Nadzom-nadzom Cinta Jilid 1 [Completed]

Ruang Kelas (1)

Acara besar pesantren nurul jannah kini telah menutup bukunya dengan tausyiah dari abah rosyid sendiri sekaligus menutup acara yang lalu dengan doa yang di khitmati para hadirin yang hadir dalam acara itu.

Tugas selanjutnya yang tengah di pikul imam saat ini adalah menjaga dan memajukan nama almameter dalam lomba LCC yang akan di adakan sebentar lagi. Tapi, berbeda dengan yang lain. Ketika peserta yang lain tengah sibuk belajar, imam malah sibuk melamunkan sang bidadari.

Apalagi tiada kabar darinya setelah kejadian itu membuat imam menjadi tambah risau. Walaupun setiap sore udin memberitahukan keadaan ratna terkini, ia merasa belum cukuplah hal yang semacam ini.

"mam, mam."

"hem." jawab imam tak tertarik dengan kedatangannya sahabatnya ini.

Raut muka yang tak ingin di tunjukkan oleh rizal kepada sahabatnya. Wajah ke khawatiran yang sudah coba ia sembunyikan sekian lama, kini telah meluap mencapai puncaknya. "ada kabar buruk."

"kabar apa zal?"

"ratna sudah seminggu ngak masuk."

"kenapa ngak masuk?"

Kedua sahabat ini menduga di balik bungkamnya ela, pasti ada sesuatu yang tidak ingin mereka tahu. Sesuatu hal yang ada hubungannya dengan mereka berdua. "ngak tau tuh. Tapi, tadi aku tanya ke ela, katanya dia ngak apa-apa."

Imam tak mungkin percaya dengan informasi yang ela berikan. Ia tidak percaya ratna tidak apa-apa. "gak mungkin kalau gak ada apa-apa." Ucap imam tak percaya. Walaupun raganya sehat tiada kekurangan sesuatu apa pun, namun jiwanya, tiada orang yang tahu kecuali ratna dengan Tuhannya. "apa mungkin karena kejadian di PM itu zal?" ujar imam melampiaskan semua kesalahan pada benaknya.

"kejadian di pasar malam? Apa mungkin?" tanya rizal yang tak membenarkan pernyataan imam.

Rizal menduga kalau ini semua pasti ada hubungannya dengan sofi. Karena mereka bertiga ela, ratna den sofi adalah sepasang sahabat. Dan ratna yang tak bisa membiarkan orang yang di cintai sahabatnya berpaling kepadanya.

"hal itu pasti mustahil zal."