CONFIDENT

19.4K 243 8
                                    

Siapa yang tidak mengenal sosoknya. Tampan sudah pasti. Kaya dan mapan tak perlu di tanyakan lagi. Sexy dan dingin tak perlu di ragukan lagi. Julukan sebagai Milioner sudah tak asing lagi di dengar.

Namanya, Felix Ardilando. Keturunan keluarga berdarah Korea membuat wajahnya nampak begitu soft untuk di pandang. Dan tatapan matanya bak elang yang mampu menghipnotis siapa saja yang menatapnya.

Dingin dan cuek. Itulah kesan pertama yang akan kalian lihat dalam cerita ini. Kesan itu akan begitu kuat kental tak terbantahkan saat berjalannya cerita.

***

Pertengahan musim semi ini. Jadwal yang begitu padat membuat pria tampan dengan sejuta misteri itu kini tengah melakukan perjalanan ke daerah London. Jangan tanyakan, apa saja bisnis yang dia kembangkan. Begitu banyak hingga tak dapat di desinfeksi kan.

Dia, pria tampan bermata hitam pekat. Dengan tatapan matanya yang tajam. Menghunus siapapun yang melihat ke arah matanya.

"Gerbang sudah di buka sir."

Ucapan dari salah satu anak buahnya membuat pria itu menoleh. Mendapati bodyguard nya yang tengah membungkuk siap menerima perintah.

"Ledakan bom kecil yang kita punya. Buat hancur rumah itu!."

Perkataan-nya itu adalah perintah. Desisan dingin-nya adalah ancaman. Geraman-nya adalah sebuah bencana.

"Laksanakan sir."

Pria itu menyeringai tipis. Tikus-tikus kecil itu membuatnya harus turun tangan. Dia tersenyum miring saat hitungan mundur itu terdengar.

"Satu.."

"Duaa..."

"Dan....Tiga.."

Duar... Duar...

"Luar biasa."

Kekehan itu terdengar menyeramkan. Aura di sana nampak begitu mencekam. Suara ledakan yang begitu dahsyat membuat gejolak di hatinya benar-benar merasakan senang. Kobaran api yang menyala adalah kawannya.

"See you tomorrow."

Selepas dari berkata seperti itu. Pria bernama lengkap Felix Ardilando itu bertepuk tangan seperti anak kecil yang bahagia saat mendapatkan mainan baru.

Julukan pembunuh tanpa perasaan begitu kental melekat dalam dirinya. Tak ada yang lebih istimewa dari rasa senang saat melihat kawan-kawan tunduk akan dirinya. Ya, hanya dirinya. Tak ada yang lain.

"Well. Cukup menyenangkan untuk hari ini." Kekeh Felix.

"Siapkan jet pribadi saya. Malam ini kita pulang ke Korea." Perintah Felix.

"Siap sir. Dalam lima menit jet siap berangkat." Tegas salah satu bodyguard nya.

"Nice." Pujinya.

Lima menit berlalu. Dengan gaya sombong dan congaknya. Kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya. Kesan erotis menambah saat kemeja hitam begitu melekat di badan atletis nya. Pemandangan yang luar biasa.

"Ada jadwal apa setelah ini?." Tanya Felix.

"Mohon maaf sir. Sepertinya anda tidak bisa pergi ke korea untuk malam ini. Jadwal pagi besok anda akan di adakan rapat untuk seminar di negara London." Balas sekertaris nya.

"Shit." Umpat nya saat tak mengingat jadwal itu.

"Oke. Batalkan penerbangan ini. Setelah dari seminar kita akan kembali ke Korea." Putus Felix.

"Baik sir."

Dengan langkah bak seorang model. Dengan tangan di masukan dalam sebelah kantung celananya. Dengan wajah dingin dan mata tajam. Felix bak seorang malaikat namun berhati iblis.

Wajah bisa menipu. Tutur kata bisa di palsu. Tapi sikap tak kan pernah bisa menipu . Diluar sana, banyak yang menjadi musuhnya. Tanpa kecuali.

Berbagai wanita menyerahkan tubuhnya secara percuma. Tapi apa daya, jika seseorang Felix tak begitu tertarik pada sosok wanita. Baginya wanita itu menyusahkan dan cengeng.

CONFIDENT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang