Bagian 18.

523 101 30
                                    

Pagi hari sekali, Haru dikejutkan oleh suara gaduh di luar kamarnya. Ketika Haru membuka matanya, tidak ada Hoseok di sampingnya. Ia mengernyit bingung dengan kedua matanya yang menelisik ke sekitar. Dalam benaknya ia bertanya di mana Hoseok dan suara gaduh apa yang terdengar dari luar.

Ketika Haru menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan hendak bangkit dari tempat tidur, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Hoseok muncul dari sana dengan masih mengenakan piyamanya. Rambutnya juga agak berantakan, dan wajahnya terlihat tidak menyenangkan.

"Oppa?" Haru mendudukan dirinya di tempat tidur sambil mengikat rambutnya asal. "Aku mendengar suara ribut dari luar. Ada apa?"

Hoseok menatap Haru sejenak, lalu tertegun, istrinya itu terlihat cantik dengan kemeja kebesaran berwarna putih miliknya. Rambutnya yang diikat asal itu menambah kesan seksi dalam dirinya. Lehernya yang jenjang nampak jelas terlihat, dan Hoseok tak sengaja melirik bekas merah di tulang selangka dan sekitaran leher kiri bagian atas. Lalu, Hoseok mengerjap dengan cepat. Ia mendadak merasa panas.

Teringat dengan kejadian semalam. Hoseok berdeham gugup, mengumpat dalam hati kenapa ia bisa menjadi gugup seperti ini. Haru terlihat berbeda dari sebelumnya.

"Apa ada sesuatu?" tanya Haru lagi.

"O-oh itu," Hoseok menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sementara Haru menatapnya penuh tanda tanya. Ketika Hoseok menyadari tatapan itu, Hoseok mendesah pelan. Pasti aku terlihat bodoh, pikirnya.

Akhirnya karena merasa tidak ada gunanya seperti ini, ia pun berjalan mendekati Haru dan duduk di sampingnya. "Aku tidak tahu apa yang mereka inginkan, tapi mereka menelponku dan memintaku untuk membukakan pintu. Mereka berisik sekali, Haru."

Haru megernyit bingung, "Mereka? Siapa?"

Hoseok menghela napas. "Jungkook dan Taehyung."

Haru terperangah, "Benarkah? Mereka ada di sini?"

Hoseok mengangguk dengan pelan.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam delapan pagi. Haru, maafㅡ"

"Jam delapan?!" pekik Haru kencang. "Kenapa oppa tidak membangunkan aku?"

Hoseok meringis, ia sudah menduga akan seperti ini. "Tidak, Haru, seharusnya aku minta maaf karena tidurmu jadi terganggu."

Haru merengut, "Oppa, itu tidak penting sekarang. Taehyung dan Jungkook ada di sini, dan lihat aku, aku masih saja berantakan."

Hoseok kembali meringis, ini diluar dugaan. Hoseok tak mengira kedua adiknya itu akan mengunjunginya sepagi ini. Ia bahkan berniat untuk tidur seharian dengan Haru. Tapi rencananya seperti digagalkan begitu saja.

"Aku akan mandi lalu setelah itu memasak," kata Haru sembari beranjak.

Hoseok menatap Haru yang hendak pergi, tapi tangannya ia tahan. "Tunggu."

"Ya? Ada apa?"

Untuk sesaat, Hoseok menatap Haru yang menatapnya bingung. Ia juga tak tahu ada apa, tapi sesuatu dalam dirinya seperti meminta untuk menghentikan Haru begitu saja. Ia tidak rela Haru pergi dari hadapannya.

Ia kemudian beranjak, melingkarkan tangannya di pinggang Haru kemudian menariknya untuk mendekat. Haru yang kebingungan itu dihiraukannya.

"Ke-kenapa?"

Haru menatap Hoseok dengan kedua mata yang mengerjap cepat. Bingung karena tindakan Hoseok yang tiba-tiba.

"Sebenarnya, aku tidak peduli tentang apa yang akan mereka lakukan."

Tickin' [Jung Hoseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang