Haru dan Hoseok duduk berhadapan. Di atas meja makan terdapat berbagai macam makanan yang dipesan Hoseok dari restoran favorit keduanya.
Setelah pengakuan yang dilakukan oleh Haru, perempuan itu jadi banyak diam. Hoseok sendiri tak ingin buka suara apalagi bertanya, dia nampak tak peduli dan terlihat tenang menyantap makan malamnya dalam diam.
Hoseok hanya akan melihat Haru sesekali ketika istrinya itu hanya diam sambil mengulum ujung sumpit tanpa berniat memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Hoseok tahu kalau istrinya itu sedang melamun. Maka, dia ambil alih sumpit yang sedang dikulum itu, digantikan dengan satu suapan potongan daging dengan nasi.
"Eung," Haru mengedip dua kali. Terkejut karena mulutnya tiba-tiba di jejali makanan.
"Makan," kata Hoseok.
Pipi sebelah kanan Haru mengembung. Dia kunyah pelan makanan yang ada di dalam mulutnya dengan mata yang tertuju pada Hoseok. Suaminya itu masih tetap tenang.
"Jangan menatapku seperti itu. Aku bukan makanan."
Uhukー
Haru tersedak. Dadanya dia pukul pelan dengan kepalan tangan. Hoseok yang melihat itu dengan sigap meraih segelas air miliknya untuk ia berikan kepada Haru.
"Apa yang kau pikirkan?" Hoseok meringis melihat istrinya yang kesakitan.
Haru menerima segelas air itu sambil terus terbatuk kemudian meminumnya dengan cepat. Sebagian dari air yang ada di gelas itu membasahi leher dan bajunya.
"Astaga, minumlah dengan pelan."
Alhasil, Haru kembali tersedak. Air itu masuk kedalam saluran pernapasan dan hidungnya. Haru terus terbatuk dengan merasakan sakit di hidungnya. Ujung matanya mengeluarkan air mata.
"Oppa, uhukー"
Haru menangis. Hoseok jadi kesal sendiri. Dia bangkit dari duduknya untuk mendekati Haru. Dia putar tubuh istrinya itu untuk menghadap ke arahnya.
"Apa yang ada di dalam kepalamu? Di mana Haruku yang begitu hati-hati saat makan?"
Haru diomeli.
Namun Haru tetap terus menangis.
Ada perasaan lain di hatinya ketika Hoseok mengomeli dirinya. Dan itu membuat Haru semakin ingin mengeluarkan tangisnya.
"Sekarang apa yang harus ku lakukan?"
"Oppa..." rengek Haru.
Oh, lihat, apa Haru sedang bersikap manja sekarang?
"Sudah, jangan menangis."
Punggungnya diusap lembut oleh Hoseok. Air mata yang keluar itu pun tak dia biarkan begitu saja. "Sakit ya?"
Haru mengangguk dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"Ada apa denganmu hari ini?"
Wajahnya ditangkup. Ibu jarinya sibuk mengusap air mata Haru yang masih saja keluar.
"Apa kepalamu masih sakit? Masih terasa pusing?"
Haru menggelang. Dia raih jemari Hoseok yang ada di wajahnya untuk ia dekap. Hidungnya masih terasa perih meski tidak separah sebelumnya. Dia menutup kedua matanya sambil merasakan betapa hangatnya telapak tangan Hoseok di wajahnya. Dia merasa nyaman.
"Jika hal itu yang mengganggumu. Maka lupakan. Jangan pernah kau bahas lagi."
Haru sontak kembali membuka matanya dengan cepat. Dia mendongak untuk tatap Hoseok yang entah mengapa terlihat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tickin' [Jung Hoseok]
FanfictionWaktu terus berdetak. Waktu terus berlalu. Awan tersebar di langit. Menuju lampu lalu lintas yang rusak. Marriage Life. Jung Hoseok Fanfiction. 20/12/2019.