Bidadari itu (1)

414 17 0
                                    


Perlahan-lahan langkah kaki itu pun semakin mendekat. Langkah kaki yang begitu halus tak terdengar suara sekecil apapun dari langkahnya. Membuatnya tak terdengar sampai di balik pintu kelas.

Pandangan kini hanya tertuju ke pintu kelas menantikan kemunculan yang tengah membuat mereka penasaran. "ayo masuk, jangan malu-malu." ucap pak roiz dengan gembira.

Akhirnya dengan perlahan sosok perempuan yang berjalan dengan melihat kebawah ini pun memasuki ruangan yang tenang ini.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir mereka. Mata mereka tertuju kepada sosok bersahaja yang tengah berdiri di depan mereka.

"waah...waahh..."

"subhanalloh."

"masyaalloh."

Betapa indahnya pemandangan yang alloh berikan kepada mereka. Hingga sosok bidadari ini mampu menyihir semua orang yang melihatnya. Namun, pandangannya masih tertuju pada lantai kelas yang cukup bersih.

"anak-anak, inilah yang namanya ratna." Ujar pak roiz mencoba menjelaskan identitas siswi ini. "Dia pindahan dari jakarta, sekarang dia....."

"maaf pak, mohon dengan hormat. Biarlah ning ratna sendiri yang memperkenalkan dirinya sendiri." saut salah seorang siswa yang didukung siswa lainya.

Pak roiz pun faham dengan maksud dari anak-anak asuhnya ini. Dengan mencoba memberi ruangan untuk ratna agar seluruh teman barunya ini mendapat kepuasan sendiri. "baiklah, ratna... perkenalkanlah dirimu." pinta pak roiz memberi kesempatan kepada siswi baru ini.

Ratna pun mengangguk menyanggupi pemintaan dari teman-teman barunya ini. Namun, indahnya. Pandangannya tetap melihat ke bawah dengan sesekali melirik ke seluruh ruangan dengan rona merah dipipinya.

"perkenalkan nama saya ummi ratna."

Suara yang indah itu membuat semua siswa putra terpesona akan kemerduan suara bidadari ini. Terasa mulut mereka terkunci seketika begitu mendengar suara ratna. Terasa tak ada satupun kata yang ingin mereka lewatkan.

Kecuali satu orang saja yang tidak mengetahui kejadian langka ini. Kesempatan yang telah ia sia-siakan hanya untuk tidur. Sahabatnya yang tengah mendengarkan suara bidadari ini merasa si asset ini pelu melihat pemandangan ini. Dengan harapan kebiasaan jeleknya bisa hilang atau sedikit berkurang. "eh.. Mam.. Mam... bangun... nih ada pemandangan bagus." gugah rizal sambil menikut imam yang masih terlelap.

Begitu berat terasa mata imam untuk terbuka. Terasa tak ada hal lain yang paling indah selain mimpinya. "ada apa sih zal?" Gerutu imam yang masih ingin menikmati tidurnya.

"itu lihat sendiri." jawab rizal memberi kode siapa yang ada di muka kelas.

Dengan mata berkedip-kedip. Imam hanya melihat obyek yang di maksud rizal dengan buram."Oh..." ucap imam menenggelamkan mukanya diantara bangku dan tangannya.

Betapa terkejutnya rizal mendengar jawaban dari teman sebangkunya ini. "terserahlah, pasti kamu nyesel sendiri." ancam rizal melirik imam yang tak tergoyahkan dengan tidurnya.

"hemmmm..." ujar imam menutup kembali kedua matanya. Tanpa memperdulikan apa yang di bicarakan disekitarnya. Bahkan suara indah inipun tak bisa menembus kemalasan imam. Hanya kantuk yang menjadi pemenang dalam ronde kali ini.

Berakhirlah perkenalan yang singkat ini. Semua kata-kata yang dari tadi ratna ucapan masuk dalam sanubai mereka. "semoga teman-teman semua yang ada di sini, dapat menerima ratna." harap ratna tulus mengakhri perkenalan singkatnya.

Pak roiz pun segera mencari tempat yang diantara seluruh siswi untuk ditempati oleh siswi baru ini. "baik ratna sekarang duduk dengan ela." ujar pak roiz yang menunjuk tempat yang kosong dijejeran siswi putri.

Ratna bergegas meninggalkan posisinya dan menuju ketempat yang ditunjukkan oleh sang guru. Hilanglah sosok bidadari itu ditelan tirai biru ini. Seluruh matapun mengikuti langkah manis itu. Rasa penasaran telah bersarang dihati seluruh siswa. Rasa ingin mengenal lebih jauh pun kini bersarang dihati mereka.

"baiklah keperluan bapak telah selesai. Semoga ratna betah dan kerasan sekolah disini, dan juga mendapat banyak teman." Harapan seorang guru terhadap murid barunya ini agar tidak canggung dengan teman barunya ini.

Tapi, tersirat sesuatu yang mengganjal dihati pak roiz. "ngomong-ngomong, perasaan dari tadi bapak tidak mendengar suara imam, dimana dia?" Tanya pak roiz mencoba mencari keberadaan imam dibarisan siswa putra.

"biasa pak, lagi mimpi jadi raja." Kata seorang siswa yang disusul tawa seluruh kelas.

Gelengan kepalalah yang kini menjadi kegiatan pak roiz melihat keadaan muridnya ini. "masyaalloh, ada saja kelakuan anak ini. Zal!" Tegas sang guru melihat teman sebangkunya imam.

Kena lagi, kena lagi. Itulah kata-kata yang tergambar dibenak rizal. "iya pak." jawab rizal yang kembali kena imbas dari perbuatan sahabatnya ini. Kini, rizal harus mempersiapkan telinganya untuk mendengarkan ceramah panjang dari sang guru. Terkadang, nasehat-nasehat yang seharusnya untuk imam. Malah sering kesasar di telinga rizal.

Panjanglah jam pelajaran kosong ini di benak rizal yang harus menjadi tumbal. "kamukan dekat dengan imam, tolong bujuk dia agar mengurangi tidurnya." saran pak roiz yang jengkel melihat kemalasan yang bersarang di anak didiknya ini.

"iya pak." hanya kata inilah yang dirasa rizal mampu mengakhiri ceramah dari pak roiz.

Dengan membawa secarik kemarahan. Pak roiz segera beranjak dari kelas ini. "ya sudahlah, wassalamu'alaikum." ucap pak roiz meninggalkan kelas yang begitu berkesan ini. Karena ada pasangan yang unik si rajin dan si malas.

Si rajin yang di sandang ratna sejak duduk disekolahan lamanya kini harus kembali ia buktikan di sekolahan barunya ini. Dan predikat si malas tentu saja dengan setianya melekat di benak imam yang sejak dari awal sekolahnya telah tidur sekian waktu.

"wa'alaikumsalam." jawab siswa-siswi dengan kompak.


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang