Abah Rosyid (2)

159 6 0
                                    


Rasa malu yang begitu besar, kini bersarang di tubuh imam. Ia tak tau mau menjelaskan apa terhadap guru yang selalu ia junjung tinggi. Bentakan, atau amarahkah yang akan ia terima. Itu merupakan misteri dalam hidupnya. "assalamualaikum." Ucap imam setelah sampai di halaman rumah gurunya.

Memang sudah menjadi adat di pesantren ini. Tiada satu santri pun yang mau menapakkan kakinya di serambi rumah abahnya ini. Mereka begitu ta'dzim terhadap beliau. Dan mereka tidak akan melangkahkan kaki mereka sebelum abah mereka mengizinkan. Walaupun sebenarnya abah rosyid pun sedikit kasihan terhadap kebiasaan santrinya ini. Oleh sebab itu, beliau memasang bel di depan saka rumahnya. Agar santrinya tidak perlu melengkingkan suara mereka.

Pernah suatu ketika, ada santrinya yang mau izin pulang. Ia menunggu di depan rumah, ia tidak berani beranjak dari tempatnya berdiri. Karena ia beranggapan itu adalah suatu penghinaan bagi abahnya, jika ia berani mengundurkan diri. Ia sudah berkali-kali mengucapkan salam hingga tenggorokannya kering, apalagi terik panas yang mencoba keteguhan hatinya. Namun, tiada jawaban yang ia dapat dari arah ndalem.

Tak kala adzan asyar telah berkumandang. Abah rosyid yang beranjak untuk mengimami di masjid. Betapa terkejutnya beliau mendapati santrinya yang berdiri bercucur keringat di badannya. Beliaupun segera menanyakan apakah yang sedang di lakukan santrinya, sehingga menjadi seperti ini.

Si santri yang begitu bahagia mendapati abahnya ada di depannya. Semangat tubuhnya yang telah sampai puncak, membuatnya tak bisa lagi mengembangkan senyum kemenangan yang ia peroleh. Kesadaran yang telah kabur, membuatnya tak sanggup menahan tubuhnya. Dan akhirnya, abah rosyid yang tau tentang keteguhan santrinya itu membuatnya begitu bangga terhadap si santri.

"wa'alaikumsalam." Jawab seseorang dari dalam rumah, setelah imam menekan bel yang ada di sampingnya.

Terdengarlah suara khas pintu rumah yang sudah lama tidak di renovasi ini. Abah rosyid yang muncul dari balik pintu segera mempersilahkan santrinya yang telah di tunggu sejak tadi, agar segera masuk ke dalam rumahnya.

Dengan posisi lesehan. Abah rosyid yang berada di depan imam. Menatap imam dengan raut penuh kekecewaan. "taukan masalahnya?" Tanya abah rosyid melihat santrinya ini dengan santai.

Imam pun menyadari kesalahannya ini. Ia tak mungkin bisa mengelak, karena sudah ada bukti yang nyata di depannya.

"imam.. imam.." ucap abah rosyid sambil menggeleng-gelengkan kepala beliau. "Kamu itu anaknya pintar, cerdas lagi. Tapi kenapa kamu bisa terjerumus dalam masalah seperti ini?" sesal abah rosyid terhadap anak didiknya ini.

Kini, imam hanya memilih diam dari pada harus membela diri dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. Ia tak sanggup berkata melawan sosok yang paling ia segani di pesantren ini. Ia merasa diam adalah langkah yang paling terbaik di saat seperti ini.

"kamu tau tidak kisahnya barseso?" Tanya abah rosyid sambil membuka koran di samping beliau. "barseso itu adalah orang yang sangat hebat. Dia terkenal sebagai ahli ibadah dan banyak pula santrinya. Tapi hanya karena seorang wanita dia sekarang jadi ahli neraka." tambah abah rosyid sambil membuka halaman koran paginya.

Dahulu kala, hiduplah seseorang ahli ibadah yang sangat terkenal ke plosok negeri. Ia yang hidup di gunung yang tinggi, selalu turun gunung dengan cara yang berbeda. Dengan keimanan yang begitu tinggi, ia di anugrahi angin sebagai kendaraannya. Tak di pungkiri lagi, banyaklah orang yang ingin menjadi muridnya.

Di sisi kegelapan yang lain, syetan yang merasa risih terhadap barseso ini. Mulai melancarkan serangan-serangannya, agar si barseso jatuh dalam lembah kenistaan. Namun, semua usahanya selalu kandas di tengah jalan. Yang membuatnya hampir patah semangat, tak tau lagi harus menjerumuskan si barseso dari sisi mana.

Malaikat di langit yang begitu mengagumi keteguhan hati barseso, mulai memperbincangkan barseso yang berhasil mengalahkan syetan. Namun, Alloh yang mendengar percakapan makhlukNya ini berkata lain. Alloh berfirman kepada malaikat bahwa pada akhir hayatnya, barseso akan menjadi ahli neraka.

Betapa bahagianya syetan mendengar kabar dari Tuhannya ini. Dengan semangat yang membara, syetan pun kembali kepada barseso dalam bentuk pemuda yang mau berguru kepada barseso. Dan dengan hati, barseso pun menerima sang pemuda tanpa curiga sedikit pun.

Berhari-hari syetan yang menjelma sebagai sang pemuda, beribadah tunggang langan tanpa beristirahat sedikit pun. Ketaqwaan yang di miliki sang pemuda, membuat barseso menjadi iri hati terhadapnya. Di selang waku yang begitu sempit, barseso memanfaatkannya untuk memperoleh rahasia si pemuda agar bisa beribadah sekhusyu dan selama itu.

Akhirnya sang pemuda menceritakan masa lalunya yang begitu kelam, sehingga membuatnya mengingat terus dosa yang ia lakukan ketika beribadah. Dan itulah yang membuatnya khusyu dan lama dalam beribadah.

Barseso yang menginginkan dirinya agar bisa seperti sang pemuda, akhirnya melakukan apa yang pernah di lakukan sang pemuda. Pertama, si barseso di suruh untuk membunuh, namun, ia merasa keberatan. Selanjutnya si barseso di suruh untuk berzina, namun, barseso masih merasa keberatan. Dan akhirnya barseso memilih mabuk sebagai dosa yang ia rasa paling mudah untuk di lakukannya, karena ia berfikir, mabuk ada akhirnya, sehingga ia dapat segera bertaubat dan melakukan ibadah seperti yang dilakukan sang pemuda.

Ketika sedang berjalan, ia melihat warung arak yang di jaga oleh seorang janda, yang mempunyai daya tarik luar biasa bagi setiap lelaki yang memandangnya. Pertama kalinya, barseso sedikit ragu dengan tindakannya. Ia masih merasa takut untuk melakukan dosa yang akan dia buat. Namun, karena ia tergiur oleh penampilan sang janda. Barseso pun masuk ke dalam warungnya dengan berpakaian kebesarannya. Yang membuat seluruh pengunjung yang lain lari keluar terbirit-birit.

Mulanya barseso meminta warung itu segera ditutup, agar tiada orang yang tau akan keberadaannya di sini. Sang janda yang begitu takut, menuruti segala permintaan dari tamunya ini. Selanjutnya, ia meminta sang janda untuk memberikan sedikit arak di gelasnya.

Ketika sang janda menyuguhkan pesanan dari tamunya ini. Barseso melihat sesuatu yang tak pernah ia lihat seumur hidupnya. Dengan penuh nafsu, barseso memandangi sang janda yang menggoda birahinya. Tak kala satu tegukan telah memasuki tenggorokannya, barseso merasa ingin menambah segelas lagi minuman yang ia pesan hingga berkali-kali.

Setelah matanya berkunang-kunang, barseso yang sedari tadi melirik sang pemilik warung, tanpa basa-basi melakukan zina dengan sang pemilik warung. Tanpa ia sadari, anak dari sang janda yang melihat kejadian itu, berteriak keras kaget melihat apa yang di lakukan barseso kepada ibunya. Karena takut kalau warga sampai tahu, barseso tanpa berfikir panjang membunuh anak itu beserta ibunya.

Di sisi lain, syetan yang telah berhasil menjerumuskan sang ahli ibadah. Kini memanggil seluruh warga desa agar melihat kejahatan yang dilakukan barseso di rumah sang janda. Tanpa ada kata-kata pembuka, warga yang melihat dua mayat di samping barseso langsung menghakimi pembunuh tersebut. Kemudian atas usul salah seorang warga, barseso pun di salib di tengah-tengah kota, agar seluruh warga dapat mendapatkan ibrah dari sang pembunuh ini.

Syetan yang begitu gembira, membujuk barseso agar beriman kepadanya. Dan sebagai imbalannya, ia akan di bebaskan dari hukumannya itu. Barseso yang sudah sangat menyesali perbuatannya, tanpa berfikir panjang langsung menerima penawaran dari sang syetan. Namun, Alloh berkehendak lain. Malaikat izroil datang mencabut nyawa barseso tak kala ia sudah beriman kepada syetan. Akhirnya barseso di masukkan dalam nerakaNya yang abadi persis seperti apa yang di firmankanNya.

"Bukannya abah ngelarang hubungan lawan jenis. Tapi, abah merasa, kalian itu masih belum bisa menjaga dan menahan nafsu kalian. sehingga abah melarang hubungan seperti itu." Nasehat abah rosyid yang disampaikannya dengan pelan dan bijak itu. Membuat hati imam menjadi luluh tak membekas. "abah tidak akan bilang ke abahmu, abah tahu kalau kamu sudah bisa mengatur hidupmu sendiri. Tapi sebagai ta'zirannya, kamu harus membersihkan seluruh pesantren dan masjid selama satu bulan penuh." tegas abah rosyid mengakhri nasehat panjangnya.

"ya sudah kembali ke asrama. Pikirkan apa yang abah katakanan tadi, dan di resapi." perintah abah rosyid yang di iringi kepergian imam dari ndalem.

"assalamualaikum." Ucap imam meninggalkan tempat yang membuatnya akan menjatuhkan air mata.

"wa'alaikumsalam."


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang