Who?

9.5K 158 12
                                    

{Jangan lupa tinggalkan komentar dan juga tekan bintang. Budayakan follow akun milik saya terlebih dahulu sebelum membaca. Selamat membaca reders ❤️}.

***

Gadis berkepang dua itu mengedarkan pandangannya. Sesekali bibir mungilnya tersenyum saat mendapati ada temannya yang menyapanya.

Dia bukan gadis cuek dan sok dingin. Dia gadis ramah penuh ceria. Dia gadis cantik berlesung pipi manis. Dia gadis imut dengan senyum kelinci yang dia miliki.

Putih susu adalah warna kulitnya. Mata coklat terang adalah  ciri khasnya. Bibir pink alami adalah daya tariknya. Dan wajah cantik adalah nilai plus untuk kesan dirinya.

"Alana."

Pekikan seseorang membuat gadis bernama Alana Queenzia itu menoleh. Mendapati sahabatnya yang tengah berlari. Dia tersenyum kecil saat melihat wajah kesal dari sahabatnya ini.

"Gila Lo gue di tinggal. Lo gak lupa Ama sahabat Lo yang bohay ini kah?." Kesal gadis itu.

"Enggak Jen." Kekeh Alana.

"Hilih inggik jin." Cibir Jennie Anatasya.

"Katanya ada seminar ya?." Tanya Alana mencoba mengubah topik pembicaraan lain.

"Iya. Dan apa yang bikin heboh?. Yang bakal mimpin seminar ini katanya Milioner gila." Decak Jennie kagum.

"Lo tau dari mana?." Bingung Alana.

"Dari akun gosip." Cengir Jennie.

" Lo ikut begituan?." Tanya Alana tak percaya. Anggukan Jennie sudah menjawab dari pertanyaan nya.

"Udah ayok. Gue mau liat wajah tuh Milioner yang misterius." Seret Jennie membuat Alana mendecih lalu mengumpat kasar.

***

Berbagai tatapan itu ia dapatkan saat langkah kakinya pertama kali berpijak. Terdengar begitu tegas dan berwibawa.

Dengan jas biru yang di padukan dengan kemeja putih dan rambut silver-nya membuat semua mata tak bisa mengalihkan perhatian mereka. Seolah terkunci di dalam netra pekat itu. Benar-benar misterius namun begitu memabukan. Aroma maskulin tercium kuat seolah mengatakan untuk para gadis mendekati nya.

 Aroma maskulin tercium kuat seolah mengatakan untuk para gadis mendekati nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila. Itu cowok soft banget."

"Astaga gue mimisan liat wajahnya."

"Tolong gotong gue kalo pingsan. Aroma parfumnya bikin pusing tapi memabukan anjing."

"Tolong cubitin gue Dong. Siapa tau gue lagi di surga."

"Malaikat turun."

Berbagai pujian terdengar membuat pria itu tersenyum miring. Dalam hati dia mengumpat karena tatapan mata mereka yang sensual.

"Bunuh siapa saja yang menghalangi jalan saya."

Perintah adalah perintah. Bodyguard itu mengangguk saat mendengar perintah dari bosnya.

"Laksanakan sir."

***

"Aduh dah Dig dug gue." Ujar Jennie.

"Lo kan punya jantung. Jadi biasa dong kalo detak." Heran Alana yang tak paham.

"Bocil gak usah ikut campur deh."

Ucapan Jennie membuat Alana mengerucutkan bibirnya. Dia benar-benar kesal. Dia kan bukan bocil tapi gadis menggemaskan.

"Gila ganteng banget."

Pekikan Jennie membuat Alana mengalihkan pandangannya. Matanya bertubrukan dengan netra hitam pekat itu. Begitu dalam dan misterius. Dia seolah terjebak di dalamnya. Tatapan mata itu seolah menariknya untuk menyalami lebih dalam.

"Gila. Daebak lah. Malaikat turun." Girang Jennie.

Tatapan mereka masih saling mengunci. Tak ada yang ingin melepaskan. Begitu kuat dan menarik.

Felix merasakan sesuatu aneh saat menatap mata itu. Terasa tak asing baginya. Terasa familiar baginya. Tapi...apakah mereka pernah bertemu sebelumnya?

"Mr. Bisa di mulai?"

Pertanyaan itu menyadarkan Felix dari tenggelamnya dia dalam netra coklat itu. Benar-benar menenangkan. Selama hidupnya, dia tak pernah merasa tenang saat menatap netra seseorang. Kecuali?

Tidak. Felix buru-buru menggelengkan kepalanya. Bayangan malam itu benar-benar merubahnya. Meski hanya hitam pekat yang dia ingat. Tapi jeritan dan teriakan kesakitan itu masih terasa melekat di kepalanya. Seolah memberitahu, bahawa masalalu itu masih menghantuinya.

"Sir?."

"Ah ya?." Kaget Felix saat merasakan tepukan di bahunya.

"Anda baik-baik saja?." Tanya dosen itu.

"Oh ya." Singkat Felix.

Selama seminar di lakukan. Tatapan mata Felix tak bisa jika tak menatap netra coklat itu. Dan Alana pun sama. Tak bisa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Dia dibuat jatuh oleh netra itu.

"Aduhhh gue kek nya jatuh cinta sama pandangan pertama deh." Batin Alana.

"Jadi, saya ingin dari berbagai siswi di sini untuk bekerja di perusahaan saya sebagai sekertaris saya. " Beritahu Felix.

"Kalo jadi calon istri bapak boleh gak?" Tanya seorang siswi.

"Sudah mampu mencapai kriteria saya?." Tanya Felix tajam.

"Sudah dong. Saya cantik, saya pintar, saya suka memasak. Saya body sexy." Ujarnya membanggakan dirinya membuat semua yang ada di dalam ruangan itu mendecih kesal.

"Jika sudah memenuhi. Silahkan temui saya nanti.  Saya akan mengetes." Kata Felix.

"Bener?." Antusias siswi itu.

"Of course." Balas Felix sambil Smirk.

Alana yang melihat smirk itu terbengong. Aura misterius serta cool itu begitu melekat. Alana terus memandangi wajah tampan itu. Seolah terhipnotis oleh wajah itu. Mata alana tak sengaja menatap tato berukuran kecil.

"Scorpions?." Gumam Alana tak percaya.

"Dia siapa?." Bingung Alana tak paham.

CONFIDENT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang