{Jangan lupa tinggalkan komentar dan juga tekan bintang. Budayakan follow akun milik saya terlebih dahulu sebelum membaca. Selamat membaca reders ❤️}.
*****
Alana gadis itu berjalan dengan gaya elegannya. Menepaki setiap marmer putih itu. Rambut silver panjang di Charly.
Di sepanjang jalan, dia melemparkan senyum manis pada karyawan yang berada di sana yang menyapa nya dengan ramah.
"Pagi nona." Sapa office boy yang ada di depan pintu lift.
Alana hanya membalasnya dengan senyuman manis dan anggukan kepala. Dia menggerutu kesal saat tak mendapatkan jawaban dari telfon sebarang sana.
"Kemana sih tuh orang." Gerutu Alana.
Ting.
Pintu lift terbuka. Alana menyeritkan dahinya bingung saat mendengar beberapa pertikaian di dalam ruangan calon suaminya. Samar-samar dia mendengar namanya di sebutkan dalam pertikaian itu.
Alana mendekati ruangan Felix tanpa suara. Dia diam saat melihat ada seorang gadis blonde dengan gaun merah maroon itu sedang beradu mulut dengan Felix. Di sana pun ada Andi yang berusaha menahan emosi.
"Jadi maksud lo, Lo bersikap manis sama Alana beberapa hari ini karena atas permintaan bokap Lo dan Lo minta imbalan dengan Lo jadi pemimpin mafia di Italia?." Tanya Andi tak percaya.
"Iya. Gue harus bersiap lembut kalo kekuasan itu beralih pada gue." Santai Felix.
"Gila Lo. Gimana kalo dia dengar. Dia kayaknya suka sama Lo." Bentak Andi tak percaya
"Apa-apaan sih lo bentak pacar gue." Teriak Wanita itu.
"Lo yang apa-apaan. Lo ninggalin Felix saat Felix dulu bangkrut dan sekarang dia sukses Lo Dateng. Lo itu murahan. Dasar lonte." Hardik Andi sinis.
Tak ada yang menyadari kehadirannya. Tatapan miris itu ia tampilan begitu nyata seiring berjatuhannya air mata.
"Sakit sekali." Batin Alana .
"Gue harap Lo gak menyesal." Sarkas Andi kemudian dia keluar dari ruangan itu.
Tanpa sengaja andi menatap siluet bertubuh mungil dengan rambut silver itu berjalan menuju lift sambil memasang kacamata hitamnya. Andi seperti mengenal punggung itu. Seperti?
"Alana?." Tanya Andi ragu.
Alana melangkah keluar dari lift. Tatapan matanya tak ramah seperti biasanya. Raut wajah datarnya begitu kental melekat di wajahnya.
"Dasar brengsek." Umpatnya kasar.
"Alana." Teriak Andi yang memastikan apakah dugaannya benar.
Alana menoleh, menyeritkan dahinya bingung saat melihat Andi yang keluar dari lift berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa.
"Lo mau kemana?." Tanya Andi sambil menetralkan nafasnya.
"Pulang." Kata Alana.
"Lo gak ketemu Felix?" Tanya Andi ragu.
"Ahh iya. Tadi sih. Tapi gue ada telfon mendadak. Gue ada pemotretan jadi gak bisa. Sampek on aja ya." Kata Alana yang masih sibuk dengan handphonenya.
Andi menghela nafasnya berat. Dia kira Alana mendengar apa yang di katakan Felix di dalam ruangannya.
"Lo gak denger apapun kan?." Tanya Andi.
"Denger? Denger apa. Gue aja baru Sampek depan pintu lift." Bingung Alana .
"O-ohh..". Gagap Andi
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFIDENT ✓
Roman d'amourCerita ini berkonten dewasa dan mengandung unsur kekerasan. Warning!!!! Best rangking #1 Jimin 2020 #9 London 2020 #Romansa #cinta #Seks #hfcreaktions #Fantasti