olehnya. Dia masih tidak mengerti.
Kenapa Haru membawa seorang balita di gendongannya? Dari mana dia pergi? Dan anak siapa itu?
"Sayang, aku tidak mengerti. Siapa dia? Kau dari mana?"
Haru tidak langsung menjawab, dia malah meminta Hoseok untuk diam.
"Akan kujelaskan nanti, tapi aku harus menidurkannya dulu, nanti dia bangun."
Hoseok mengekori Haru yang masuk ke dalam kamar mereka. Dahinya masih mengkerut dalam, dia letakkan tas jinjing itu di atas tempat tidur, lalu dia tarik tangan Haru setelah istrinya itu selesai dengan urusannya.
Balita tadi telah ditidurkan dan Hoseok perlu jawaban darinya.
"Haru, siapa dia?"
Haru meringis pelan, Hoseok bicaranya keras sekali.
"Oppa, pelankan suaramu."
"Iya tapiㅡ"
"Kita bicara di luar saja, ayo."
Haru meraih tangan Hoseok dan memintanya untuk keluar dari kamar. Haru juga merasa perlu menjelaskannya pada Hoseok.
"Dia Taeri, anak tetangga kita," kata Haru saat keduanya telah tiba di ruang tengah. "Aku akan menjaganya untuk sementara waktu."
"Hah? Apa maksudmu?"
"Tadi saat kau masih tidur, Aera eonnie menelponku. Dia meminta bantuanku untuk menjaganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tickin' [Jung Hoseok]
FanfictionWaktu terus berdetak. Waktu terus berlalu. Awan tersebar di langit. Menuju lampu lalu lintas yang rusak. Marriage Life. Jung Hoseok Fanfiction. 20/12/2019.