Bagian 14.

641 120 23
                                    

Haru sangat berterima kasih kepada Jungkook yang sudah datang mengunjunginya, meski dia tak tahu pasti mengapa dan terkejut juga dengan kedatangannya, tapi Haru sangat senang. Dia jadi memiliki teman bicara dan dia juga menjadi tahu seputar menghentikan tangis bayi, itu terdengar konyol memang tapi Jungkook benar-benar andal.

Setelah tangis Taeri terhenti, Jungkook membawanya bermain bersama. Haru melihatnya dengan senyum gemas dan tawa geli ketika Jungkook lagi-lagi berhasil membuat Taeri tertawa. Taeri terlihat begitu ceria, Haru bisa meninggalkan keduanya tanpa khawatir yang berlebih di ruang tengah sementara dia kembali menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Dari arah dapur, sesekali Haru dapat mendengar suara tawa Jungkook dan celotehan Taeri. Meski dia tak bisa mengenyahkan perasaan tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Dahulu, saat sebelum menikah dia sempat mengajar dan menjadi guru TK, di mana terdapat banyak sekali anak-anak di sana. Seharusnya dia sudah tahu dan peka terhadap perasaan seorang anak, tetapi Haru seolah buntu ketika Taeri menangis beberapa saat lalu. Dia merasa malu untuk itu.

Apa yang salah dengan dirinya? Haru tak hentinya merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh.

Saat sedang mengiris daging, ponselnya tiba-tiba berdering. Haru segera mencuci tangannya dan meraih ponselnya yang berada di atas meja makan. Ketika melihat siapa yang menghubunginya, Haru tersenyum dengan begitu lebarnya.

"Oppa?" sapanya.

"Kau sibuk?"

"Hum, aku sedang memasak. Kenapa? Kau sudah makan siang?"

"Aku masih di ruanganku. Aku menelepon karena khawatir."

Haru tersenyum geli, "Aku baik-baik saja, oh, Jungkook juga ada di sini."

"Jungkookie?"

Haru mengangguk sembari bergumam.

"Kenapa dia datang?"

Haru mengernyit, "Aku.., tak tahu. Dia tidak bilang apa pun padaku. Hey, sudahlah, jangan marahi dia dengan alasan ibu akan mencarinya," katanya diikuti kekehan kecil. "Sudah lama juga bukan dia tidak berkunjung? Aku jadi punya teman bicara."

Di seberang sana Hoseok menghela napas, Haru yakin pasti suaminya itu masih mengkhawatirkan ibunya yang selalu keras pada anak-anaknya.

"Lalu, bagaimana dengan anak tetangga kita?"

"Maksudmu Taeri?"

Hoseok menjawab dengan dengungan, "Iya. Apa kalian baik-baik saja? Apa kau membutuhkan sesuatu?"

"Tidak, kami baik-baik saja. Kau tidak perlu merasa khawatir."

"Kau yakin?"

"Tentu, dia sedang bersama Jungkook sekarang. Mereka sedang bermain. Kau bisa dengar suara tawanya?"

Haru menolehkan kepalanya untuk memeriksa keadaan Taeri dan Jungkook. Keduanya masih betah bermain, Haru bahkan sampai geleng-geleng kepala karena Jungkook menempatkan Taeri di atas perutnya, membuat balita itu terkikik senang karenya.

"Hum, aku mendengarnya."

"Jungkook cepat sekali akrab dengan anak-anak."

"Tentu saja. Dia juga masih anak-anak."

Tawa Haru pecah, namun itu tak berselang lama karena Haru ingat sedang memasak dan nyaris melupakan kegiatannya itu. "Oh, oppa, aku akan menghubungimu lagi nanti. Tak apa 'kan?"

"Baiklah, sampai nanti. Aku akan pulang dengan cepat."

"Ya, jangan lupakan makan siangmu, suamiku."

Tickin' [Jung Hoseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang