Penyakit Aneh (2)

308 12 0
                                    


Suasana di pondok putri pun tidak jauh berbeda dengan pola pengajaran pesantren putra. Mulai dari kegiatan diniyah, sorogan dan takaror pun dilakukan hampir sama persis dengan pesantren putra. Namun, ummi rofi selaku pengasuh tunggal pesantren putri ini pun memberikan ekstra khusus bagi santri putri yang mau menghafalkan al-qur'an.

Yaitu mereka di izinkan tidak mengikuti kegiatan takaror yang dilakukan setelah selesai sholat isya untuk mensyawir pelajaran yang telah di ajarkan oleh ustadzah-ustadzah yang rata-rata sudah hafidzoh ini.

Namun, mereka juga harus setoran di pagi hari nanti. Begitu pula dengan ketegasan istri pimpinan pondok ini untuk santri yang sedang di ta'zir atau pun yang melanggar peraturan pesantren. Beliau menegaskan bahwa peraturan di pesantren ini berlaku untuk semua santri, baik yang berada di tingkatan wusto, 'ulya dan akhir.

"rat, ratna.... Kesini." seru ela memberi isyarat kepada ratna yang sedang berjalan menyusuri jalan setapak yang tertata rapi dengan panjang yang telah melingkupi seluruh tempat dalam pesantren putri.

Dengan pandangan yang tetap terjaga, ratna mendekat kearah ela yang sedang duduk-duduk di serambi masjid bersaema seseorang santriwati yang begitu manis dan berpenampilan menarik ini."ada apa el?" Tanya ratna mendekat.

Akhirnya setelah sekian lama tak mendapatkan teman baru selain anak-anak kamar membuatnya mengembangkan senyum indah yang dapat mengikat semua pandangan. Ela dengan pengertiannya mengenalkan seseorang dari luar asrama mereka. Dan ratna berharap agar ini dapat menjadi langkah awalnya untuk berteman dengan setiap santriwati disini.

"sofi..."

"ratna..."

Ucap mereka berdua memperkenalkan diri mereka masing-masing sambil duduk berjajar di depan serambi.

Hari jum'ad memang hari yang paling dirindukan oleh seluruh santri disini. Karena setiap hari jum'ad mereka dapat terlepas dari kegiatan sekolah dan diniyah yang dilakukan sore hari. Hari yang banyak mereka manfaatkan untuk refreshing di tepi kesibukan mereka sebagai seorang santri maupun seorang siswa.

Kalau libur sekolah di sekolah di luar pesantren memang hari ahad. Namun, dengan keputusan pengasuh yayasan hari libur sekolahpun dibuat hari jum'ad untuk menghormati hari suci umat islam ini.hari dimana alloh mengawali menciptaan bapak seluruh manusia.

"mau pergi kemana?" Menanyakan tujuan ratna yang terlihat rapi dan membawa buku tulis di tangannya.

"mau ke perpus. Mencari buku."

Di pesantren nurul jannah pun terdapat sesuatu yang spesial dari pada pesantren lain. Yaitu ruang perpustakaan yang didirikan oleh abah rosyid di pesantren putra maupun putri. Perpustakaan yang dibangun dari dana hibah warga sekitar dan wali santri yang ikhlas memberikan bantuan dana maupun tenaga dalam pembangunan perpustakaan ini. Perpustakaan ini dibangun dengan harapan agar seluruh santrinya mampu memanfaatkan waktunya sebaik mungkin dari pada bergosip tak jelas arah tujuannya. Itulah kalimat yang diucapkan abah rosyid ketika mengesahkan perpustakaan ini.

"buku apa?" Tanya sofi mencoba memperhatikan percakapan antara teman akrabnya dengan teman barunya ini agar dapat menyairkan suasana sekaligus mulai menjalin tali pertemanan diantara mereka bertiga.

Ratna pun binggung menjawab pertanyaan dari sofi. Karena niatnya untuk pergi ke perpustakaan hanya untuk menghilangkan kebunekan yang ia derita takkala kesepian di dalam kamar.

Sudah banyak diakui oleh seluruh santri kalau hal paling menjenuhkan ketika hari libur adalah berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun. Dan opsi yang paling sering dan mudah mereka lakukan adalah sleep in this time.

Bukan yang namanya santri kalau tidak ada kreativitas. Kata-kata itulah yang sering membuat seluruh santri terseyum dalam setiap pengajian abah rosyid. Atas dasar itulah ada beberapa santri yang membuka usaha. Salah satunya pameran kesenian yang sangat didukung oleh pengasuh.

Melihat kebingungan dimuka ratna sofipun mencari alternative lain untuk mencairkan suasana. "sudah banyak teman belum?"

"belum." jawab ratna tertunduk malu akan kekurangannya yang masih takut untuk memilih teman yang mampu menemaninya dalam mengarungi perjalanan panjang di pesantren ini.

Ela menceritakan ke sofi kalau sebenarnya ratna ini paling takut untuk mengawali pembicaraan dengan orang lain, walau pun dengan muhrimnya. Makanya seminggu di pesantren ini ratna tidak pernah lepas dari buku novelnya yang menemaninya dalam sepinya.

Senyuman manis inipun terpancar di bibir sofi yang berbinar. Ia memaklumi tingkah ratna ini. Karena ia pun dulu juga sama dengan ratna yang takut untuk berbicara dengan orang lain. Takut salah berbicara jika mengawali pembicaraan. "gak apa-apa, nanti pasti akan mendapat banyak teman kok." Hibur sofi dengan senyuman khasnya.

Ada hal yang belum diketahui ratna tentang sahabatnya ela. Hal yang dulu pernah menarik perhatiannya ketika mengijakkan kakinya di sekolah. "sof. Ada kabar baru nih dari imam." ucap ela memancing perhatian sofi dan ratna.

Bagai setetes embun yang membasahi tumbuhan. Mekarlah hati sofi mendapat informasi dari imam ini. Tanpa berfikir lama, sofi pun segera menanyakan kabar terbaru yang dibawa oleh ela.

Gigi yang putih itu pun menghasi senyuman ela yang tersirat maksud didalamnya. "eit.... Rahasia donk...." Ujar ela menutup mulutnya agar tidak keceplosan. Agar informasi yang ia bawa tetap menjadi suatu asset yang bernilai tinggi.

"lah.... Masa sama teman sendiri kaya gitu." ujar sofi cemberut. Menilai ela terlalu pelit kepadanya. Ratna yang menjadi audient hanya tertawa kecil melihat tingkah sofi yang seprtinya sangat membutuhkan informasi dari orang yang sedang tutup mulut ini.

Senyum lebar berkembang diwajah ela takkala berhasil memancing perhatian dari sahabatnya yang selalu menunggu kabar dari si lazy boy.

Suatu keharusan bagi sofi yang sudah ia wajibkan apabila ada info terbaru dari si imam ini.sofi berani mengeluarkan uang dari dompetnya apabila ada informasi tentang imam yang ada sangkut pautnya dengannya.

Pernah sofi tertipu ketika imam menjawab salamnya. Ia telah mengeluarkan sejumlah uang untuk mentraktir makan sang informan. Namun, ternyata informasinya itu hanya isapan jempol semata. Dan orang yang melakukan itu adalah sahabatnya sendiri, tidaklain dantidak bukan adalah ela.

"kamu taukan, kalau sekarang imam sudah tidak pernah tidur lagi dikelas?"

Sofipun mengiyakan perkataan ela agar cepat menyelesaikan info yang ia bawa.

"nah, ternyata imam itu sedang mencari seorang wanita yang selalu menghantui hidupnya. Nah.... Jangan-jangan wanita itu kamu sof?" Ledek ela yang pas mengenai target sasaran yang tengah dicari oleh sahabatnya.

Mudah sekali bagi ela mencari informasi tentang imam jika ia mau dititipi salam untuk sofi dari penggemar setianya. Tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat imam sendiri yaitu rizal.

Kini ketika cinta sofi tak bisa ia miliki. Keinginan rizal yang kini berusaha ia wujudkan agar sofi selalu dapat tersenyum walaupun sakit yang ia derita. Ia berpendapat cinta tak harus memiliki. Namun, kebahagiaan sang kekasihlah yang patut tuk dilindungi.

Melihat muka sofi yang merah padam karena tersipu malu. Ratna pun juga ikut penasaran dengan wanita yang tengah di incar oleh si idola khalayak santriwati ini.

"ada satu hal lagi. Imam itu tengah menabung untuk membeli jaket yang tengah modis dikalangan santri. Tapi jaket ini sangat mahal, kira kira mencapai dua ratu ribu." ujar ela memandang sofi dengan serius.

Sofi kini hanya bisa termenung. Mungkinkah ia bisa membelikan sebuah benda yang tengah diinginkan pujaan hatinya. Benda yang mungkin ia bisa belikan dengan uang yang ia miliki sekarang.

Akhirnya ratna dapat menyimpulkan bahwa sofi benar-benar tergila-gila terhadap imam. Sementara si imam ini begitu naif tidak mau membalas rasa cinta tulus dari sofi. Apakah sosok sofi yang begitu manis, baik, dan rendah hati tak terhiraukan oleh si lazy boy.


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang